Alena baru saja keluar dari kelasnya, karena saat ini waktunya untuk pulang. Saat ia sedang berjalan di koridor sekolah ia mendengar seseorang memanggil namanya.
"Alena."panggil orang tersebut.Alena menghentikan jalannya lalu memutar tubuhnya menghadap belakang.
Ternyata orang yang memanggilnya adalah sahabatnya Anin, Anin merupakan sahabat terbaik yang Alena punya ia bahkan sudah menganggap Anin sebagai keluarganya. Alena dan Anin berteman sejak masuk SMP sampai sekarang dan SMA juga disekolah yang sama. Rumah mereka juga lumayan dekat hanya berjarak 4 km saja.
"Anin ada apa?"tanya Alena.
Anin mendekat dan berdiri di hadapan Alena. "Kamu pulang kerumah aku ya mau nggak? Lagian besok juga libur Len jadi kamu bisa nginep, mau ya please?"
Pinta Anin sembari menangkupkan tangannya di depan dada dengan memasang wajah melasnya."Kamu sendirian lagi dirumah?"tanya Alena, ia sudah tahu jika sahabatnya ini memintanya untuk ikut pulang kerumahnya pasti dia sedang sendirian dirumah.
"Hehehe lah itu kamu tau." Anin terkekeh pelan.
"Jadi mau kan?"
Alena mengangguk. "Iya aku mau, tapi aku hubungi bunda dulu ya mau ijin nginep di rumah kamu."
Wajah Anin tampak berbinar bahagia dan mengangguk.
"Oke makasih ya Len, ya udah kamu telepon tante Ranti cepet, bawa ponsel kan? Kalo ngga bawa aku pinjemin nih ponselku."
Anin menyodorkan ponselnya pada Alena. Alena langsung menolaknya."Nggak usah Nin aku bawa ponsel sendiri kok, ya udah aku telepon bunda dulu ya."
Alena mengambil ponselnya yang berada didalam tas nya lalu menelfon bundanya."Assalamualaikum bun."
"Bun Lena sekarang ngga balik kerumah ya Bun, soalnya Lena diajak nginep nih dirumah Anin kasihan sendirian, boleh yah bun?"tanya Alena pada bundanya lewat telepon.
"Oke makasih bun, Assalamualaikum." Alena lalu mematikan sambungan teleponnya.
"Gimana len boleh nggak?"tanya Anin
"Boleh dong nin, lagian aku dirumah bakal sendirian, bunda tadi bilang mau pergi kondangan sama ayah kerumah kerabatnya. Ya udah pulang yuk, udah capek banget nih aku pengin rebahan."
Anin memeluk Alena "Makasih banget Len kamu emang sahabat terbaik aku. Aku beruntung punya sahabat kaya kamu." Alena tersenyum haru mendengar perkataan sahabat nya.
Setelah mereka berdua berpelukan mereka lalu berjalan menuju parkiran mobil. Alena tidak membawa mobil karena mereka selalu berangkat bersama dan selalunya Anin yang menjemputnya.
...........
Sesampainya dirumah Anin. Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumah.
Alena dan Anin langsung saja masuk kedalam kamar Anin untuk segera mandi menyegarkan tubuhnya, karena mereka sendari tadi sudah merasakan tidak nyaman dengan seragam sekolahnya yang sudah kusut dan tubuhnya melekit karena peluh.
Saat sudah berada didalam kamar milik Anin, Alena langsung melepaskan sepatu dan jilbab sekolahnya.
"Nin aku duluan yah yang mandi? Lengket banget nih badan aku mana udah bau acem lagi."
"Ya ngga apa-apa kamu duluan aja sana, aku juga mau panggil bibi suruh masakin buat kita, kamu juga udah laper kan?"
Alena yang sudah akan berjalan ke kamar mandi lantas menghentikan jalannya setelah mendengar kata memasak, memasak adalah salah satu hobi Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda untuk Ayah
Romansa[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...