Hai apa kabar?
Sehat semua kan😉
Bagas lemas saat melihat kejadian itu, tulangnya seperti dicopoti satu persatu ketika melihat orang yang disayanginya tergeletak di tengah jalan dengan bersimbah darah. Pantas saja perasaanya sendari tadi tidak enak di kantor.
Kaki Bagas terasa berat dan sulit sekali di gerakan tapi entah mendapat kekuatan dari mana Bagas bisa sampai ke sana.
"A–yah bun–da gimana?"tanya seorang wanita yang bersimbah darah di atas aspal. Dia adalah Anin, Anin tertabrak saat menolong Alena dan sekarang Alena berada di pinggir jalan sedang ditolong oleh orang- orang.
Bagas meneteskan air matanya ia mengelus rambut hitam anaknya yang basah oleh darah. "Ayah mohon bertahan jangan tinggalin ayah,"ujar Bagas dengan suara tercekat.
Anin tetap memberikan senyum pada ayahnya walaupun wajahanya tidak bisa menyembunyikan kesakitanya.
"Bu-kankah Anin sudah memberikan teman untuk ayah jadi ayah tidak merasakan kesepian lagi, jika Anin tidak bersama ayah lagi, jaga bunda dan adiku ya yah?" Setelah mengucapkan itu Anin langsung menutup matanya membuat Bagas panik dan segera menggendong anaknya menuju ambulance yang sudah datang, bahkan keadaan istrinya sendiri ia tidak ingat saat ini fikiranya terisi oleh anaknya saja. Bagas hanya tidak mau jika terjadi sesuatu pada putrinya apalagi sampai anaknya satu-satunya ini meninggalkan dirinya sendiri di dunia.
"Kamu pasti kuat sayang,"ujar Bagas sambil meneteskan air matanya melihat putrinya di atas brankar pasien di dalam ambulance yang sedang berjalan cepat menuju rumah sakit.
.......
Sesampainya dirumah sakit, Anin langsung dimasukkan ke ruang UGD. Bagas terduduk di lantai dengan tangis yang belum mereda.
"Bagas apa yang terjadi pada cucuku?!"tanya Soraya sembari menangis menghampiri Bagas.
"Mah." Bagas lalu memeluk Soraya.
"Apa yang terjadi?"
"Anin kecelakaan mah aku tidak tau keadaannya sekarang."Bagas melepaskan pelukannya.
Soraya menangis mendengarnya lalu Soraya melihat sekelilingnya.
"Dimana istrimu Bagas?"tanya Soraya.
Deg..
Bagas mendadak cemas dan khawatir kenapa ia jadi bodoh sendiri dimana istrinya.
"Aku nggak tau mah. Pikiranku kalut dan hanya terisi oleh Anin saja, aku lupa dengan istriku sendiri. Aku benar-benar bodoh mah,"ujar Bagas dengan rasa khawatir.
"Astagah Bagas! Alena sedang hamil, ya Allah lindungilah Alena,"ujar Soraya juga sama-sama ikutan panik.
"Mas."suara seorang wanita yang sudah familiar di dengar oleh Bagas. Bagas memutar tubuhnya menghadap kebelakang, ia melihat istrinya menangis dengan ditemani oleh ayah dan bundanya. Bagas mendesah lega melihat istrinya dalam keadaan baik-baik saja.
"Mas bagaimana keadaan Anin?"tanya Alena sembari menangis sesenggukan.
"Alena ingat kamu sedang hamil,"ujar Ranti pada anaknya yang menangis, ia takut anaknya kenapa-kenapa karena sedang hamil.
Bagas sangat ingin memeluk tubuh ringkih itu tapi entah kenapa ia hanya diam tidak bergerak sama sekali menghampiri Alena. Entah kenapa Bagas malah mempunyai pikiran negatif seperti ini, di dalam hatinya merasa jika penyebab anaknya seperti ini itu gara- gara Alena, Alena yang membuat anaknya kenapa-kenapa. Ia melihat sendiri saat Anin menyelamatkan Alena di tengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda untuk Ayah
Romansa[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...