part 8

62.1K 3.4K 7
                                    




Alena sudah berada dirumah orangtua bagas ini merupakan kali pertama Alena menginjakan kaki di rumah keluarga besar Bagas.

"Tante."panggil Alena.

"Jangan panggil tante dong sayang, kan bentar lagi kamu jadi mantu mamah  panggil mamah ya aja kaya bagas." Soraya tersenyum menatap Alena.

" Eh Iya mah. Mah, om, Alena—"

"Masa masih panggil om si panggil papah dong, kamu panggil tante mamah masa panggil om masih om aja sih hehehe..." Sandi terkekeh, Alena hanya tersenyum canggung dan melirik Bagas yang dari tadi diam dan terus menatapnya.

"Em iya pah."

"Pah, mah aku ijin jengukin Anin ya." Ijin Alena, mereka mengangguk.

Setelah mendapatkan ijin mereka, Alena langsung melangkahkan kakinya menuju tangga.

"Bagas susulin sana calon istri kamu, pasti dia nggak tau Anin tidur dikamar mana."perintah Soraya.

"Iya mah."Bagas berjalan menyusul Alena.




.......

Alena Sekarang sudah berada diujung tangga atas tapi dia bingung kamar yang Anin tempati berada dimana, salahnya sendiri yang tidak bertanya terlebih dahulu tadi.

"Dimana ya kamar Anin? Kok aku bisa lupa sih ini kan bukan rumah om bagas, salah aku sendiri nih ngga tanya-tanya dulu main asal pergi gitu aja.  Balik lagi deh tanya dulu sama mamah,"gumam Alena langsung memutar tubuhnya menghadap belakang.

Dugh...

"Awwh"Alena mengeluh saat ia merasa menabrak sesuatu yang keras.

"Aduh apaan sih ini kok keras? Perasaan tadi ngga ada tembok deh disini."gerutu Alena sambil mengelus hidungnya yang terasa sedikit sakit sambil memejamkan matanya.

"Makanya kalau jalan liat-liat, kalau ngga tau tanya dulu jangan sok tau."terdengar suara yang sudah familiar didengar oleh Alena belakangan ini, Alena langsung membuka matanya dan mendongkak keatas melihat wajah bagas yang sedang menatapnya.  Alena langsung menjadi gugup dan deg-degan karena jaraknya dengan Bagas sangat dekat.

Bagas melihat wajah Alena yang memerah sangat menggemaskan menurutnya, dan jangan lupakan bibir pink yang terlihat selalu menggoda untuknya, tanpa sadar Bagas mendekap pinggang Alena semakin erat.

"Ehem... kalau mau romantis- romantisan ditunda dulu deh belum halal, nanti jadi zina tuh" Bagas dan Alena yang mendengar suara itu lantas menjaga jarak dan menundukkan kepalanya malu. Yang tadi berbicara adalah Anin, Anin tidak sengaja melihat mereka sedang bermesraan waktu ingin kembali ke kamarnya, Anin menahan tawa saat melihat mereka yang tampak malu.

Terciduk nih yah, batin Anin.

Anin menghampiri Bagas dan Alena yang dari tadi menunduk karena malu.

"Yah aku pamit kekamar ya sama bunda."ijin Anin dijawab anggukan kecil dari Bagas.

"Ayo Bun," ujar Anin sambil menggandeng tangan Alena dan menariknya pelan menuju kamar .

........

Di kamar Anin....

"Cie-cie yang habis dilamar sama ayah gimana nih perasaannya?"tanya Anin bermaksud menggoda Alena..

"Apaan sih Nin biasa aja tuh,"ujar Alena sok biasa saja, tapi pipinya yang memerah tidak bisa disembunyikan.

"Masa sih biasa aja tapi kok bunda pipinya merah kaya kepiting rebus,"ujar Anin semakin menggoda Alena.

"Udah dong nin jangan godain aku terus, aku malu,"ujar Alena sambil menutup mukanya dengan tangan, Anin yang melihat itu tertawa gemas melihat tingkah malu-malu sahabatnya yang sebentar lagi akan menyandang status bunda untuknya.

"Udah ya sekarang ngga usah bahas itu. Kamu katanya demam gimana keadaan kamu sekarang, udah mendingan?"tanya Alena.

"Udah mendingan bun, tapi masih rada pusing,"ujar Anin manja sembari memeluk Alena dari samping karena mereka sekarang memang sedang duduk diranjang.

"Ya udah sekarang kamu tiduran dipaha aku biar aku pijitin kepalanya, buat ringanin pusingnya," ujar Alena lalu melepaskan pelukan Anin dan memposisikan dirinya duduk bersandar diranjang, Anin langsung saja memposisikan tubuhnya tiduran dipaha bundanya yang langsung disambut pijitan lembut dikepalanya.

"Gimana enak?"tanya Alena tangannya masih memijit kepala Anin.

"Em enak Bun."jawab Anin lirih karena sudah merasa mengantuk, matanya bahkan sudah menutup dan menikmati pijatan Alena.
Lama kelamaan Anin tertidur, Alena yang merasa tidur Anin sudah nyenyak lalu membaringkan tubuh Anin senyaman mungkin dan menyelimutinya, selanjutnya dia keluar dari kamar dan menuju ruang tengah mencari keberadaan kedua orangtua bagas berniat ingin pamit pulang.

Terlihat Soraya dan sandi sedang duduk bersantai sambil menonton tv Alena langsung menghampirinya.

"Mah, pah aku ijin pulang ya udah sore ,"ujar Alena.

"Iya kamu dianter ya sama Bagas jangan pulang sendiri,"ujar Soraya.

"Ngga papa mah aku pulang sendiri aja aku bisa pesen taksi online."

"Ngga pokoknya kamu dianter sama Bagas, tadi kan mama bilangannya  sama orangtua kamu nanti pulangnya dianter Bagas. "

"Sekarang kamu cari Bagas suruh anter kamu, kayaknya tadi mamah liat ada ditaman belakang."perintah Soraya.

"Iya mah, kalau begitu Alena susul om bagas ya, assalamualaikum."

Alena berpamitan sambil menyalami kedua orang tua Bagas.

"Waalaikumsalam hati-hati ya nak."

..........

Bagas kini sedang duduk ditaman dengan laptop dipangkuanya, sesekali tangannya memijat pelipisnya. Alena yang  melihat Bagas sedang duduk terlihat sibuk bekerja menjadi ragu ingin mendekat ia takut mengganggu pekerjaan Bagas.

"Om."panggil Alena, Bagas mengalihkan pandangannya dari laptop dan melihat Alena yang berdiri disampingnya.

"Ada apa Alena?"tanya Bagas.

"Em gimana ya om aku ngga enak ngomongnya, itu mamah minta om buat anterin aku pulang tapi kalau om lagi sibuk aku bisa pulang sendiri jangan dipaksain ya om kalau ngga bisa," ujar Alena dengan cepat , Bagas menyimpan laptopnya di meja dan berdiri dari duduknya.

"Ayo saya antar, karena tidak baik anak perempuan pulang sendirian lagian pekerjaan saya juga sudah selesai,"ujar Bagas Alena hanya mengangguk lalu berjalan mengikuti Bagas.




............

Diperjalanan hanya ada keheningan tidak ada yang memulai pembicaraan Bagas fokus menyetir sesekali melirik Alena yang sedang melihat lihat keluar dari jendela mobil, Bagas yang ingin mengatakan sesuatu lantas berdehem.

"Ehem"

"Alena" panggil Bagas, Alena yang mendengar namanya dipanggil langsung melihat Bagas.


"Iya om ada apa?"tanya Alena.

"Alena om punya satu permintaan, tapi itu terserah kamu mau menuruti atau tidak itu terserah kamu," ujar Bagas menatap jalanan sesekali menatap Alena.

"Iya om katakan saja."

"Om mau kamu berhijab, om tau kamu sudah berhijab saat sekolah tapi om mau saat berpergian keluar rumah juga," ujar Bagas.

"Iya om aku juga udah ada niatan buat berhijab,"ujar Alena sambil tersenyum manis menatap Bagas, membuat Bagas jadi deg-degan.

"Em nanti kamu ajarin Anin juga yang untuk berhijab."

"Insyaallah om,"jawab Alena.



Bersambung.

Terima kasih buat yang udah baca, vote dan coment:)

Bunda untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang