part 57

37.8K 2.2K 330
                                    

Awas meringis karena nahan geli di part ini 😂















              Sudah 30 menit Bagas memperhatikan wajah Alena dengan jarak yang begitu dekat. Saat ini Alena berada di dalam pelukannya tampak begitu pulas tidurnya membuat Bagas tidak tega jika harus membangunkannya walaupun saat ini tangannya terasa kesemutan karena digunakan sebagai bantal oleh Alena.

Bibir Bagas melengkung ke atas membentuk sebuah senyum lebar saat Alena mulai menggeliat dan akan membuka matanya.

"Good morning honey,"sapa Bagas setelah istrinya membuka mata.

Alena tersenyum simpul. "Morning sayang. Mas budah bangun dari tadi?"

"Udah, ada setengah jam mas lihat wajah cantik kamu."

"Nanti bosen loh mas lihat wajah aku terus."

"Ga bakal bosen dan gak akan pernah bosen. Mas malah takut kamu yang bosen sama mas karena lama-kelamaan mas pasti semakin tua."

Alena meletakan jari telunjuknya di depan bibir Bagas. "Mana mungkin bunda bosen sama ayah, Bunda malah cinta banget sama ayah. I love you ayah"

Pipi Alena bersemu merah saat mengatakan itu.

"I love you too bunda."

"Hem udah mesra-mesraanya?"

Alena dan Bagas sontak menatap Anin yang tengah duduk disofa.

"Loh Anin dari kapan kamu di sini?"tanya Alena.

"Aku di suruh nginep di sini sama oma,"jawab Anin..

"Anin, jangan di paksain kalau kamu nggak betah di rumah sakit, pulang aja sana kan ada bunda yang bakal jagain ayah,"ucap Alena.

"Ih bunda usir aku, ini masih subuh loh aku takut lah pulang sendiri."

Alena terkekeh. "Maksud bunda nanti saat sudah pagi."

Alena berusaha bangun dari tidurnya dengan di bantu oleh Bagas. Anin juga menghampiri brangkar mereka dan membantu Alena juga untuk bangun..

"Susah banget sih bund jadi orang hamil,"ucap Anin..

"Nggak susah kok kalau di nikmati."

"Em bund sini deh aku mau bisikin sesuatu,"ujar Anin.

Alena mendekatkan telinganya pada Anin.

"Loh kok pada main bisik-bisikan, ayah ngga di kasih tau,"ujar Bagas.

"Ini rahasia wanita, ayah nggak boleh tau,"ucap Anin sambil tersenyum meledek pada ayahnya.

"Bund, ayah marah nggak yah kalau aku ceritain semua ini adalah rencanaku?"tanya Anin.

Sebetulnya Anin merasa sedikit takut, takut ayahnya akan marah saat mengetahui jika semua ini adalah perbuatannya yang menyembunyikan Alena sampai membuat rencana jika Alena  meninggal.

"Bilang aja Anin, bunda yakin ayah nggak marah,"ujar Alena.

"Ayah marah kenapa?"tanya Bagas yang saat ini tengah memeluk Alena dari belakang sambil tangannya yang tidak di infus mengelus perut buncit Alena.

"Em ayah sebelumnya Anin mau minta maaf sama ayah.  Anin merasa kalau Anin yang sudah membuat ayah sakit seperti ini. Gara-gara Anin sudah menyembunyikan bunda,"ucap Anin dengan kepala menunduk.

"Maksud kamu? Coba cerita yang jelas ayah nggak paham."

"Em sebenernya Anin yang buat semua rencana ini ayah. Kematian bunda yang di pura-pura dan juga yang menyuruh bunda untuk bersembunyi dari ayah itu semua Anin yang buat rencana. Anin lakuin ini karena Anin ingin tau seberapa berharganya bunda untuk ayah."

Bunda untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang