Part ini panjang pake banget, jadi yang ga vote parah sih. Author ngetiknya sampe mata author sakit nih :( demi segera update. Apalagi ini malam minggu dan pasti yang jomblo diem di rumah aja kayak author. Yuk jangan lupa follow akun author sekalian ya! harumichanz
* * *
"Nona masih lapar?" tanya Muxin saat melihat Li Xinxi yang kembali dari dapur membawa makanan lain.
Para pelayan juga menatap Li Xinxi dengan tatapan bertanya, mulut mereka masih sibuk mengunyah sesekali bercengkrama antara satu dan yang lain.
Li Xinxi mengangguk tanpa malu. "En. Aku masih belum kenyang," ungkapnya jujur. Muxin menatapnya antara kagum dan bingung. "Tapi Nona sudah menghabiskan 5 porsi makanan sendiri!" serunya.
Li Xinxi mengangkat bahunya acuh. "Entahlah, tidak ada perubahan sama sekali. Perutku masih terasa kosong," ujarnya santai.
Muxin hanya bisa menghela nafas. "Nanti Nona bisa gemuk," ujarnya memberi peringatan. Biasanya para wanita akan mengeluh tentang berat badan mereka, berbeda dengan Li Xinxi yang terlampau santai menanggapinya. Biasalah, tipe makan banyak tetapi perut tetap rata.
Li Xinxi berdecak malas. "Ya ya, kalau aku gemuk palingan hanya pipiku saja yang bertambah tembam. Bukankah aku akan semakin terlihat menggemaskan, Muxin?" ujar dan tanyanya penuh percaya diri. Tingkat rasa percaya dirinya semakin meningkat saja kian hari dan itu membuat Muxin harus sering mengelus dadanya sabar.
Muxin tersenyum paksa. Meski sebenarnya apa yang Li Xinxi katakan adalah fakta. Tubuhnya masih ramping dan proporsional tetapi pipinya kian berisi meski tidak terlalu parah, bisa-bisa orang lain mengira itu adalah bakpao bukan pipi manusia.
"Muxin, kau tidak ingin mencobanya?" tanya Li Xinxi memamerkan makanannya. Ada terong goreng, tempe goreng, tahu goreng dan ikan lele beserta sambalnya. Muxin yang melihat itu merasa bingung, makanan jenis apa yang Li Xinxi buat?
Kepala Koki yang sedang memakan La Ji Zi pun turut mengalihkan tatapannya untuk sekedar melihat apa yang Li Xinxi masak.
"Pecel lele."
Seakan tau arti dari tatapan mereka, Li Xinxi lebih dahulu menjawabnya membuat mereka sama-sama menganggukkan kepala.
Kepala Koki Gu turut bertanya. "Dari mana masakan itu berasal, Tuan Putri? Hamba tidak pernah melihatnya sama sekali. Apakah dari benua lain?"
"Tentu saja kalian tidak pernah melihatnya. Itu dari dimensi lain," jawab Li Xinxi dalam hati. Bisa dikatai aneh apabila ia mengatakan yang sesungguhnya.
Li Xinxi memang keturunan murni dari asia timur tetapi ia pernah berlibur ke asia tenggara tepatnya ke negara dimana pertama kali ia mencoba pecel lele. Kesan pertamanya saat melihat lauk pauk simpel dengan lalapan yang tidak dimasak itu membuatnya ragu untuk memakannya. Ia sampai bertanya beberapa kali kepada anggotanya untuk memastikan bahwa makanan tersebut memang bisa dimakan.
Mengingat itu membuatnya malu sendiri. Meski ragu di awal, setelah mencobanya menggunakan sambal tingkat selera makannya langsung meningkat. Pemimpin mafia satu itu memesan banyak porsi pecel lele untuknya sendiri, tidak lupa dengan nasi hangat sebagai pelengkapnya. Para anggotanya sampai terbelalak tidak percaya, takjub bercampur malu lantaran para pelanggan lainnya menatap mereka dengan sebegitunya.
Li Xinxi mengangguk ragu. "Ya seperti itulah. Mana mungkin aku bisa membuat resep baru sendiri," ujarnya tertawa pelan menutupi rasa gugupnya.
Kepala Koki Gu mengangguk tanpa merasa curiga. "Kalau begitu, bolehkah hamba ini mencoba masakan yang Tuan Putri buat?" tanyanya sopan. Matanya tidak lepas dari nampan yang Li Xinxi bawa. Meski penampakannya terlihat sedikit asing, ia menduga bahwa masakan yang Tuan Putri-nya buat dapat dikategorikan enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]
Fantasy[ORIGINAL IMAGINATION] "The villains just want the happiness." *** [Fantasy - Adventure - Mystery - Romance] [R15+] Li Xinxi, seorang pemimpin asosiasi mafia terbengis kelas atas bernama Black Devil. Gadis muda berwajah cantik itu memiliki kisah...