part 50

41.7K 1.9K 125
                                    

Happy reading


Beberapa bulan kemudian....


Tepatnya hari ini dikediaman Bagas sudah ramai disi oleh anak-anak yatim piatu dan ibu-ibu pengajian, karena hari ini keluarga Bagas akan melaksanakan acara tujuh bulanan usia kehamilan Alena.

"Bagas panggil istri kamu, bentar lagi acara mau dimulai ini,"ujar Soraya,
Bagas yang sedang berbincang dengan beberapa rekan bisnisnya mengangguk pada Soraya.

"Saya permisi dulu."pamit Bagas pada rekan bisnisnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

"Sayang."panggil Bagas,

"Eh iya mas, udah di tungguin pasti ya? Bentar aku lagi benerin jilbab ini"ujar Alena, yang sudah cantik menggunakan gamis berwarna putih ada aksen warna biru langit yang membalut perut buncitnya. Bagas tersenyum lalu berjalan menghampiri istrinya yang sedang berdiri di depan cermin rias sedang merapikan jilbabnya.

Bagas memeluk Alena dari belakang tangannya mengelus-elus perut buncit Alena.

"Alhamdulillah ya bund, udah tujuh bulan aja, ayah jadi nggak sabar nunggu 2 bulan lagi."

"Bunda juga nggak sabar yah."

"Sini hadap mas deh, mas pengin bicara sama dedek bayi."Alena menurut memutar tubuhnya menghadap Bagas yang saat ini menggunakan baju Koko berwarna biru langit.

Bagas bersimpuh di depan Alena dan mengecup perut buncit Alena.

"Selamat ya dek, kamu udah 7 bulan aja, ayah nggak sabar banget pengin lihat kamu."

Bagas mencium perut Alena kembali dan Bagas merasakan tendangan halus disana.

"Sayang kenapa kalau mas elus perutnya dia pasti nendang?"tanya Bagas dengan wajah berbinar binar.

Alena tersenyum geli, memang benar jika Bagas mengelus perutnya pasti bayinya bergerak lincah di dalam perut apalagi jika malam hari saat dirinya akan tidur gerakannya sangat besar kadang-kadang membuat dirinya meringis menahan sakit.

"Dek kamu denger ayah, kamu juga nggak sabar pasti ya dek, pengin ketemu ayah?"ujar Bagas sambil mengelus dan mengecup perut Alena. Karena Bagas suka merasakan tendangan halus lagi dari anaknya.

"Bun sakit nggak kalau dedeknya nendang gini?"tanya Bagas, lalu berdiri menatap wajah cantik istrinya, yang saat ini menggunakan riasan tipis, memang benar kata orang, jika seorang wanita akan terlihat lebih cantik jika sedang hamil, Bagas percaya itu tapi bukan berarti jika Alena tidak hamil tidak cantik. Alena tetap cantik cuma jika hamil kelihatan berbeda seperti ada auranya tersendiri.

"Kadang-kadang sakit kalau nendangnya kuat banget,"jawab Alena.

"Sayang mas minta cium boleh? Mas gemes liat kamu,"ujar Bagas, Alena tersenyum malu menatap suaminya, biasanya juga langsung cium kenapa pakai tanya segala itu kan membuat dirinya malu.

"Cium tinggal cium mas, pakai tanya segala,"ujar Alena dengan pipi bersemu merah.

"Biasanya kamu suka ngambek kalau dicium langsung sama mas."setelah mengatakan itu Bagas mendekatkan wajahnya ke wajah Alena dan mulai menempelkan bibirnya di bibir Alena, Alena langsung memejamkan matanya, menikmati ciuman suaminya yang penuh kelembutan dan perasaan.

"Ayah, bunda!"panggil Anin, membuat kedua pasangan yang sedang nikmat nikmatnya berciuman lantas melepaskan ciumannya.

"Hehehe Anin ganggu ya yah?"tanya Anin saat melihat wajah ayahnya yang terlihat kesal.

Bunda untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang