Ch. 43 : Hewan Sialan

3K 449 46
                                    

Boleh kan vote dulu dari bagian pertama tanpa bolong?  Makacii..

[.🦋 harumichanz🦋.]

Li Xinxi terus-menerus menutup mulutnya yang menguap lebar. Padahal dirinya baru saja bangun tidur beberapa menit yang lalu, tapi rasa kantuk terus menyerangnya.

Li Xinxi mengacak rambutnya bingung. Masih dengan keadaan menguap, otaknya terus memikirkan hal yang sama sedari tadi. "Apa perasaan ku saja tingkat rebahan ku belakangan ini semakin meningkat?"

Apa dirinya memiliki gangguan tidur?

Li Xinxi tertawa pelan mengenyahkan pemikiran anehnya. Itu tidak mungkin. Di kehidupan sebelumnya saat dirinya masih menjadi Li Xinxi seorang pemimpin mafia memang memiliki waktu tidur lumayan banyak. Saat sedang rapat perusahaan saja dirinya bisa tertidur pulas. Jadi jika ditotal, jumlah waktu tidur nya sekitar 10-12 jam per hari.

Lalu bagaimana dengan pekerjaan nya yang menumpuk? Tentu saja Li Xinxi memiliki sekretaris pribadi yang mengurusnya. Saat datang ke kantor, dirinya hanya perlu menandatangani berkas-berkas penting yang telah sekretaris nya pilah sebelumnya.

Dirinya tak suka menghabiskan waktunya yang berharga hanya untuk menandatangani berkas yang tak begitu penting. Para pegawai yang bekerja dengannya, sebagian besar ia wawancara secara langsung.

Para calon pekerja yang awalnya berpikir akan mendapatkan gaji yang besar disana harus gugur sedikit demi sedikit hingga terkadang tak ada satupun yang lolos.

Mengapa demikian? Li Xinxi dengan tampang datar dan aura dingin di sekitarnya menatap mereka dengan tajam. Aura kepimpinannya menguar membuat mereka paham bahwa calon bos mereka memiliki kemampuan yang tak main-main.

Baru saja pertanyaan pertama diajukan, jantung mereka serasa copot. Leher mereka serasa dicekik. Oksigen seakan hilang, ruangan langsung hening seketika.

"Pengkhianat tak diterima di sini. Aku akan membunuh nya menggunakan kedua tangan ku sendiri. Bagaimana tanggapan kalian?"

Tentu saja, otak mereka tak sanggup menjawab pertanyaan mengerikan yang Li Xinxi ajukan. Syok bukan main mengetahui fakta bahwa pemimpin dari perusahaan besar tersebut adalah seorang gadis psychopath.

Merasa nyawa mereka terancam apabila bekerja dengan Li Xinxi, mereka semua langsung keluar secara serempak dengan langkah takut dan nafas tertahan. Monster mengerikan, itu pikir mereka.

Li Xinxi yang melihat itu hanya bisa mendengus pelan. "Apakah aku terlalu menakutkan? Aneh," cibirnya dalam hati.

Li Xinxi menghela nafas pelan mengingat masa-masa dirinya hidup di dunia modern. Meski melelahkan, saat pulang, rasa lelahnya langsung hilang dan menguar begitu saja saat melihat Kakek dan Neneknya menunggu dirinya pulang untuk makan malam bersama.

"Aku benar-benar sudah mati disana, 'kan?"

Li Xinxi masih merasa janggal dengan keberadaaan nya di sini, lebih tepatnya di raga ini. Dirinya sudah tewas tertembak, lalu alasan apa jiwanya dipilih untuk menempati raga ini?

Maksudnya, bukankah banyak jiwa yang mati setiap hari? Mengapa dirinya, bukan orang lain saja?

Apakah keberadaannya disini bukanlah sebuah kebetulan semata?

Li Xinxi kembali mengacak rambutnya bingung. "Astaga, teka tekinya terlalu banyak!" pekiknya tak terima.

Li Xinxi juga baru sadar bahwa ada yang aneh dengan pria asing yang membawanya kemari entah dengan cara apa. Padahal terakhir kali dirinya berada di penginapan seorang diri lalu tak sadarkan diri usai memakan camilan yang penginapan tersebut sediakan untuknya.

Pertama kali mereka berdua bertemu saat dirinya terjatuh dari atas langit dengan posisi tidak elit nya lalu ditertawakan oleh pria itu. Kemudian, dengan santai nya pria asing itu mengaku sebagai suaminya setelah mengatainya 'babi'.

Apakah yang pria itu katakan benar? Padahal dirinya belum pernah menikah bahkan saat masih menjadi Li Xinxi!

Li Xinxi juga merasa dia hanyalah 'pengganti' dari raga yang ia tempati. Meski mengetahui jiwanya merupakan reinkarnasi dari Dewi Kematian -- Dewi Yin, Li Xinxi tak mengingat sedikit pun memori kehidupan saat dirinya masih menjadi Dewi Yin.

"Kalau sebelumnya aku adalah Dewi Yin. Bukankah seharusnya pasangan dari Yin adalah Yang? Dimana Dewa Yang berada?" pikirnya menerawang ke atas.

"Apa mungkin pria asing bermata merah itu.. Dewa Yang?" pekiknya menutup mulutnya syok.

.
.
.

Pria bertubuh jangkung terlihat sibuk menandatangani banyak perkamen-perkamen, matanya tak pernah lepas dari gulungan-gulungan kayu itu. Punggung dan lehernya terasa sedikit sakit lantaran terlalu lama duduk.

Meregangkan sedikit otot-ototnya yang kaku, pria itu mendengus pelan mengingat dirinya sudah tak bertemu satu hari dengan istri kecilnya karena pekerjaan sialan ini.

Jika dirinya bukanlah seorang pemimpin dari kaumnya, mungkin ia bisa memiliki waktu bebas lebih banyak. Bersama seharian dengan istri kecilnya daripada berkencan dengan pekerjaan.

Memikirkan itu lagi-lagi membuat diringa mendengus kesal. Rasa rindu membuatnya sedikit tak fokus mengerjakan pekerjaannya. Dirinya ingin memeluk erat dan menghirup aroma vanilla milik istri kecilnya dibanding harus menghirup aroma kayu dan kertas yang membosankan.

Pria tampan bermata merah itu mengalihkan pandangannya saat salah seorang bawahannya masuk ke ruangannya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Dasar bawahan kurang ajar!

Pria bermata merah menaikkan sebelah  alisnya bingung. "Ada masalah apa, Xuan?" tanyanya dingin.

Meski sebenarnya dirinya sedikit heran, alasan dibalik tingkah bawahannya satu itu yang biasanya menghilang meninggalkan dirinya seorang diri dengan pekerjaan yang menumpuk lalu sekarang malah datang menghampirinya sendiri, terlebih dengan wajah takut bercampur panik.

"T—Tuan, empat orang pria asing telah melewati perbatasan dan mulai mengacau. Tampaknya mereka bukanlah manusia ataupun manusia elemen biasa melainkan he--"

Pria bermata merah reflek bangkit tak mendengarkan lebih lanjut dari ucapan bawahannya. Otaknya blank beberapa saat. Akan tetapi itu tak lama, usai mendengar suara ledakan dari luar.

"Hewan-hewan sialan. Ingin mengambilnya dariku, hem?"

Tbc. 

🦋🦋🦋

Pria tampan bermata merah itu saiton tamvan ya. Jadi jangan bingung. Part selanjutnya adegan 'empat hewan sialan' bertemu dengan saiton tamvan. Aduh, bakalan pecah gak ya 🙈

Next? Spam disini ya..

Publish : 07 November 2021.
Jumlah : 835 kata.

Written by : harumichanz

Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang