Ch. 66 : Water or Poison?

2.3K 430 525
                                    

HAPPY 300K VIEWS GUYS! Follow akun author dulu yuk! harumichanz

Para anggota keluarga berkumpul tepat sebelum area gerbang utama. Kaisar Liiu berdiri paling depan barisan melemparkan satu dua patah kata untuk Kaisar Cho.

Kaisar Liiu menundukkan kepalanya sedikit. "Semoga Ayah mertua diberi keselamatan saat perjalanan pulang," ujarnya sopan. Kaisar Cho berdehem pelan sebagai balasannya.

Permaisuri Wei sepertinya masih belum menyerah untuk mencari muka di hadapan Kaisar Cho. Bahkan sekarang ia berpura-pura menjadi menantu tiri yang baik.

Permaisuri Wei menunjukkan satu botol kecil kaca berisi cairan berwarna biru yang dikatakan ramuan itu kepada Kaisar Cho. "Yang Mulia, Permaisuri ini menyiapkan ramuan untuk Permaisuri Lin agar cepat pulih," ujarnya lemah lembut sembari tersenyum manis.

Kaisar Cho seketika merasa curiga, matanya menelisik menatap Permaisuri Wei penuh selidik. "Aku tidak tahu kau bisa meracik obat ataupun ramuan, Permaisuri Wei," balasnya datar. Mungkin orang lain akan mengira bahwa kalimat yang Kaisar Cho hanya sekedar kalimat biasa, Permaisuri Wei yang paham maksud Kaisar Cho pun merasa jantungnya mulai berdetak kencang.

Permaisuri Wei tersenyum kikuk menutupi keresahannya. "Ah, Permaisuri ini mendengar kabar bahwa kesehatan istri Yang Mulia Kaisar Cho semakin memburuk. Permaisuri ini hanya mencoba membantu," ujarnya perhatian.

Permaisuri Wei menundukkan lututnya sedikit tanpa menyentuh tanah. "Tolong terima pemberian Permaisuri ini, Yang Mulia," ujarnya seraya memberikan botol kaca itu kepada Kaisar Cho yang diterima dengan ragu.

"En. Akan zhen terima."

Li Xinxi yang sedari tadi diam mulai ambil bagian. "Aku tidak menyangka Permaisuri bisa begitu perhatian dan peduli kepada orang lain," ujarnya terdengar polos.

Permaisuri Wei tersenyum paksa. "Tentu saja. Permaisuri Lin masih menjadi keluargaku. Bukankah begitu, suamiku?"

Kaisar Liiu yang merasa namanya di bawa-bawa menoleh menatap Permaisuri Wei dengan tatapan penuh peringatan. Ia tidak ingin, istrinya itu membuat ulah dan mencoreng nama baiknya sebagai seorang Kaisar ternama.

Tidak mendapatkan balasan sesuai keinginannya, Permaisuri Wei diam-diam mengepalkan tangannya tidak terima. Merasa dipermalukan oleh suaminya sendiri.

Selir Agung Cho yang berada di barisan selir mengabsen siapa saja yang tidak ikut mengantarkan Kaisar Cho sebagai lambang hormat.

Matanya melirik barisan para pangeran dan putri, ia tidak dapat menemukan keberadaan Putri Liiu Xiumei. Dimana ponakan satunya itu berada?

Selir Agung Cho menundukkan sedikit lututnya dan menyatukan kedua tangannya ke depan. "Maafkan hamba yang menyela, tetapi hamba ingin bertanya kepada Selir Cho Minhua. Dimana Putri Liiu Xiumei berada? Bukankah seharusnya ia berada di sini sekarang?" tanyanya sopan.

Selir Cho Minhua seketika merasa jantungnya berdetak dengan cepat. Bagaimana jika orang lain tau mengenai kondisi putrinya?

Mencoba menetralkan rasa gugupnya, Selir Cho Minhua tertawa ringan. "Ah, putriku sedang melakukan perawatan wajah di kamarnya. Bukankah remaja zaman sekarang memang sering merawat wajah seperti remaja perempuan lainnya?"

Selir Agung Cho mengangguk paham, tidak menaruh rasa curiga apapun oleh perkataan yang adiknya itu lontarkan. Berbeda dengan Selir Agung Cho dan lainnya, Li Xinxi sendiri menatap penuh selidik Selir Cho Minhua.

Jika dilihat dengan lebih jelas lagi, tangan Selir Cho Minhua terkepal erat di belakang punggungnya dan ada peluh yang bersarang di lehernya. Padahal cuaca tidak terlalu terik dan itu semakin membuat Li Xinxi yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh selir satu itu.

Transmigration Of Psychopath Girl : Be The Goddess Of Death [Yin God]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang