39

4.6K 635 23
                                    

Votenya epribadeh :'

°°°

"Aku bertanya, siapa dirimu sebenarnya?"

Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Pria itu menghela nafas kasar. Apa yang harus dia katakan?

"Bagaimana aku bisa menjawabnya. Aku takut kau pergi meninggalkanku lagi seorang diri," gumamnya sendu. Matanya meneliti tiap inchi kalung bandul berbentuk bintang kecil dengan tali yang dibuat khusus yang berada di telapak kanan tangannya.

"Istri, mengapa kau selalu duduk sendirian di sini dan memperhatikan bintang tiap malam?"

"Aku menyukai bintang."

"Sungguh? Kau menyukai bintang? Tapi, mengapa?"

"Aku tak ingin menjadi bulan yang sendirian, aku ingin berpasangan seperti bintang-bintang di langit malam. Bintang di malam hari terlihat indah dari sini."

"Kalau begitu, aku akan menjadi bulannya. Aku akan menemanimu setiap saat."

"Janji?"

"Hm, janji."

"Aku berjanji," gumamnya sendu.

Li Xinxi telah pergi meninggalkannya seorang diri di ruang kerja usai tak mendapatkan jawaban apapun darinya.

"Aku tahu, kau pasti menyembunyikan sesuatu. Entah itu apa, yang pasti kau tak dapat menyembunyikan itu selamanya. Kebenaran akan selalu terungkap pada waktunya."

Pria pemilik bola mata merah darah persis seperti Li Xinxi itu terkekeh pelan saat perkataan Li Xinxi kembali memenuhi pikirannya.

"Aku tahu itu. Akan tetapi, aku pastikan kau tak dapat meninggalkanku lagi nanti dengan cara apapun termasuk mengurungmu bersamaku," Matanya berkilat penuh ambisi. Senyum miring terukir samar di bibir tipisnya.

"Kau hanya milikku, istri."

°°°

Li Xinxi terus melangkah mengikuti instingnya. Hatinya merasa janggal melihat dekorasi istana yang seakan sedikit familiar baginya.

Akan tetapi, ia tak pernah kemari sebelumnya. Ia juga tak tahu istana dari Kekaisaran mana yang ia kunjungi saat ini.

"Aku benar-benar sudah tidak waras. Mengapa kakiku melangkah kesini?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Di didepannya terdapat sebuah gazebo berukuran cukup besar dengan sulur-sulur tumbuhan merambat menghiasi atapnya. Gazebo itu tampak cantik meski terlihat telah berumur.

Gazebo tua tersebut berhadapan langsung dengan danau kecil yang jernih dihiasi dedaunan beserta teratai-teratai berwarna putih yang mengambang tenang di permukaan.

Di samping kirinya, berbatuan besar bertumpukan di satu sisi ditemani tumbuhan hijau bermacam jenis sedangkan di sebelah kanan, pemandangan perpohonan rindang terlihat menyejukkan.

Li Xinxi menghela nafas pelan. "Yah sudahlah. Di sini adem, mending tidur sekalian aja," kekehnya pelan.

Sebelah tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya yang menganga lebar lantaran menguap. Rasa kantuk mulai melandanya. Angin sepoi-sepoi seakan mendukungnya untuk segera memejamkan mata.

Mencari posisi yang nyaman, tubuhnya ia sandarkan ke belakang agar tak terjatuh. Mulai menghitung domba dalam hati, tak lama kemudian matanya tertutup sempurna. Ia tertidur pulas dalam waktu kurang dari setengah menit.

"Aku harap, semuanya baik-baik saja.

.
.
.

Beberapa saat kemudian..

Sosok pria berhanfu hitam tiba-tiba muncul di gazebo dimana tempat Li Xinxi tidur. Pria tampan beriris merah itu terkekeh pelan melihat raut menggemaskan 'istri kecilnya' itu saat tertidur pulas. Bola mata berwarna merah darah persis seperti miliknya itu tertutupi oleh kelopak mata yang memiliki lipatan mata yang akan terlihat jelas saat mata cantik itu terbuka.

Bulu mata lentik berwarna putih bersih layaknya para pengidap albino biasa miliki melekat sempurna di wajah putih bersih bak giok milik Li Xinxi. Bukannya terkesan aneh, perbedaan signifikan yang Li Xinxi miliki membuatnya semakin terlihat cantik dan imut.

Pria berhanfu hitam itu tersenyum tipis, mengelus puncak kepala Li Xinxi dengan penuh kehati-hatian. Matanya masih sibuk mengagumi paras cantik yang 'istri kecilnya' miliki meski masih kecil. Entah apa yang akan terjadi jika gadis kecil itu berubah menjadi gadis dewasa nantinya. Mungkin, para lelaki di luaran sana akan berbondong-bondong melamar dan ingin menikahi 'istri kecilnya.' Tentu saja, hal itu tak akan ia biarkan begitu saja. Apa pun yang telah ia claim menjadi miliknya, sampai kapanpun tetap menjadi miliknya. Siapapun yang berani menentangnya, maut akan ia berikan cuma-cuma padanya.

Miliknya tetap miliknya. Sampai kapanpun itu.

"Aku tak akan melepaskanmu, istri kecil."

°°°
Kalau makin bingung ke sini jalan ceritanya boleh baca ulang yah. Part kedepannya semakin banyak teka-tekinya dan tugas kalian adalah menyambungkan potongan-potongan puzzle sedikit demi sedikit. Bagi yang masih kurang paham boleh tanya lewat komentar. Pokoknya, jangan skip-skip bagian apapun, bagian terkecil pun bisa jadi clue nantinya. Meski makin lama makin terlihat sedikit bagiannya per part saya akan usahaiin buat g terlalu bertele-tele. Hole plot di chapter awal² mungkin akan saya revisi nanti kalau sempat mwehehe.
Next rencana di publish besok :'
Follow akun author harumichanz bagi yang belum ya!
Thank you ^^

12 Juli 2021.

Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang