📍12.00 WIB.
Li Xinxi membuat Baoqi duduk di atas singgasana air yang telah ia buat dengan penuh paksaan. Baoqi menggerak-gerakkan kakinya mencoba melepaskan ikatan yang melilit. Meski dari air, rantai buatan Li Xinxi tidak tembus melainkan mengikatnya dengan erat seolah rantai sungguhan.
Baoqi semakin percaya bahwa bocah di hadapannya bukanlah sembarangan orang. Aura yang ia pancarkan, begitu agung dan dapat membuat atmosfer berubah mencekam.
Li Xinxi tertawa penuh ejekan. "Bagaimana? Mengapa tidak melepaskannya menggunakan elemen apimu, Pa-nge-ran?" Li Xinxi sengaja mengeja kata terakhirnya untuk memancingnya.
Sesuai dugaan, Pangeran Baoqi mudah terpancing emosi. Buku-buku jarinya memutih, matanya berkilat penuh permusuhan.
Li Xinxi terkekeh. "Aiyo, marah?" tanyanya sinis.
Pandangannya beralih menatap kerumunan orang-orang yang semakin banyak dan mulai terasa menganggu penglihatannya.
Li Xinxi tersenyum miring. Melirik sekilas Baoqi yang menatapnya penuh tanya. "Mau melihat pertunjukan yang seru, pangeran?" tanyanya misterius.
Tanpa menantikan jawabannya, Li Xinxi lebih dulu membuat retakan-retakan di bawah kaki para penonton. Alhasil mereka langsung panik dan berusaha melarikan diri.
Li Xinxi menggelengkan kepalanya sembari melipatkan tangannya ke depan. "Jangan berlari. Kalian membuat tanahnya semakin retak dengan cepat," ujarnya santai.
Menghiraukan ucapannya, mereka malah semakin berlari tanpa tentu arah dengan harapan selamat dari bencana.
Li Xinxi menjentikkan jarinya, lalu kabut debu mulai menghalangi pandangan mereka.
Baoqi kembali melototkan matanya tidak percaya. "K-kau memiliki dua elemen?" tanyanya tergagap.
Li Xinxi melirik sekilas Baoqi. "Mengapa? Kau takut? Ini belum seberapa," ujarnya kembali fokus.
Li Xinxi mendorong tubuh mereka di satu titik, lalu tak lama angin badai mulai menghisap mereka satu persatu. Teriakan histeris para rakyat menjadi kesenangannya sendiri bak lantunan melodi indah.
"T-tiga e-elemen?" pikir Baoqi syok.
Li Xinxi beralih menatap Yueli dan ibunya lalu berjalan menghampirinya mereka berdua. Li Xinxi berjongkok sedikit, mengusap lembut air mata Yueli.
"Yueli tidak takut, 'kan?"
Yueli hanya diam dengan tangan yang bergemetar. Tentu saja ia takut dengan sosoknya yang terlihat bengis. Memiliki tiga elemen sama saja dapat menghancurkan benua. Terlebih kekuatannya sungguh unik dan misterius.
Membuat retakan di tanah.
Membuat badai topan tetapi membuat rumah-rumah lain tidak terikut masuk.
Bukankah itu hebat sekali?
Yueli menggelengkan kepalanya berulang kali. "Y-Yueli t-takut," cicitnya pelan.
Li Xinxi menghela nafas pelan. Beralih menatap wanita yang ia yakini ibu dari Yueli. "Anda ibunya?" tanyanya memastikan.
Ibu Yueli mengangguk meski terlihat enggan. Tentu saja ia waspada pada sosok di depannya. Bersikap santai seolah tak merasa bersalah setelah membuat para rakyat turut terkena imbas. "En, Yueli adalah putri saya."
Li Xinxi mengangguk paham. Mengambil sesuatu dari cincin ruang yang Yaozong berikan lalu mengeluarkan sekantung koin emas dan memberikannya kepada Ibu Yueli. Tentu saja langsung ditolak dengan tidak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]
Fantasi[ORIGINAL IMAGINATION] "The villains just want the happiness." *** [Fantasy - Adventure - Mystery - Romance] [R15+] Li Xinxi, seorang pemimpin asosiasi mafia terbengis kelas atas bernama Black Devil. Gadis muda berwajah cantik itu memiliki kisah...