part 13

59.9K 3K 13
                                    



Alena duduk didepan meja rias kamarnya. Kamarnya saat ini sudah dihiasi berbagai macam bunga. Dan sekarang ia sedang di make up oleh seorang perias wanita, Alena melihat pantulan wajahnya dicermin yang tampak berbeda walaupun di-make up tipis. Perasaannya saat ini yang mendominasi adalah gugup, dirinya tidak menyangka dalam waktu beberapa menit lagi dirirnya akan berubah statusnya menjadi istri.

Yah, hari ini adalah pernikahan Alena dan Bagas, rencananya yang tinggal 2 Minggu lagi harus dibatalkan digantikan dengan lebih cepat yaitu 2 hari. Alena mengingat kembali kenapa pernikahan mereka jadi dipercepat.





Flashback....

"Kami disini ingin membicarakan tentang pernikahan kalian,"ujar sandi.

"Memangnya ada apa dengan pernikahan kita pah?"tanya Bagas.  Bagas sudah merasa cemas saat membicarakan rencana pernikahannya, ia takut jika orangtuanya atau orangtua Alena berubah pikirkan dan membuat rencana pernikahannya ini batal.

"Kami disini sudah punya rencana  menurut kami ini adalah yang terbaik untuk kalian, kalian harus menikah 2 hari lagi dan resepsi dihari yang sama,"ujar Sandi.

Bagas menghelai nafas lega mendengarnya.

"Tapi pah, bukankah ini terlalu cepat bahkan kami belum menyiapkan apa apa."

Alena hanya diam mendengarkan karena ia terlalu kaget.

"Kalian tidak usah memikirkan itu,  mamah sama bundanya Alena udah menyiapkan semua dari awal jadi kalian hanya menyiapkan diri kalian sendiri,"ujar Soraya yang baru datang setelah mengantar Anin istirahat.

"Tapi mah kenapa jadi dipercepat bukankah rencana awal tinggal 2 Minggu lagi?"tanya Alena yang dari tadi diam sekarang membuka suaranya karena dia merasa bingung.

"Itu karena kami takut kalian kebablasan. Papah dan mamah sudah melihat kalian berciuman kemarin di rumah sakit, pasti itu bukan yang pertama kan? Kalian pasti sebelumnya pernah melakukan dan kalian tau itu dosa karena dilakukan dengan keadaan yang belum sah. Makanya kami tidak ingin kalian  sampai berbuat dosa yang lebih banyak, dan kami sepakat untuk menikahkan kalian secepatnya supaya kalian terhindar dari dosa zina itu,"ujar Soraya panjang lebar.

Alena yang mendengarkannya merasa malu dan sesal, ternyata karena itu pernikahannya jadi dipercepat.

Tapi tidak dengan Bagas, ia malah bersyukur jika pernikahannya dipercepat  itu tandanya ia bisa cepat-cepat memiliki Alena seutuhnya, karena ia tidak mau jika tiba-tiba Alena berubah pikirkan dan membatalkan pernikahan ini.

"Pernikahan kalian diadakan dikediaman kami. Untuk tamu undangan hanya ada rekan bisnis ayah, papahmu dan juga temanmu Bagas. Untuk teman Alena tidak diundang karena ini permintaan kamu sendiri kan Alena supaya pernikahannya tidak diketahui oleh teman-teman sekolahmu?"tanya Rendra.
Alena mengangguk, ia tidak menyangka dalam waktu 2 hari lagi dirinya akan berubah status menjadi istri. Kenapa ia jadi merasa belum siap menjadi istri ia takut tidak bisa mejadi istri yang baik.

"Bagaimana apakah kalian setuju?"tanya sandi.

"Baik saya setuju jika ini menurut kalian yang terbaik untuk kita,"jawab Bagas.

"Bagaimana denganmu Alena?"tanya Rendra, kepada anaknya itu.

Alena mengangguk pelan "Iya ayah aku setuju."

"Jadi sepakat kan? Em jadi nggak sabar banget deh aku bentar lagi bakal punya mantu,"ujar Soraya sambil tersenyum lebar.

"Aku juga nggak sabar pengin punya cucu lagi,"ujar Ranti sambil tersenyum geli melihat Alena yang menunduk karena malu.

"Oh ya Alena kamu dikasih libur sama pak kepala sekolah satu minggu katanya,  jadi setelah pernikahan bisa untuk kamu istirahat,"ujar Ranti.

Alena mengangguk lagi.

"Bagas, Alena libur satu minggu aja loh, jangan sampai kamu bikin dia capek apalagi sampai nggak bisa jalan,"ujar Soraya berniat menggoda anaknya itu, Bagas hanya tersenyum malu. Tapi tidak dengan Alena karena ia masih polos jadi tidak paham apa yang dikatakan Soraya tadi.

Flashback off....


"Mbak."panggil periasanya saat melihat Alena tampak melamun.

"Mbak Alena."panggilnya lagi, Alena tersentak kaget.

"Eh iya mbak ada apa?"tanya Alena.
Periasanya tersenyum ia tahu sang pengantin ini pasti sedang gugup dan banyak pikiran.

"Make up nya udah selesai mbak tinggal memakai jilbab sama kebayanya. Ayo mbak saya bantuin pakainya."Alena mengangguk ia berdiri untuk memakai kebayanya.

Kebaya berwarna putih dengan jilbab yang disanggul, bunga melati dan mahkota sebagai hiasanya.

Alena melihat pantulan dirinya di cermin ia bahkan sampai pangling melihat wajahnya sendiri.

Alena sudah selesai dirias perasaannya semakin gugup saat mendengar pemberitahuan dari MC bahwa pernikahannya akan segera dilaksanakan, itu tandanya keluarga Bagas sudah datang.

Alena memilih untuk duduk sebentar didepan meja rias untuk menetralisir rasa gugupnya.

Ceklek.....

Bunyi pintu kamar Alena dibuka, Alena melihat bundanya masuk kedalam kamarnya. Alena tersenyum manis menatap bundanya.

"Masya Allah Putri bunda cantik sekali, bunda sampai pangling liatnya,"ujar Ranti tersenyum lebar menghampiri Alena.

"Bunda bisa aja,"ujar Alena malu.

"Bagas pasti nggak kedip deh liat kamu cantik banget kayagini."Alena hanya tersenyum malu mendengarnya.

"Nak ada yang mau bunda bicarain sama kamu."

"Ya udah duduk disofa aja ya bun, biar bunda bisa duduk juga."Ranti mengangguk lalu mereka duduk disofa kamar Alena.

"Len nanti kalau kamu udah jadi istri harus nurut ya sama suami kamu, kamu harus melayaninya dengan ikhlas."
Alena mengangguk.

"Ingat Len dalam menjalankan biduk rumah tangga pasti akan ada saja  permasalahan, tapi jika kalian saling percaya dan tidak saling egois maka permasalahan sebesar apapun akan bisa kalian teratasi. Bunda tahu kamu itu masih muda sikapmu juga masih labil tapi kamu juga sudah mempunyai pemikiran yang dewasa kan?  Nyatanya Anin sampai menganggapmu bunda dari pada kakaknya betul kan?" Alena menganggukan kepalanya mendengarkan dengan baik semua nasihat bundanya.

"Insyaallah Bun aku akan ingat semua nasihat bunda, doakan aku ya bun supaya aku bisa menjadi istri yang baik."

"Selalu nak bunda selalu doakan kamu dalam setiap sholat bunda."

"Makasih bun."

"Iya sayang, sekarang kita turun ya pernikahanmu akan segera dimulai, keluarga Bagas sudah datang sendari tadi. Kamu tahu Bagas terlihat sangat tampan dan sangat cocok bersanding denganmu karena kamu juga sangat cantik, pokoknya kalian berdua adalah pasangan yang sempurna." Alena tersenyum menanggapi ucapan Ranti.

"Bunda aku malu dan gugup juga."rengek Alena.

"Semua orang pasti akan merasakan gugup saat akan menikah, bunda dulu juga iya. Kamu coba tenangkan diri lalu tarik nafas hembuskan perlahan, lakukan itu berulang ulang supaya rileks."saran Ranti, Alena mengangguk ia mengikuti perintah Ranti.

"Sudah lebih mendingan kan? Sekarang kita turun yuk itu MC sudah memanggil kamu untuk turun."Alena mengangguk ia berjalan diiringi Ranti disebelahnya.

Bunda untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang