part 14

65K 3.1K 14
                                        


Happy reading.

Alena sangat gugup saat semua mata memandangnya, Anin yang melihat Alena turun langsung menghampirinya.

"Bunda cantik sekali lihat tuh ayah sampai nggak kedip liat bunda,"ujar Anin tersenyum bahagia sambil ikut mengiring Alena kepelaminan, Alena melirik Bagas, dan benar apa yang dikatakan Anin Bagas melihatnya tidak berkedip.

Alena sudah sampai ditempat berlangsungnya akad, dirinya sudah duduk disamping Bagas yang sendari tadi tidak berhenti menatapnya. Ia sangat malu ditatap seperti itu oleh Bagas.

Masya Allah apa benar ini Alena, dia terlihat sangat cantik. Terimakasih ya Allah Engkau telah memberikan bidadari didunia ini untuk menjadi istriku, batin Bagas masih menatap Alena.

Semua orang tampak menahan tawa melihat pengantin laki-laki nya yang tidak bisa berhenti menatap pengantin wanitanya.

"Apakah bisa kita mulai ijabnya pak?"tanya penghulu. Bagas tetap diam menatap Alena tidak mendengar apa kata penghulu.

"Bagas itu ditanya pak penghulu,"ujar Sandi sembari menepuk pundak anaknya yang duduk di dekatnya, Bagas langsung tersadar dan mengalihkan pandangannya dari Alena ke arah penghulu sembari tersenyum kikuk.

Semua orang tertawa geli melihatnya.

"Bagas nggak ingat umur kamu, kaya bujangan baru nikah aja,"celetuk Soraya membuat semua tamu undangan tertawa. Bagas hanya menunduk malu.

Pipi Alena yang diblush on merah tipis tambah memerah karena malu.

"Bisa kita mulai pak bagas?"tanya penghulu sekali lagi. Bagas mengangguk tegas.

"Pak Rendra jabat tangan calon menantunya,"ujar penghulu, Rendra mengangguk lalu menjabat tangan Bagas.

"Bismillahirrahmanirrahim saudara Bagas Stevano bin Sandi Alvano saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anakku Alena Clara binti Rendra Baskoro dengan maskawin berupa **** gram emas dan uang sebesar ****dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Alena Carla binti Rendra Baskoro dengan maskawin tersebut dibayar tunai,"Ujar Bagas lantang dengan satu kali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi sah?!"

"Sah!"

Alena meneteskan air mata setelah Bagas mengucapkan kabul, sekarang perasaan yang mendominasi adalah haru. Anin yang melihat ayah dan sahabatnya sudah bersatu dalam ikatan pernikahan meneteskan air mata bahagia lalu memeluk oma Soraya yang berada didekatnya.

Acara selanjutnya adalah bertukar cincin.

"Silahkan untuk pasangan pengantin untuk bertukar cincin."suara MC terdengar.

Bagas mengambil kotak cincin diatas meja dan membukanya lalu memakaikannya di jari manis Alena, Alena juga melakukan hal yang sama lalu dengan sedikit gemetar ia mencium tangan bagas. Bagas tersenyum manis menatap Alena kemudian Bagas  mencium kening Alena lama dan sedikit menekanya.

"Kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah aamiin,"ujar penghulu.

"Aamiin."





.......

Alena dan Bagas sudah dikursi pengantin untuk melakukan sesi foto.

"Pak Bagas pegang pinggang mbak Alena, lalu kalian saling bertatapan."
instruksi  sang fotografer nya, Bagas menurut menaruh tangannya di pinggang Alena, Alena meletakkan tangannya di dada Bagas sambil kemudian mereka saling tersenyum dan bertatap tatapan. Alena sebenarnya sangat gugup karena posisinya sangat dekat dengan Bagas dan bahkan sudah menempel, apalagi dengan dilihati oleh banyak orang. Alena menatap dalam mata Bagas seakan menyalurkan perasaannya lewat tatapan. Bagas tahu sekarang Alena sedang gugup karena Bagas melihat dari tatapannya, Bagas kemudian mendekatkan kepalanya ke leher Alena dan berkata, "Alena jangan gugup anggap saja disini tidak ada orang dan kamu bayangkan saja kalau sekarang kita adalah pasangan yang saling mencintai jadi tidak usah malu dan gugup denganku,"bisik Bagas pelan ditelinga Alena, Alena mengangguk mendengarnya.

Bagas menjauhkan kepalanya dari leher Alena dan tersenyum mendeduhkan bagi Alena.  Alena yang melihat senyuman Bagas rasa gugupnya berangsur angsur hilang dan menatap Bagas dengan pandangan cinta. Mereka terlihat bahagia difotonya dan seperti pasangan yang saling mencintai, memang sebenarnya mereka sudah saling mencintai tetapi mereka belum ada yang berani mengungkapkannya.

"Ya bagus sekarang cium kening mbak Alena."instruksi fotografer lagi Bagas menurutinya dan mencium kening Alena, Alena memejamkan mata sambil tersenyum.

"Ya sudah cukup, sekarang tinggal sesi foto bersama keluarga,"ujar fotografer.

Semua keluarga berfoto bersama dengan pengantinnya, ada yang foto Anin berdiri ditengah-tengah antara Bagas dan Alena sambil Bagas dan Alena mencium pipi Anin.

Kemudian dilanjutkan bersalaman-salaman dengan para tamu undangan yang sangat banyak. Walaupun hanya beberapa sanak saudara dari kedua pengantin dan sebagian rekan bisnis Bagas dan juga orang tua mereka tapi masih tetap terlihat banyak.



Bersambung.

-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang