part 20

78.4K 3.3K 19
                                    


Happy reading:))

Diperjalanan Alena tertidur, Bagas yang melihatnya tersenyum. Bagas  kasihan juga melihatnya pasti tidak nyaman tidur sambil duduk. Pria itu lantas mempercepat mobilnya agar cepat sampai rumah supaya Alena bisa tidur dengan nyaman di kasur nanti.

Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah, Bagas dengan cepat turun dari mobil dan langsung membopong Alena dengan pelan agar tidurnya tidak terusik. Diperjalanan kekamarnya bagas berpapasan dengan orang suruhan termasuk juga orang kepercayaan Bagas.

"Pak Bagas barangnya sudah saya taruh dikamar pak Bagas,"ujar orang suruhan Bagas, yang tadi disuruh untuk mengantarkan barang-barang Alena.

"Oke pak Agus, terima kasih"

"Sama-sama pak, Selamat ya pak atas pernikahannya semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah aamiin."

"Aamiin, kalau begitu saya antar istri saya dulu ya, takutnya nanti kebangun."

Rendi mengangguk lalu Bagas berjalan ke arah kamarnya.

Bagas merebahkan tubuh Alena pelan, Alena sedikit terusik tidurnya tetapi tidak sampai terbangun dia hanya berpindah posisi tidur saja menjadi miring.

Bagas mencium pipi istrinya, dan ikut merebahkan tubuhnya di belakang Alena, lalu memeluk Alena dari belakang dan menyelimuti tubuh mereka, Bagas yang juga lelah menyetir ikut tertidur dengan Alena.


**

"Eughh."Alena menggeliat, matanya berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk.

Ia melihat sekelilingnya dan sekarang sudah berada di sebuah kamar berarti mereka sudah sampai dirumah Bagas, Alena melihat kesamping melihat Bagas yang masih terlelap sambil memeluknya, lalu matanya melihat ke arah nakas melihat jam yang berada disana, jam sudah menunjukkan pukul 16.00 dan sudah waktunya memasuki sholat ashar.

"Mas, bangun yuk, udah waktu ashar kita belum sholat,"ujar Alena dengan menepuk nepuk pelan pipi suaminya.

Alena berhasil membangukan Bagas karena tak lama kemudian Bagas menggeliat dan membuka matanya.

"Eughh sayang sudah jam berapa?"tanya Bagas masih setengah sadar.

"Udah sore mas udah jam 4, kita mendingan mandi dulu ya mas setelah itu solat,"ujar Alena tersenyum manis sambil mengelus pipi suaminya.

"Mandi bareng maksudnya yang?"tanya Bagas menggoda Alena.

"Mas mesum. Maksudnya kita mandi itu mandi sendiri-sendiri, mas mandi dulu nanti giliran aku sehabis mas kayagitu,"ujar Alena sambil mencubit dada Bagas pelan, Bagas tertawa.

"Hahaha mas cuma bercanda."  Bagas lalu mengeratkan pelukannya pada tubuh Alena membuat Alena kesulitan bernafas.

"Mas sesak,"ujar Alena sambil menepuk nepuk punggung Bagas.

"Hehehehe maafin mas ya, sini mas kasih nafas buatan biar nggak sesak,"ujar Bagas dengan senyum menggoda untuk Alena, Alena malu mendengarnya, entah kenapa Bagas sekarang berbeda sekali tidak seperti waktu pertama kali bertemu.

"Mas mesphhtttt." Perkataan Alena terpotong karena sudah keburu di lahap oleh bibir Bagas yang menciumnya.

Setelah beberapa menit berciuman mereka saling melepaskan, Bagas mengelap bibir Alena yang  basah karena ciuman tadi.

"Udah ah mas sekarang kita bangun, yang ada keburu magrib nanti,"ujar Alena lalu bangun, Bagas juga ikut bangun.

"Kamu mandi dulu aja sayang."

"Iya mas." Alena berjalan menuju kamar mandi. Setelah Alena selesai mandi langsung bergantian dengan Bagas, dan mereka melaksanakan solat bersama.
...


***

Alena berada didapur sedang menyiapkan makan malam untuknya dan juga Bagas, mereka dirumah hanya berdua, karena bibi pulang kampung dari kemarin, dan hanya ada satpam saja yang berjaga didepan selama 24 jam.

Alena yang sedang mencuci sayuran dikagetkan dengan pelukan diperutnya dan dia sudah tau pasti Bagas karena tidak ada orang lagi selain mereka didalam rumah.

"Mas awas ih nanti lama masaknya, tadi bukanya mas bilang udah lapar,"ujar Alena sambil berusaha membuka tangan Bagas yang memeluknya tapi malah Bagas semakin mengeratkan pelukannya.

"Ya udah kita masak sama-sama aja ya, mas bantuin,"ujar Bagas sambil melepas pelukannya dan beralih berdiri di samping Alena untuk sama sama mencuci sayurannya, Alena tersenyum melihat Bagas yang sangat khusuk mencuci sayurannya.

Tak lama kemudian mereka selesai memasaknya, dan mereka memulai makan malam.




****

"Nggak asik ya mas nggak ada Anin kalau ada Anin pasti rame rumahnya."ujar Alena.

Kini Mereka sedang berada diruang keluarga menonton tv, dan tentu saja pengantin baru itu tidak henti hentinya saling  menempel  bahkan sekarang mereka sedang berpelukan di sofa.

"Entar rumah kita juga tambah ramai kalau Anin udah punya adik, benar  kan?"tanya Bagas masih menonton tv di hadapannya.

Alena menegang mendengar ucapan Bagas, ia jadi teringat janjinya yang kemarin dirumahnya. Dia sebenarnya masih sedikit ragu tapi dia akan mencoba tidak ada salahnya bukan, malahan ini adalah ibadah jika dilakukan dengan suaminya. Setelah difikir-fikir ia akan memberikan mahkota berharganya pada suaminya sekarang saja, lagipula mereka sudah saling mencintai. Alena juga tidak tahu apa yang selama ini ia takutkan, mungkin karena dia sering membaca dibanyak situs kalau melakukan itu akan sangat sakit dan mungkin itu yang ditakutkan Alena.

"M–mas mau sekarang?"tanya Alena dengan gugup, Bagas yang mendengarkannya langsung mengalihkan pandangannya dari tv kearah Alena, Bagas belum mengerti apa yang dikatakan oleh Alena.

"Mau sekarang apanya?"tanya Bagas merasa bingung.

"Masa mas nggak tau, aku malu untuk mengatakannya,"ujar Alena malu dengan pipi yang sudah merona.

"Mas beneran nggak tau yang, coba katakan saja nggak papa,"ujar Bagas masih belum paham.

"Itu mas malam pertama,"ujar Alena lirih karena sangat malu.

"Mas nggak salah denger kan?"  Bagas menatap dalam manik mata Alena.

Alena menggeleng sambil tersenyum malu, Bagas sangat senang rasanya dan jadi tidak sabar.

"Kamu beneran udah ijini mas?"tanya Bagas.

"Iya mas, lagipula aku kemarin juga sudah janji kan ke mas buat itu,"ujar Alena.

"Kamu tidak terpaksa kan karena janji itu, soal janji abaikan saja nggak papa."

"Ini bukan paksaan, ini dari hati aku mas."

"Mas merasa sangat senang mendengarnya, tapi kamu belum memasang alat kontrasepsi kan bagaimana nanti kalau....."ucapan Bagas terpotong.

"Nggak papa mas, aku nggak papa kalau hamil pas masih sekolah aku bisa home schooling,"ujar Alena memotong perkataan Bagas.

"Tapi kata ayah nanti mengganggu waktu belajar kamu kalau kamu hamil."

"Nggak papa mas yang penting aku bisa lulus mas, ayah juga bolehin aku hamil mas, ya penting lulus aja."
Bagas mengangguk paham.

"Jadi mas beneran nih boleh  sekarang?"tanya Bagas, ia merasa senang dan gugup, seperti baru pertama kali mau malam pertama. Alena mengangguk sebagai jawaban, dia juga malu gugup dan merasa senang melihat wajah Bagas yang berbinar.

Tanpa berlama-lama bagas langsung membopong tubuh Alena ala bridal style dan berjalan menuju kamarnya, mereka saat diperjalanan saling menatap dan tersenyum.

Semoga suka;)

Bunda untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang