Happy reading
Kejadian 10 tahun yang lalu....
Di sebuah kamar bercat biru muda, seorang wanita muda sedang bermain kejar-kejaran dengan seorang anak perempuan berusia 7 tahun.
"Anin sini dong makan dulu! Tante capek ngejarnya tau nggak!"ujar wanita muda itu dengan nafas ngos-ngosan, wanita itu lalu duduk di pinggir ranjang, anak perempuan itu adalah Anin sewaktu kecil.
Anin kecil yang tadi berlarian lalu menatap iba pada wanita itu yang terlihat lelah mengejarnya, akhirnya Anin kecil berhenti berlari dan duduk di samping wanita itu.
Wanita muda itu terlihat menghela nafasnya lega.
"Nah gini kan enak, tante jadi nggak capek ngejar kamu. Nurut dong sama tante, nanti tante beliin boneka buat Anin,"ujar wanita itu sambil menyuapkan makanan pada Anin.
"Anin mau nurut nggak sama tante?"tanya wanita itu, Anin kecil menggeleng polos sambil mengunyah makanannya, membuat wanita itu kaget.
"Loh kok gitu, padahal tante udah baik loh sama Anin, Anin minta apa aja tante turutin kan?"tanya wanita itu.
"Ayah, oma sama opa juga nurutin Anin kalau Anin minta apa aja,"ujar Anin.
"Tapi kan tante selalu ada buat Anin, tante yang ngurus kamu loh dari bayi,"ujar wanita itu yang tengah menahan emosinya, Anin kecil diam saja tidak memperdulikan perkataan wanita itu malahan sekarang sedang asik sendiri dengan bonekanya membuat wanita itu menggeram menahan emosi.
"Anin, tante mau tanya dong,"ujar wanita itu.
Anin menatap wanita itu sekilas lalu memainkan bonekanya kembali.
"Tanya apa?"hanya itu kalimat yang keluar dari bibir mungil Anin kecil. Wanita itu menjadi gemas terhadap Anin yang tidak melihatnya sama sekali.
"Lihat tante dulu dong, tante kan tanya,"ujar wanita itu sambil memposisikan Anin supaya menghadapnya.
"Anin mau nggak punya mama kaya tante?"tanya wanita itu.
"Mama? Anin nggak mau mama, Anin maunya bunda,"ujar Anin, oh ya Anin lebih senang dengan panggilan bunda, dari pada mama, ibu ataupun mommy walaupun maknanya sama.
"Eh iya Anin mau punya bunda kaya tante nggak?"tanya wanita itu sekali lagi dengan memasang senyum manisnya.
"Tante kan tante Anin, nggak bisa jadi bunda,"ujar Anin dengan polos.
"Bisa kok, kata siapa nggak bisa, Anin bilang dong sama ayah suruh nikahin tante, setelah tante nikah sama ayah Anin, Anin jadi punya bunda deh,"ujar wanita itu, tentu Anin yang masih kecil itu tidak begitu paham dengan apa yang di katakan wanita itu. Anin hanya menggelengkan kepalanya.
"Anin bilang aja sama ayah suruh nikahin tante!"ujar wanita itu terdengar memaksa.
"Apa yang kamu katakan Yana!!"ujar suara yang terdengar dingin didepan pintu kamar bercat biru muda itu.
"AYAH!"teriak Anin turun dari ranjang dan berlari menuju ayahnya yang masih berada di depan pintu.
"Sayang kamu main diluar dulu ya, ayah mau bicara sama tante Yana,"ujar Bagas, yang saat itu berusia 27 tahun, Anin mengangguk lalu berlari ke luar kamar.
Bagas menatap Yana yang merupakan adik iparnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Maksud kamu apa bicara seperti itu Yana!"ujar bagas.
"Bagas aku hanya_"Yana menunduk dan terlihat gugup menjawab.
"Hanya apa?!"
"Aku hanya ingin kamu menikahiku Bagas."ujar Yana dengan lirih tapi masih dapat didengar oleh bagas.

KAMU SEDANG MEMBACA
-
Romantik[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...