Di pesantren, semua orang menunggu kedatangan Aisyah karena sekarang sudah larut malam dan Aisyah belum memberikan mereka kabar, dihubungi pun Aisyah tidak mengangkat panggilan mereka oleh karena itu mereka khawatir dengan keadaannya." Ma, apa aku harus menjemput Aisyah?" Tanya Zanna yang sudah tak sabar menunggu Aisyah yang sudah pergi beberapa jam yang lalu dan saat sudah larut masih belum kembali
" Kita harus sabar Zanna"
" Gak bisa ummi, Ummi kan tau sendiri gimana perlakuan keluarga nya Aisyah itu gimana? Aku gak mau mereka menekan Aisyah dan itu berakibat pada kehamilan Aisyah yang aslinya juga lemah karena depresi yang dimiliki oleh Aisyah" tolak Zanna yang tidak bisa lagi menunggu kedatangan Aisyah, dia sungguh takut Aisyah kenapa-napa, apalagi kandungan Aisyah yang dia tahu lemah karena Aisyah tak kurang mengkonsumsi makanan yang baik untuk ibu hamil. Aisyah tidak punya uang untuk memenuhi semua kebutuhannya dan juga menolak bantuan dari Zanna. Makanya Zanna adalah orang yang paling bahagia dengan keputusan mama papanya untuk mengadopsi Aisyah, dengan begitu Aisyah tidak akan kekurangan apa-apa lagi.
" Apa maksud kamu Zanna?"
" Kandungan Aisyah lemah ma karena Aisyah kurang mengkonsumsi makanan yang di konsumsi oleh ibu hamil lainnya"
" Kenapa kamu baru bilang sekarang?"
" Ya mana aku tau kalau kalian tau Aisyah lagi hamil"
" kamu ini teman Aisyah bukan sih? Kenapa bisa kamu biarin Asiyah kurang gizi kayak gitu"
" Lah kok ngamuk?"
" Kalau sampai apa-apa terjadi Aisyah kamu yang harus tanggung jawab!"
" Kok aku? Emang aku ngapain ma?'
" Diam kamu!"
" Kok jadi marahin aku?"
" Mama bilang diam Zanna, ngomong lagi, mama masukin kamu ke perut mama kembali"
" Ada gitu?" Lagi-lagi Aisyah membantah ucapan mamanya. Saat menyadari garis wajah mamanya yang sudah berubah membuat nyali Zanna ciut " aku diam, aku diam" seru Zanna cepat. Mereka berdebat seolah-olah lupa kalau mereka itu adalah ibu dan anak. Selain itu mereka juga melupakan kalau disana tidak saja ada mereka melainkan juga ada pemimpin pesantren dan istri nya hanya bisa diam dan sesekali tersenyum melihat tingkah Zanna dan mamanya. Setelah melihat kepribadian mama Zanna yang seperti itu, membuat mereka menyadari dari mana datang sifat pembuat onar Zanna
" Ma, kok mama sama papa kepikiran mau jadiin Aisyah saudara aku?" Tanya Zanna yang tiba-tiba terlintas dalam pikirannya
" Ya kamu pikir, sikap Aisyah yang berbanding terbalik sama kamu itu tidak akan membuat mama rugi jadiin dia anak. Untuk banyak mama yang ada" ujar Rina
" Maksud mama? Aku gak nguntungin mama gitu?"
" Ya kamu pikir aja sendiri! Kamu lihat Aisyah, dia penurut, kalau sama dia itu nyambung. Gak kayak kamu, bawaannya bikin emosi"
" Punya emak gini amat. Baru aja punya anak baik udah melangit" sindir Zanna sambil mencibir ke arah mamanya. Mamanya memiilih untuk tidak menghiraukan ucapan anaknya. Lebih tepatnya dia baru menyadari kalau sekarang dia sedang tidak ada di rumahnya. Dan kelakuannya juga disaksikan oleh guru anaknya.
" Ma, gimana kalau Aisyah lebih memilih untuk tetap tinggal disana?" Tanya Zanna yang sudah sangat-sangat tidak bisa lagi sabar menunggu kedatangan Aisyah jadi pemikiran yang aneh-aneh bermunculan di kepalanya
" Kenapa kamu berfikiran seperti itu?"
" Aisyah manusia yang punya hati malaikat. Dia akan memaafkan apapun kesalahan orang lain. Aku takut dia tidak mau ikut sama kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah
SpiritualFollow dulu sebelum membaca Aisyah 09 November 2021 14-04-2022 Rank of Spritual {01} 25-04-2022 Rank of kesedihan {01} 01-05-2022 Rank of Religi {04} Masa depannya yang di mulai dari niatnya yang ingin menolong kakaknya hingga berakhir berkorban de...