Chapter 57

4.2K 196 4
                                    

Chapter ini mengandung adegan dewasa. Hanya untuk yang sudah menikah. Jujur, saat menulis ini aku merasa sedikit insecure. Entah karena apa, aku hanya khawatir tulisanku dibaca anak di bawah umur. LOL.

Happy reading!

====

Tari merebahkan diri di kasur. Hari ini cukup melelahkan baginya. Semua yang dialaminya begitu mengejutkan. Mulai dari Devan yang mengajaknya ke rumah, keputusan mendadak untuk balikan lagi, periksa kandungan ke dokter, hingga pernyataan Devan di telepon yang memutuskan hubungan dengan Aurel. Semua terjadi begitu cepat dan mengejutkannya. Tari juga baru ingat sejak keluar dari kantor siang tadi belum memberi tahu kalau tidak akan balik lagi. Arga juga tidak menghubunginya. Mungkin dia sudah paham sendiri dan tidak ingin mengganggu.

Devan yang baru selesai mengganti baju ikut berbaring miring di sebelah Tari. Tangannya kembali melingkar di perut istrinya itu.

"Kamu mikirin apa lagi?" tanyanya saat melihat sorot mata Tari yang menerawang jauh.

"Dev, aku lupa kasih tahu Arga kalau tadi nggak balik lagi ke kantor."

"Udahlah, nggak usah dipikirin. Dia pasti ngerti kok."

Tari terdiam sesaat, namun kemudian dia pun teringat sesuatu. "Astaga! Aku belum kasih tahu mama."

Tari akan bergerak turun dari tempat tidur, tapi Devan sudah duluan beranjak untuk mengambil handphone Tari yang masih berada di dalam tas.

Tidak terhitung entah sudah berapa kali sikap manis Devan padanya hari ini. Andai saja saat ini Tari tidak mengandung anaknya, apa mungkin Devan masih bersikap yang sama?

Tari menerima handphone yang diberikan Devan padanya, kemudian mencari nomor telepon Ratih di daftar kontak.

"Halo, Ma!"

"Baru aja Mama mau menelfon kamu," ujar Ratih begitu mendengar suara Tari.

"Maaf, Ma, aku baru kasih kabar sekarang. Aku nggak pulang malam ini, Ma, aku menginap di rumah Devan." Tari memberitahu.

"Di rumah Devan? Mama pikir kamu lembur di kantor sampai semalam ini masih belum pulang."

"Iya, Ma, aku nggak lembur. Aku lagi di rumah Devan sekarang."

"Maksud kamu apa, Tari? Mama nggak ngerti." Ratih sudah tahu mengenai gugatan cerai yang diajukan Tari pada Devan. Lantas, apa maksud putrinya itu menginap di sana?

"Ma, aku batal cerai sama Devan. Kami udah balikan, Ma."

Meski merasa kaget, namun akhirnya Ratih mengembuskan napas lega. Selama ini dia selalu memberikan masukan serta nasihat pada Tari agar memikirkan ulang keputusannya untuk berpisah dengan Devan.

"Syukurlah," ucap Ratih lirih, pada akhirnya.

"Iya, Ma. Udah dulu ya. Mama tidur ya, besok aku ke sana."

Tari pun mengakhiri panggilan, lantas mematikan handphone. Dia sedang tidak ingin diganggu siapa pun, termasuk notifikasi dari grup WA kantornya.

"Mama udah tahu kita balikan?" Devan bertanya ingin tahu.

"Udah."

L'amour de Paris (TELAH TERBIT) ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang