Ch. 59 : "Aku tidak sejahat itu."

2.5K 418 411
                                    

Happy New Year guysss! Gimana malam tahun barunya? Ada yang bakar-bakar gak? Bakar apa nih? Atau diam di rumah aja kayak saya? Kagak ada bakar-bakaran, daku hanya ngemil bakwan :( Yah gapapa sih, enak juga hehe. Moga di tahun ini, kita jadi lebih baik lagi ya. Sehat sentosa, perut kenyang, terus banyak cuan hehe.

"Ayah, ini adalah hadiah kecil dariku untukmu."

Li Xinxi tersenyum polos, mengabaikan tatapan tidak percaya dari para anggota kekaisaran yang sedang mengadakan makan malam bersama.

Mereka sama-sama terkejut. Mendengar perkataan yang meluncur bebas dari seorang bocah berusia 10 tahun itu.

Beberapa dari mereka menutup mulut mereka terkejut. Ada juga yang tidak sadar hingga muntah tanpa kenal tempat karena merasa jijik lalu dua orang selir dan beberapa pelayan lainnya telah tergeletak pingsan.

Li Xinxi benar-benar mengambil kepala dari dua orang pengawal sebelumnya untuk dijadikan hadiah kecil, spesial untuk Kaisar Liiu. Tentu saja dengan sedikit permainan yang menyenangkan. Tubuh dua pengawal tersebut sudah ia cincang-cincang lalu ia buang sembarangan, membuat siapapun bergedik ngeri melihatnya. Bau busuk begitu menusuk, tetapi tidak ada yang tahu siapa pelakunya.

Tanpa mencuci wajahnya yang telah terkena noda darah dimana-mana, dengan wajah polosnya Li Xinxi memberikan kepala-kepala itu secara langsung dihadapan semua orang tanpa rasa takut sedikitpun. Monster, sungguh monster.

Li Xinxi dengan hanfu putih polosnya dengan noda darah sebagai motif tambahan membuat kesan mengerikan begitu kental. Berparas bak dewi tetapi berhati iblis. Putra Mahkota Liiu semakin merasa tertarik dengan sikap unik yang adik barunya satu ini miliki. Tatapannya tak lepas sedetikpun dari Li Xinxi. Menatapnya penuh kagum.

Putri Mahkota Liiu yang melihat itu berusaha mati-matian menahan gejolak amarahnya. Sialan!

Li Xinxi memiringkan wajahnya ke samping, masih setia dengan kedua tangan yang memegang dua buah kepala manusia utuh tanpa rasa jijik sedikit pun.

"Ayah tidak ingin mengambilnya? Padahal Xin'er telah berbaik hati memberikannya kepada Ayah," ujarnya berpura-pura sedih. Bahkan matanya berkaca-kaca. Bibirnya melengkung ke bawah. Li Xinxi telah melepaskan cadarnya, membuat rautnya terlihat jelas di mata semua orang yang hadir.

Kaisar Liiu bergeming sebentar. Beberapa detik kemudian, ia mengebrak meja hingga terbelah dua. "Apa yang kau lakukan, Putri Xinxi?" tanyanya dengan nada rendah.

Li Xinxi menatap sedih Kaisar Liiu. Masih melancarkan aktingnya, Li Xinxi bertanya dengan polos. "Mengapa Ayah tidak menyambutku tadi? Padahal aku sudah menunggu momen ini seumur hidupku."

Putri Mahkota Liiu merasa geram sendiri, berdiri dari duduknya lalu menatap Li Xinxi tajam. "Untuk apa Ayah menyambutmu? Kau hanyalah seorang putri dari selir kelima! Apa hebatnya?" tanyanya remeh.

Li Xinxi beralih menatap aneh kakak tirinya satu itu. Jari telunjuknya ia taruh di dagu, berpose berpikir. "Mengapa jiejie berkata demikian? Meski Xin'er lahir dari seorang selir kelima, Xin'er tetaplah putri kandung ayah."

Permaisuri Wei diam-diam mengepalkan tangannya merasa tersindir oleh ucapan penuh penekanan dari Li Xinxi. Secara tidak langsung, ia merasa seolah diberikan peringatan keras. Padahal nyatanya memang benar. Li Xinxi pandai menyelipkan kata sindiran dalam kalimat polosnya. Tidak ada lagi xinxi yang sembrono, sudah waktunya ia bergerak. Putri Mahkota Liiu yang memang tidak tahu apa-apa pun semakin menatap Li Xinxi penuh permusuhan.

Kaisar Liiu memijit kepalanya pusing, lelah menghadapi tingkah aneh dan pemberani yang putri kecilnya itu miliki. Memberikannya hadiah berupa dua kepala utuh dengan polosnya. Ia jadi heran, darimana asalnya dua buah kepala manusia itu?

Kaisar Liiu menatap intens Li Xinxi. "Darimana kau mendapatkan kepala-kepala itu?" tanyanya dingin.

Li Xinxi tertawa pelan. "Xin'er membunuh mereka. Lalu, karena teringat Ayah, Xin'er memotong leher mereka dan mengambil kepalanya untuk Ayah. Xin'er, baik 'kan?" tanyanya polos.

Selir Agung Cho menutup mulutnya syok. Ponakannya yang masih kecil itu sudah bisa membunuh bahkan tanpa rasa takut sedikitpun. Matanya malah berbinar saat menjelaskan tragedinya kepada Kaisar Liiu.

"K-kau membunuh?" tanya Putri Mahkota Liiu tidak percaya. Li Xinxi mengangguk penuh semangat.

"En, aku membunuhnya."

Permaisuri Wei ikut berbicara. "Bukankah ada hukuman jika seorang putri bangsawan membunuh rakyat awam tanpa alasan yang jelas?" tanyanya menatap Li Xinxi remeh. Para selir mengangguk setuju. Putri Kaisar satu itu baru saja kembali, tetapi sudah membuat ulah. Bagaimana dengan kedepannya?

"Alasan apa yang kau miliki sehingga membunuh, Putri Liiu Xinxi?" tanya Putra Mahkota Liiu berwibawa. Dirinya juga merasa penasaran, alasan dibalik sikap pemberani yang Li Xinxi miliki sehingga dengan mudahnya membunuh seseorang.

Li Xinxi mengangkat bahunya acuh. "Kedua pengawal penjaga gerbang itu mengataiku gembel dan malah tertawa saat aku mengatakan bahwa aku adalah putri bungsu dari Ayah. Lalu, selanjutnya anda bisa menebaknya sendiri, Putra Mahkota," ujarnya santai.

Putra Mahkota Liiu mengangguk paham. "Karena Putri Xinxi memiliki alasan sendiri, dengan begitu Kaisar Liiu tidak dapat memberinya hukuman," ujarnya tegas seraya tersenyum tipis.

Li Xinxi menatapnya penuh selidik. Ada apa dengan pria satu itu? Seolah-olah ia sedang memihak padanya. Mencurigakan.

Kaisar Liiu hanya bisa mengangguk. "Buang kepala-kepala itu, aku tidak menginginkan hadiah darimu," ujarnya datar, tanpa menatap manik hitam Li Xinxi.

Li Xinxi menatapnya seolah kecewa. Matanya kembali berkaca-kaca. Menunduk guna memperlancar aktingnya. Badanya terlihat bergetar, jika yang lain mengira Li Xinxi sedang menangis, Putra Mahkota Liiu dapat melihat dengan jelas bahwa Li Xinxi sedang menahan tawanya. Akting yang cukup bagus.

Li Xinxi mengusap kasar ujung matanya menggunajan punggung tangan. Lalu mendongak untuk sekedad menatap Kaisar Liiu.

"Jika ayah tidak menginginkannya, aku akan membakarnya saja."

Usai mengatakan kalimat tersebut, Li Xinxi langsung membakar dua buah kepala tersebut menggunakan elemen apinya hingga hangus tak bersisa. Mengukir senyum manis, Li Xinxi menatap penuh arti Kaisar Liiu.

"Ayah tidak menyuruhku tinggal di pavilliun dingin, bukan?" tanyanya penuh harap.

Kaisar Liiu menatap Li Xinxi sejenak sebelum akhirnya mengangkat suara.

"Tentu saja tidak. Aku tidak sejahat itu."

Tbc.

🦋 🦋 🦋

Nih guys sesuai janji nih, aku up di tahun baru! Yeay! Moga suka ya, maap kalau lama. Niatnya semalam mau gas ngetik, tapi kondisi tidak mendukung. Puyeng cuk. Astagah. Okelah, moga part ini sesuai sama ekspektasi kalian ya. Kaisar Liiu bilang dia ga sejahat itu. Para readers pasti pada mencak. "Ga jahat? Masa ga jahat bisa buang anak sendiri! Idihhhh.." Tunggu aja ya dia ngasih pavilliun kekmana ke xinxi. Awas aja burik, tak bunuh sama author nih.

NEXTTT?? YOK LAH GASS 350 KOMENNN!!! 
(votenya juga ya, please jangan kelupaan hehe)

Publish : 01 Januari 2022.

Written by : harumichanz

Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang