Ch. 54 : Kartu AS

2.4K 415 130
                                    

Mana nih yang kangen sama gege Li Xinxi? Ini sedikit scene mereka ya, moga suka. Yuk follow akun author! harumichanz

"Hohong, aku merindukan Xinxi. Padahal belum sehari ia pamit pergi ke ibu kota," keluh Fengxi manja. Pria tampan satu ini memeluk erat sebelah lengan Hongshuo yang kebetulan duduk di sebelahnya.

Hongshuo bergidik ngeri mendengar nada menggelikan yang keluar dari mulut pria itu. Terlebih lengannya diapit oleh lengan pria itu. Menjijikan.

Hongshuo menyentak kasar hingga lengan mereka tak lagi tertaut. "Sialan, lepaskan tanganmu itu!" ujarnya setengah berteriak. Bahkan saking jijiknya, bulu kuduknya naik semua. Hei, ia masih normal!

Fengxi mencebikkan bibirnya kesal. Andai ia masih anak-anak, mungkin wajahnya akan terlihat menggemaskan dan membuat siapapun ingin menculiknya. Akan tetapi, dirinya kebalikan. Lebih cocok untuk dianiaya.

Lanshui memukul pelan kepala Fengxi dengan sikunya. Mata sucinya telah ternodai. "Jangan main-main. Fokus saja untuk melatih mereka. Jika tidak, Yaozong pasti akan menguburmu di dalam tanah," ujarnya seraya melirik sekilas Yaozong yang sedang melatih beberapa orang dari anggota mafia Li Xinxi yang memiliki elemen tanah.

Mereka diberi pesan oleh Li Xinxi untuk melatih anggotanya selagi dirinya pergi untuk urusan sesuatu. Tidak tahu apa yang akan ia lakukan, mereka berempat hanya bisa melakukan tugas mereka.

Hongshuo berdecih sinis. "Pergi kemana bocah itu." Fengxi memukul keras lengan Hongshuo. "Bodoh, Xinxi kan sudah bilang ia akan pergi ke ibu kota."

Hongshuo menatap tajam Fengxi setelah menyadari sesuatu. "Wah, kau sudah berani memukulku ya?" tanyanya seraya tersenyum miring.

Fengxi tersenyum bodoh, menggaruk tengkuknya bingung. Merasa dalam bahaya, dirinya langsung menyatukan kedua tangannya memohon ampun. Bahkan dirinya juga berlutut tanpa menghentikan gosokan di kedua telapak tangannya. "Ampuni saya, Tuan. Hamba tidak berani," ujarnya dramatis.

Lanshui hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kekanakan mereka. Dirinya tak tahan lagi untuk tidak menenggelamkan mereka ke dalam dasar laut. "Jika ada laut di sekitar sini, pasti akan kulempar mereka berdua."
.
.

"Pengawalnya sudah tewas. Lalu, bagaimana jika selanjutnya anda, Yang Mulia Kaisar?" tanya Li Xinxi santai.

Kaisar Liiu merasa terhina dengan ucapannya, aura membunuh mulai keluar dari tubuhnya. Li Xinxi sedikit terkejut, bukan karena takut ataupun merasa kalah dengan aura yang Kaisar keluarkan. Akan tetapi, sesaat dirinya dapat melihat bayangan hitam seperti aura aneh yang menguar dari tubuh Kaisar.

Li Xinxi terdiam sejenak. Otaknya langsung berpikir dengan keras. Ibu kandung dari pemilik tubuh yang ia tempati adalah Selir Cho — putri bungsu dari Kaisar Cho. Saat ia lahir, Kaisar Liiu tidak mengakui dirinya sebagai anak karena fisiknya yang berbeda. Andai matanya berwarna merah biasa bukan merah darah kepekatan mungkin Kaisar akan langsung mengadakan pesta besar-besaran karena untuk seukuran bayi yang baru lahir, elemen yang biasanya mereka miliki tidak terlihat di umur belia seperti itu. Jika saja benar terjadi, mungkin ia dan ibunya akan mendapatkan gelar Permaisuri dan Putri Mahkota secara langsung. Akan tetapi yang terjadi sungguh berbeda.

Mengetahui warna bola mata putrinya yang baru lahir adalah merah darah sedikit kepekatan. Tanpa berpikir panjang, Kaisar Liiu langsung memberikan perintah pengasingan untuk Selir Cho beserta putrinya yang baru lahir. Entah apa yang beliau pikirkan hingga memberi perintah aneh semacam itu.

Tentu saja hal itu membuat keadaan kekaisaran semakin ricuh. Banyak rumor beredar mengenai keburukan Selir Cho dan sebagainya. Dari semua itu, dalang dibalik awal mula rumor tersebut ialah Kaisar Liiu sendiri.

Li Xinxi tersenyum tipis. Dirinya sudah mendapatkan kartu AS. Mengenai kesimpulan yang ia dapatkan setelah melihat aura Kaisar Liiu, hingga tragedi dimana dirinya dibuang ke hutan terlarang.

Meski masih sekedar dugaan, setidaknya dengan seiring waktu berjalan, dirinya pasti akan memecahkan teka-teki rumit ini dengan sempurna.

Li Xinxi memejamkan matanya sejenak, menatap dingin Kaisar Liiu. "Bagaimana perasaan anda jika bertemu dengan putri yang sebelumnya anda buang, Yang Mulia Kaisar?"

Mata Kaisar Liiu melotot. Ingatannya berputar saat dirinya memerintahkan beberapa pengawal untuk mengirim Selir Cho dan putrinya ke hutan terlarang tanpa perbekalan layak. "A-apa maksudmu?" tanyanya mencoba tenang.

Li Xinxi tersenyum manis, berbeda dengan tatapannya yang kian tak bersahabat. "Begini saja. Bagaimana jika orang lain tahu bahwa sebenarnya putri yang sebelumnya anda tak akui adalah putri kandung anda sendiri?" tanyanya sinis.

Kaisar Liiu memejamkan matanya mencoba meredakan emosi yang meluap-luap dalam dirinya. Matanya melirik sekilas seorang pengawal memberikan kode kepadanya.

Pengawal tersebut paham akan maksud Kaisar. Lalu memerintahkan semua anggota kekaisaran yang hadir untuk keluar dari ruangan.

"Maaf, Yang Mulia Permaisuri, Para Selir dan Pangeran serta Putri untuk keluar dari ruangan," ujarnya sopan.

Satu persatu dari mereka mulai bangkit dari duduk dan hendak berlalu dari sana. Li Xinxi yang melihat itu kembali mengangkat suara. "Wah, ada apa ini? Mengapa anda menyuruh semua orang untuk pergi? Apakah pembicaraan kita sangat rahasia hingga tak ada satupun dari mereka diperbolehkan untuk mendengarnya?" tanyanya remeh.

Kaisar Liiu hanya bisa diam tak berkutik. Dirinya seolah mati kutu jika berdebat dengan sosok misterius di depannya tersebut.

"Ada apa ini? Perasan asing apa yang kurasakan?" tanya Kaisar Liiu dalam hati.

Kaisar Liiu menatap tajam satu persatu mereka. Menghiraukan tatapan bertanya yang masing-masing dari mereka layangkan. "Kalian semua pergi dari sini sebelum aku berkata untuk kedua kalinya," ujarnya dingin.

Mereka langsung tergesa-gesa berjalan menuju pintu keluar. Tepat sebelum orang pertama melangkahkan kaki, Li Xinxi lebih dahulu membakar pintu keluarnya. Api langsung berkobar dengan ganas.

Mereka semua langsung mundur secara reflek. Para selir berteriak terkejut, terkecuali Selir Agung Cho. Dirinya sudah dapat memastikan bahwa indentitas dari penyusup satu itu tak main-main. Sebelumnya ia sempat bersitatap dengannya beberapa jam yang lalu. Meski samar, dapat ia lihat, bocah itu mengucapkan kata 'Bibi' saat menatapnya.

Selir Agung Cho menatap Li Xinxi penuh selidik. "Siapa dirinya sebenarnya?" gumamnya pelan.

Li Xinxi yang merasa ada yang menatapnya pun mengalihkan pandangannya sejenak. Lalu matanya bertatapan langsung dengan Selir Agung Cho.

Li Xinxi melambaikan tangannya ke atas, melemparkan senyum manis sarat penuh arti padanya.

"Oh halo, Bibi."

Tbc.

🦋 🦋 🦋

Nah loh, Li Xinxi udah terang-terangan sekarang. Sebelumnya ia manggil bibi pas Selir Agung Cho masih jauh gitu, jadi ga kedengeran sekarang di hadapan anggota keluarganya yang lain. Wow ga tuh. Otomatis, Kaisar Liiu tau dong siapa dia sebenarnya. Li Xinxi disini juga udah bergerak, ga mau tele-tele lagi. Tapi, untuk kapan pastinya dia balik jadi anggota kekaisaran lagi belum tau ya. Bisa jadi chap selanjutnya ataupun beberapa chap lagi. Kalau menurut kalian kelamaan, bisa komen aja ya. Soalnya aku suka ga nyadar kalau aku buat alurnya kelamaan hehe. Sejauh ini, udah dapet kan clue pentingnya? Rose ntar an ya aku publish, aku hapus dulu semua chapnya nanti aku publish lagi di work itu (niatnya sekarang, eh pusing dan ga fokus jadi moga aja part ini sesuai ya)

Mau double up ga nih? Yok lah tembus 100 komen!
(votenya jangan lupa, ga mesti 100 langsung kok hehe)

Publish : 25 Desember 2021.

Written by : harumichanz

Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang