29. Aisyah

235 17 0
                                    

Semuanya kembali seperti biasa, baik Aisyah maupun Zanna melupakan kejadian malam itu. Mereka mengganggap hal itu tak pernah terjadi. Bahkan Rina kembali bersikap seperti biasa kepada Aisyah, dia memang masih belum bisa percaya dengan kata-kata Aisyah, bukan tak percaya dengan ucapan Aisyah tapi dia tidak bisa percaya kalau Zayyan melakukan hal bejat seperti yang dikatakan oleh Aisyah. Dan dia merasa bersalah karena hal itu dia menghiraukan Aisyah yang seharusnya butuh sandaran, selain itu dia yakin kalau dia adalah satu-satunya orang yang diberitahukan tentang Zayyan.
" Pa, apa di tempat papa tidak membutuhkan karyawan baru?" Tanya Aisyah kepada papanya

Hari ini hari libur jadi mereka semua berkumpul di ruang keluarga kecuali Azura yang asyik dengan mainan

" Kenapa tiba-tiba nanyain pekerjaan?"

" Aku mau kerja pa. Masak lulusan luar negeri nganggur, malu sama gelar pa" jawab Aisyah
Sebenarnya dia tidak ingin menanyakan ini semua kepada papanya tapi mau bagaimana lagi, dia sudah mengantarkan lamaran ke beberapa tempat tapi tidak mendapatkan panggilan, Selain karena dirinya yang masih belum yang mempunyai pengalaman kerja, penampilan nya juga pertimbangan mereka.

" Lah kok nanya ke papa sih Ai,l? Seharusnya lo itu nanya ke Abi baru sesuai sama gelar lo"

" Kok ke Abi? Udah benar aku nanya ke papa Anna"

" Bukannya lo jurusan pendidikan ya?"

" Eh, kamu belum tau ya, kalau aku gak jadi daftar jurusan itu. Aku ini lulusan manajemen operasional"

" Serius? Kok gak cerita"

" Kamu gak pernah nanya"

" Sejak dulu aku gak pernah bercita-cita menjadi guru jadi saat ada kesempatan untuk ganti jurusan jadi aku ganti. Emang sedikit ribet" jelas Aisyah

" Kalau mau kerja di kantor papa. Papa bisa kok urus itu semua. Itu bukan hal sulit untuk papa lakukan"

" Benaran pa?"

" Iya" jawab sang papa menganggukkan kepalanya

" Syarat daftar apa aja pa? Malam ini juga akan aku siapkan"

" Dah lah, lo udah pasti keterima di tempat papa. Jadi gak udah pake syarat segala" seru Zanna

" Pa bisa gak untuk sementara jangan kasih tau karyawan papa kalau aku adalah anak papa, setidaknya sampai aku benar-benar menguasai pekerjaan aku" pinta Aisyah. Banyak terjadi jika seseorang bekerja di perusahaan keluarga dia akan di kucilkan dan Aisyah tidak mau itu terjadi kepada dirinya kecuali jika nanti dia sudah menguasai pekerjaannya setidaknya ada yang bisa di banggakan selain jadi anak pemilik tempat bekerja

" Papa kasih kamu waktu 2 bulan. Di hari pernikahan Zanna nanti, papa mau semua orang tau kalau kamu adalah anak nya papa" ujar sang papa yang tak bisa dibantah lagi. Meskipun 2 bulan bukan waktu yang cukup untuk membuktikan jati dirinya tapi dia berjanji akan bekerja dengan sungguh-sungguh.

Tiga hari berlalu sejak permintaan Aisyah kepada papa dan sekarang dia sudah berada di gedung tempat perusahaan papanya bernaung. Ya, dia berangkat bersama dengan papa, papanya memang mengizinkan dirinya untuk tidak diakui sebagai anaknya akan tetapi dia tidak akan membiarkan orang lain merendahkan Aisyah maka dari itu dia mengatakan kalau Aisyah adalah anak temannya. Aisyah tidak bisa membantah ucapan papanya.

Saat ini Aisyah sudah duduk di kursi yang akan dia tempati. Sejak 20 menit yang lalu semua orang memperhatikan dirinya dan Aisyah sadar akan hal itu. Selain karena siapa dirinya, penampilan juga membuat dirinya menjadi pusat perhatian, Aisyah sudah biasa dengan hal itu. Tanpa sibuk memikirkan orang yang menjadikan dirinya pusat perhatian, Aisyah malah menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya. Ini adalah pengalaman pertama dia bekerja jadi dia harus mempelajari dulu tentang apa yang akan dihadapan dimasa depan. Disa sadar kalau dunia kerja dengan dunia perkuliahan itu jauh beda. Dia harus giat mendalami pekerjaan supaya dalam 2 bulan dia pantas dikenalkan sebagai putri dari pemilik perusaan tempat dia bekerja.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang