Ch. 48 : Yueli

2.5K 398 43
                                    

Orang-orang berkerumun mengelilingi sesuatu membuat seorang bocah perempuan berpakaian compang-camping tidak sadar berjalan mendekati kerumunan tersebut.

"I-ibu," lirihnya pelan.

Matanya mulai mengeluarkan cairan bening, tidak lama kemudian tangisannya kian keras melihat kondisi ibunya yang memperhatikan.

Pakaian yang sudah robek dimana-mana, terutama bagian dada dan pinggang. Wajah penuh lembam dan rambut acak-acakan seperti bekas jambakan.

"A-apa yang kalian lakukan kepada ibuku?" tanyanya pada sekelompok pria berbadan kekar yang sedang tertawa keras.

"Ibumu berutang banyak pada kami. Kami berbaik hati untuk melunaskan utangnya dengan sebagai ganti menjadi pelacur mainan kami, tetapi ibu jalangmu itu menolak," sahut seseorang dari mereka dengan santai.

Mata bocah itu melotot tidak terima. Meski masih belia, ia sedikit paham arti kata tersebut lantaran hidupnya sudah susah dari lahir dan selalu mendapatkan masalah dari orang sekitarnya karena kondisi ekonominya yang buruk. Bisa dikatakan, ia dan ibunya adalah gelandangan. "Apa maksudmu pelacur? Ibuku bukan orang seperti itu!" ujarnya tidak terima, tidak sadar nadanya naik membuat amarah para sekelompok pria tersebut tersulut.

Pria berkulit sawo matang mengangkat tangannya lalu melayangkan tamparan sehingga mendarat sempurna di pipi sebelah kiri bocah tersebut. "Jaga mulutmu, bocah!"

Tidak puas dengan sekali menampar, pria itu mulai menendang kasar tubuh ringkihnya hingga terjatuh ke tanah dengan posisi yang menyedihkan.

Tak ada satupun dari mereka yang berniat melerai ataupun menolongnya. Mereka semua hanya menonton dalam diam sesekali berbisik pelan.

Li Xinxi yang kebetulan berjalan-jalan seorang diri di ibu kota terpaksa menghentikan langkahnya usai mendengar teriakan pilu dari arah kerumunan.

Li Xinxi mengerutkan dahinya heran. "Mengapa mereka pada berkumpul disana?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Dari pada mati penasaran, dirinya langsung melangkah mendekati dan mulai membelah kerumunan. Li Xinxi yang sudah berada di barisan paling depan pun dapat melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi.

Li Xinxi menajamkan pendengarannya mendengar ibu-ibu di sampingnya yang saling berbisik.

"Kasihan sekali mereka harus berlawanan dengan para pria menyeramkan itu. Apa mereka berdua tidak tahu mereka berlima adalah sekumpulan pria jahat dan kasar yang terkenal?"

"Kau benar. Baoqi dan anak buahnya selalu mengacau di ibu kota tetapi Kaisar Liiu tidak juga bertindak."

"Ya, tentu saja Kaisar tidak melakukan apa-apa. Banyak desas-desus yang mengatakan bahwa Baoqi sebenarnya adalah putra mahkota tertukar. Akan tetapi, nyatanya dia hanyalah putra dari Selir Agung."

"Aku dengar, Selir Agung baru saja keguguran dan Kaisar Liiu sama sekali tidak mengunjunginya."

"Aku penasaran, apakah Kaisar Liiu benar-benar menikahi para istrinya karena pernikahan politik belaka?"

"Aku tidak tahu. Shuttt diam, pertunjukannya kembali dimulai."

Li Xinxi juga langsung mengalihkan tatapannya ke depan. Para pria berbadan kekar itu sepertinya anak buah dari seorang pria berpakaian ala badboy akan tetapi mengenakan hanfu khas era kuno.

Li Xinxi masih diam mengamati belum berniat membantu. Ada masanya ia diam memperhatikan dan bergerak sesuai naluri.

Bocah perempuan bernama Yueli menghampiri Baoqi dengan menyeret tubuhnya perlahan di tanah. Saat merasa sudah cukup dekat, ia memeluk kaki panjang Baoqi dan meminta pertolongannya. "Gege, tolong ibuku. Tolong lepaskan ibuku," ujarnya memohon. Matanya masih banjir air mata. Penampilannya sangat memprihatinkan. Akan tetapi, bukannya iba, Baoqi malah melepaskan lilitan tangan mungil tersebut dengan cara menendangnya kasar.

Baoqi mengernyitkan dahinya jijik. "Jangan menyentuh hanfu mahalku. Dasar sampah."

Li Xinxi mengepalkan tangannya geram. "Bajingan," desisnya pelan.

Baoqi menatap tajam ibu dan anak tersebut lalu melirik sekilas salah satu anak buahnya. "Ambilkan aku cambuk. Aku ingin memberikan pelajaran kepada orang miskin seperti mereka ini," ujarnya memberi perintah.

Salah seorang pria berbadan kekar maju, memberikan cambuk dengan ukuran tali cukup panjang dan tebal kepadanya.

Baoqi tersenyum puas. Maju beberapa langkah, baru saja hendak melayangkan cambukannya kepada bocah perempuan itu, Li Xinxi lebih dulu menghalanginya menggunakan punggungnya sembari memeluk bocah seumurannya tersebut.

Otaknya tidak bisa diajak kompromi. Mengapa ia harus maju dan mengggunakan punggung kecilnya sebagai tameng?

Bukankah itu seperti memberikan santapan lezat secara percuma kepada predator?

Li Xinxi meringis pelan. "Ternyata cukup sakit juga," ujarnya dalam hati.

Li Xinxi membuka matanya lalu menatap bocah perempuan yang ia lindungi tanpa sadar lalu mulai melepaskan pelukannya dengan perlahan. "Kau tidak terkena, 'kan?" tanyanya lembut.

Bocah perempuan itu mengangguk pelan. Matanya tak lepas menatap Li Xinxi terharu. "Jiejie mengapa melindungiku?" tanyanya sedih.

Li Xinxi menggelengkan kepalanya polos. "Aku tidak tahu. Kakiku bergerak sendiri tadi. Sepertinya kau adalah orang pertama yang membuatku berbuat seperti ini tanpa diriku sendiri sadar," ujarnya enteng.

Li Xinxi menyeka sudut mata Yueli yang masih berlinang air mata. "Siapa namamu?"

"Yueli." Li Xinxi mengangguk. "Baik, Yueli. Diam disini dan jaga ibumu. Aku akan melalukan peregangan otot sebentar."

Tbc.

🦋 🦋 🦋

Part ini agak pendek ya. Mulai nampak kan konflik istananya. Muncul lagi karakter baru kita, Yueli dan Baoqi. Untuk Yueli kedepannya belum pasti ya dia tokoh tetap apa cuma figuran aja. Kalau untuk Baoqi, dia titik pertama dari langkah Li Xinxi masuk ke istana. Bisa dikatakan tokoh ini gak cuma sekali main aja, perannya bisa dikatakan cukup penting dalam jalan cerita. Part selanjutnya aku up secepatnya, ini aja aku nulis kebut.

Next? Yuk spam next disini...
(50 vote & 25 comment aku usahaiin up besok!)

Publish : 11 Desember 2021.

Written by : harumichanz

Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang