Happy reading 💙
Maaf guys udah ada beberapa minggu aku nggak update karena kesibukan 🙏☺️
......
Terdengar pintu terbuka dan ternyata Bagas yang memasuki kamar.
"Alena, kemana Anin? Bukanya tadi mau bicara sama kamu?"tanya Bagas sambil duduk disebelah Alena yang sekarang sedang duduk di ranjang.
"Anin baru aja keluar mas, bicaranya udah selesai,"jawab Alena.
"Memang kalian membicarakan tentang apa?"
"Bukan apa-apa mas cuma masalah wanita,"jawab Alena berbohong, karena ia malu menceritakan pembicaraannya dengan Anin tadi. Bagas tau jika Alena berbohong karena Alena tidak menatapnya saat berbicara.
"Mas tau kamu bohong,"ujar Bagas, membuat Alena menegang.
Kemudian menatap Bagas dengan raut bersalah.
"Maaf mas, tapi aku malu mau cerita yang tadi kami bicarakan berdua, nggak usah diceritain nggak papa kan mas? lagian juga nggak penting."
"iya nggak papa tapi jangan diulangi lagi ya bohongnya, itu nggak baik lebih baik jujur saja."
"Iya mas, maaf ya mas."Alena merasa bersalah. Bagas tersenyum lalu mengangguk.
"Em Mas aku mau bicara sama mas, tapi aku malu mau membicarakannya." ini adalah kesempatan baik menurutnya untuk mengatakan yang tadi malam tertunda.
"Nggak papa bicara aja, mas dengerin." Bagas mengambil kedua tangan Alena meletakkan dipahanya dan digenggamnya, Bagas merasakan tangan Alena berkeringat ia tau Alena pasti memang benar-benar malu untuk mengatakannya.
"Em mas, apakah mas bisa sabar menunggu untuk melakukan itu, aku masih belum siap untuk sekarang mas."
Alena merona malu saat mengatakan itu. Bagas langsung menangkap apa yang dimaksud oleh Alena dan dia tersenyum manis.
"Kamu kenapa tanya seperti itu? Mas sudah pernah bilang bukan mas tidak akan menyentuhmu sebelum kamu mengijinkannya. Mas tidak papa jika kamu memang belum siap kita masih punya banyak waktu." Bagas menatap dalam mata Alena membuat Alena semakin gugup dan malu.
"Aku cuma takut kalau mas jajan diluar, katanya bunda kayagitu. Aku nggak mau sampai itu terjadi." Alena berkata dengan wajah menunduk.
"Astagfirullah, mas tidak mungkin melakukan itu. Bahkan saat mas masih duda mas tidak pernah melakukan tindakan kotor seperti itu. Kamu tenang aja mas nggak akan melakukan hal menjijikkan itu kamu percaya kan sama mas?" Bagas mengangkat dagu Alena supaya melihatnya.
"Aku percaya sama mas, aku janji akan memberikannya saat kita pulang kerumah,"ujar Alena malu-malu.
Alena akan memberikannya saat sudah tiba dirumah Bagas, itu ya dipikirannya saat ini. Karena Alena semakin merasa bersalah jika membiarkan terlalu lama.
"kalau belum siap jangan dipaksakan."
"Nggak papa mas aku tidak terpaksa, aku sudah memikirkannya. Tapi mas aku ijin menggunakan alat kontrasepsi boleh kan mas? aku tidak ingin hamil saat masih sekolah." Alena menahan mati-matian malunya saat mengatakannya.
"Apakah tidak berbahaya, mas takut jika itu tidak baik untukmu karena umurmu masih terlalu muda, kita tunda saja nggak papa sampai kamu lulus SMA kalau perlu." Bagas merasa khawatir kalau Alena menggunakan alat itu karena umur Alena yang masih sangat muda.
"Aku juga tidak tahu mas berbahaya atau tidak tapi bunda menyarankan seperti itu."
"Ya sudah itu bisa dibicarakan nanti ya, sekarang kita persiapkan barang- barang kamu untuk pindah kerumah mas." Alena mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
-
Romance[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...