part 9

63.3K 3.3K 22
                                    

Happy reading 💙




Libur sekolah telah usai sekarang waktunya Alena dan juga Anin kembali sekolah.

"Alena kamu udah siap belum? Itu Anin udah nunggu dibawah,"ujar suara lembut yang berada didepan pintu kamar Alena, siapa lagi kalau bukan Ranti.

"Iya Bun aku udah siap,"jawab Alena lalu membuka pintu kamarnya.

"Udah lama Bun Anin nunggunya?"tanya Alena.

"Nggak baru aja,"jawab Ranti, Alena turun dengan Ranti dan menghampiri Anin yang sudah menunggunya di ruang tamu.

"Kamu bawa bekal saja ya? kan ngga sempet sarapan, ini udah bunda siapkan." ranti memberikan kotak bekal pada Alena.

"Makasih yah bun."Alena lalu mencium pipi bundanya.

"Ya udah Bun aku pamit berangkat."pamit Alena.

"Aku juga pamit ya tante," ujar Anin.

"jangan panggil tante dong panggil oma, kan bentar lagi tante bakal jadi oma kamu,"ujar Ranti.

"Iya bener juga ya oma." Anin berkata sambil melihat Alena bermaksud ingin menggodanya, Alena wajahnya sudah bersemu merah.

"Udah ah nanti telat, aku berangkat Bun Assalamualaikum." Alena lalu menyalami Ranti langsung berjalan keluar.

"Aku juga pamit oma Assalamualaikum." Anin lalu menyalami Ranti juga.

"Waalaikumsalam salam hati-hati."








.............

Kini Alena dan Anin berjalan bersama untuk menuju kelasnya Xll IPA 2.

"Anin kamu udah sarapan kan?"tanya Alena.

"Udah dong Bun, kalau ngga sarapan entar diomelin sama ayah,"jawab Anin.

"Nin kamu lupa ya sekarang kita disekolah bukan dirumah jangan panggil aku bunda dong nanti ada yang denger gimana." Alena berujar lirih takut ada yang mendengarnya

"Ehh aku lupa maaf ya hehehe." Kekeh Anin dengan cengiranya. Alena hanya geleng-geleng kepala.

"Nanti upacara kamu jangan ikut ya  di UKS aja, biasanya kamu pingsan  kalau upacara." Alena memberi pengertian kepada Anin, karena Anin sering pingsan saat upacara jadi Alena merasa khawatir. Dulu Anin pernah pingsan saat upacara dan harus diopname di rumah sakit karena anemia.

Mereka lalu masuk kedalam kelas dan duduk di bangku mereka, Alena dan Anin duduk semeja.

"Iya aku nggak ikut upacara, tapi aku bosen pasti diuks nggak ada temen, kamu jangan ikut juga dong temenin aku. Lagian kamu juga biasanya pingsan saat upacara jadi ngga usah ikut aja biar nggak ngrepotin petugas PMR, kasian hehehe." Alena mengangguk, ia juga belum sarapan sudah pasti jika dipaksakan untuk mengikuti upacara ia akan pingsan.

"Ya udah kita di kelas aja ya aku nggak suka kalau diuks baunya ngga enak, aku juga mau makan bekalku buat sarapan." Alena lalu membuka bekal yang sudah disiapkan bundanya tadi.

"Kamu beneran udah sarapan kan kalau belum barengan nih sama aku."tawar Alena.

"Aku udah sarapan beneran Len aku juga masih kekenyangan." Anin berkata sambil memainkan ponselnya.

"Ya udah aku makan dulu ya,"ujar  Alena Dibalas anggukan saja oleh Anin karena masih fokus bermain ponsel.




.......

Kini mereka sedang berada di mall, setelah pulang sekolah Anin mengajaknya untuk mampir sebentar ke mall karena ada kebutuhan yang harus dicari. Alena dan Anin masih menyusuri mall memilih milih barang yang dibutuhkan.

Bunda untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang