"Aku ingin pergi sebentar untuk membeli budak," ujar Li Xinxi sembari menoleh sebentar ke arah keempat gegenya yang baru saja siap menyeka mulut mereka menggunakan sebuah kain yang telah disiapkan rumah makan Gu tersebut.
"Kami ikut kan?" tanya Lanshui, menatap Li Xinxi yang hendak pergi.
"Kami ikut saja ya? Ya, ya, ya?" bujuk Fengxi, memelaskan wajahnya.
Li Xinxi diam, tampak tengah menimang-nimang sesuatu.
'Kalau mereka ikut, nanti mereka akan tahu untuk apa aku membeli budak-budak itu nantinya. Tapi...'
"Yasudah, bolehlah. Lagi pula aku sedang miskin, jadi kalian yang bayar nanti, ya."
________
Saat ini, mereka berlima telah sampai disebuah gang sempit yang sepi, dengan pencahayaan yang hanya berasal dari pantulan sinar bulan.
Mereka berjalan masuk menuju salah satu rumah yang tampak tua dan tak terurus dengan tumpukan jerami-jerami kering yang menutupi dinding beserta atapnya.
Setelah melewati pintu pertama, rumah yang mulanya tampak tua dan tak terurus itu perlahan berubah menjadi tempat yang lumayan layak huni, yang dijaga oleh kedua pria bertubuh kekar dengan wajah sangarnya.
"Ada keperluan apa nona kecil ini kemari?" tanya pria penjaga sedikit err meremehkan, yang memiliki kulit lebih gelap dari teman penjaganya disampingnya itu yang tengah memperhatikan tampilan mereka dari atas hingga bawah.
"Ingin membeli budak," balas Xinxi singkat, mendongak menatap mata penjaga itu tajam.
Ia sangat benci dipandang remeh oleh orang lain. Apa ia pikir, Li Xinxi tampak seperti orang yang salah alamat gitu?
Pria penjaga yang memiliki kulit lebih terang sedikit itu tersentak ketika tak sengaja melihat tatapan tajam dan aura yang mencekam dari seorang bocah seperti Li Xinxi.
Tatapan matanya itu lebih mengerikan dibandingkan dari pada preman-preman pasar!
Pasti, ia bukan sembarangan orang, itu pikirnya.
"Sebentar, biar saya panggilkan tuan pemilik," balas pria penjaga itu bergegas pergi.
Di ruangan khusus tuan pemilik.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk," sahut pria paruh baya yang tengah menyesap teh di cangkirnya.
"Tuan, ada seorang bocah perempuan misterius yang mengenakan cadar beserta keempat orang pria yang saya perkirakan itu kakak laki-lakinya yang mengenakan topeng sehingga hanya sebagian dari wajah mereka yang terlihat. Mereka datang dengan tujuan ingin membeli budak. Saya curiga mereka bukan sembarang orang, terlebih lagi bocah perempuan itu, ia memiliki tatapan dan aura yang mencekam," lapor pria penjaga yang diketahui bernama Guan, menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat.
"Baiklah, antar aku kesana."
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya tuan pemilik beserta penjaga tadi muncul dihadapan Li Xinxi.
"Apa benar nona kecil ini ingin membeli budak?"
"Hm, iya." Kalau bukan mau beli budak, ngapain gue kemari? Beli siomay? Ngadi-ngadi emang.
"Baiklah, mari ikut saya."
______
Saat ini, mereka berlima ditambah satu orang yaitu tuan pemilik, berada di lorong sempit menuju sebuah ruangan yang besar -- tempat para budak, hanya sekedar untuk melihat-lihat keadaan budak-budak yang hendak ia beli, nanti.
Ada yang sudah lansia, dewasa, remaja hingga anak-anak yang masih dibawah umur.
Tapi, yang jelas, mereka semua tampak menderita disini.
Dilihat dari tatapan mereka yang hampa, seakan putus asa dengan takdir.
Kondisi mereka pun bisa dikatakan tidak baik. Semuanya kurus tak berdaging. Tulang mereka saja sampai terlihat timbul di balik kulit-kulit mereka yang tipis itu.
Hidup layaknya mayat.
"Total ada berapa orang budak yang tuan miliki?", tanya Li Xinxi to the point.
"Totalnya, ada 250 orang budak. Kalau boleh tau kriteria budak seperti apa yang nona kecil ini inginkan?" tanya tuan pemilik berusaha ramah.
Tael emas tengah berputar-putar di pikirannya.
Aku kaya!, batinnya kegirangan.
"Tidak ada. Baiklah, total harganya berapa?", tanya Li Xinxi sembari melirik sekilas beberapa anak kecil yang tampak mungil, menggigil ketakutan ketika pria paruh baya dihadapannya itu melirik mereka dengan tatapan misterius.
Aku curiga, kenapa mereka sampai ketakutan seperti itu ketika pria tua ini melirik mereka.. ?
"Hem... 50 kantong tael emas dan 5 kantung tael perak saja, nona."
Mata pria paruh baya itu seketika berbinar ketika mengucapkan harga.
Dasar manusia serakah, apa katanya tadi? 'saja?'
Itu namanya perampokan ogeb."Apakah tidak bisa kurang, tuan pemilik?" tanya Li Xinxi, bukan berniat menawar harga.
Hanya saja ia tengah ingin memastikan kepribadian orang yang berada dihadapannya itu.
"Hmm.. 50 kantong tael emas saja, deh! Budak-budak milik kami merupakan kualitas terbaik! Bagaimana, nona manis?"
Tuan pemilik itu berusaha membuat Li Xinxi agar tak menawar lagi dengan kata-kata manisnya.
'Kau pikir manusia itu barang? Hingga harus membanding-bandingkannya agar dapat dikatakn terbaik gitu? Terus apa katanya terbaik? Buktinya budak-budak disini kurus krempeng tak berdaging, hanya tulang dilapisi kulit. Sungguh, manusia yang serakah dan tak tau malu,' batin Li Xinxi berusaha menahan amarahnya ketika melihat wajah dari tuan pemilik yang tampak seperti manusia pecinta uang yang menghalalkan segala caranya agar menjadi kaya, termasuk dengan perdagangan budak ilegal seperti ini.
Ia sebenarnya tau, kalau membeli budak sama saja dengan pedagang tersebut alias melanggar peraturan, tapi ia juga paham kalau di zaman yang ia tempati sekarang adalah zaman yang berbeda dengan zamannya yang memiliki hukum tersendiri.
"Apa tak bisa kurang lagi, tuan pemilik yang baik hati?"
🥀🥀🥀
Gimana?
Udah lebih panjang kan? 😂🤧
*nyengir aesthethic*
Next?
Let's votment!
15 April 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]
Fantasía[ORIGINAL IMAGINATION] "The villains just want the happiness." *** [Fantasy - Adventure - Mystery - Romance] [R15+] Li Xinxi, seorang pemimpin asosiasi mafia terbengis kelas atas bernama Black Devil. Gadis muda berwajah cantik itu memiliki kisah...