part 17

81.5K 3.4K 41
                                        


Happy reading


Jam sekarang sudah menunjukkan pukul 4.15 pagi, Alena tidurnya terusik mendengar suara adzan subuh. Alena mengerjapkan matanya supaya bisa terbuka sempurna, dan saat Alena akan bangun ia merasa berat di perut dan juga kakinya. Alena tersadar jika ia sudah menikah, dan yang memeluknya sudah pasti suaminya.

Alena melihat Bagas yang masih terlelap, tangannya bergerak pelan untuk membelai wajah suaminya yang terlihat tampan walaupun sedang tertidur, ia juga membelai bibir Bagas pelan. Bibir manis yang selalu menciumnya dengan lembut.

Tanpa sepengetahuan Alena  sebenarnya Bagas sudah bangun dari tadi, tapi ia berpura-pura tidur karena ingin melihat apa yang akan dilakukan Alena padanya.

Alena sebenarnya malu tapi ia tidak tahan ingin mengecup bibir manis itu, apakah dirinya sudah ketagihan dengan bibir itu? lagipula Bagas juga masih terlelap tidak akan tahu apa yang akan lakukan fikiranya.

Dengan pelan Alena mendekatkan wajahnya ke wajah Bagas lalu mencium bibir Bagas, Bagas yang hanya pura-pura tidur merasa senang ternyata Alena berani juga, karena yang biasa malu-malu kini berinisiatif untuk menciumnya dulu. Bagas tidak akan menyia-nyiakan keberanian Alena yang mau menciumnya dahulu.

Alena yang akan melepas ciumannya tapi tertahan karena tengkuknya ditarik oleh bagas, Alena langsung menegang, jantungnya berdetak kencang. Berarti Bagas sudah terbangun saat ia menciumnya. Alena menjadi gugup dan malu.

Bagas langsung melumat bibir Alena lembut membuat Alena yang tadi sempat menengang menjadi rileks dan lama kelamaan ikut membalas dalam ciuman itu.

Mereka berciuman dengan lembut tidak ada nafsu tetapi dengan perasaan, merasa nafasnya sudah mulai habis mereka melepaskan ciumannya kemudian saling menatap.

"I love you Alena." Bagas akhirnya mengungkapkan perasaan cintanya pada Alena.

Alena menengang mendengar ungkapan cinta dari Bagas jantungnya berdetak kencang, Alena melihat mata Bagas mencari kebohongan dimatanya tetapi ia tidak menemukannya.

Alena rasanya ingin menangis, ia kira hanya dirinya saja yang mencintai Bagas tetapi Bagas juga sama-sama mencintainya. Tanpa sadar Alena meneteskan air matanya. Bagas yang melihat air mata Alena turun dipipi lantas menyekanya dengan tangannya, dan merasakan halusnya pipi Alena.

"Mas tidak berbohong Alena. Mas memang sudah mencintaimu, entah kapan rasa ini ada karena rasa ini datang begitu saja saat mas pertama kali melihatmu mas sudah mempunyai rasa ingin melindungimu, dan saat Anin meminta mas untuk menikahimu mas merasa sangat bahagia mungkin dengan perantaraan Anin kita bisa bersatu dalam ikatan pernikahan," ujar Bagas, Alena mendengarkan dengan baik semua perkataan Bagas, ia tersenyum tapi air matanya tidak berhenti mengalir.

"A–ku kira hanya aku yang mencintai mas ternyata mas juga mencintaiku,"ujar Alena sembari terisak pelan, ia lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Bagas. Malu juga saat mengungkapkan itu.

Bagas tersenyum lebar ia senang ternyata Alena juga mencintainya, itu berarti mereka sama-sama saling mencintai.

Bagas mengangkat kepala Alena pelan untuk menghadapnya, lalu menyeka air mata yang masih turun dipipi Alena.

"Coba mas ingin dengar ungkapan cintamu untuk mas." Bagas berkata dengan lembut sambil tersenyum manis.

"I love you mas Bagas."Alena mengungkapkannya sambil tersenyum malu-malu. Bagas yang melihat wajah malu-malu Alena jadi ingin menciumnya lagi karena gemas, dengan singkat Bagas mengecup bibir manis Alena, Alena tersipu dan pipinya sudah merah merona.

"Eh, istri mas malu yah sampai merah gitu pipinya."Bagas bermaksud menggoda istrinya.

"Ihh mass."rengek Alena, Bagas tertawa lalu tambah memeluk erat tubuh Alena dan membuat Alena sesak.

-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang