23. Aisyah

261 17 0
                                    

Kurang lebih 4 tahun berlalu, tidak ada yang berubah dalam hidup Zayyan. Sampai detik ini dia masih menunggu kedatangan Aisyah. Dia masih berharap Aisyah mau kembali kepadanya dan memaafkan kesalahan fatal yang dia lakukan dan karena memikirkan Aisyah membuat Zayyan tidak tertarik dengan wanita manapun dan syukurnya mamanya tak pernah lagi menjodohkan dirinya sejak dia mengatakan kebenaran yang menyakitkan itu.

Hari ini, Zayyan sudah dibuat risih dengan sikap adik sepupunya yang menganggu hidupnya hanya karena minta tolong diantarkan ke bandara.
" Ayok buruan kak!" Teriak adik sepupunya yang sejak tadi tidak berhenti berteriak. Salah mamanya juga karena membiarkan tukang rusuh itu masuk ke dalam rumahnya.

" Kamu mau ngapain ke bandara?"

" Jemput seseorang yang spesial"

" Bukannya malam ini akan ada yang lamar kamu?" Tanya mamanya kepada Zayyan. Semalam Zayyan memang tidur di rumah orang tuanya karena nanti malam mereka akan sama-sama pergi ke rumah adik sepupunya yang katanya akan di lamar

" Iya tante"

" Terus yang mau di jemput siapa? Orang yang akan gagalin acara lamaran kamu?" Ledek Zayyan.

" Kakak bicaranya kok gitu sih? Enak aja doain acara lamaran aku gagal"

" Ya terus kamu mau jemput siapa? Katanya spesial"

" Yang spesial gak harus pasangan kali kak. Makanya jadi orang itu jangan di dapur mulu. Gak paham sama silsilah hubungan kan" balas adik sepupunya itu.

Hubungan antara Zayyan dan sepupunya memang sangat dekat. Dulu waktu adiknya masih SMP, dia selalu menjadi benalu dalam hubungan Zayyan dengan perempuan manapun. Dia selalu melakukan hal-hal yang gak masuk akal sehingga membuat cewek incaran Zayyan jadi menjauh. Terlebih, adiknya itu selalu menjadi mata-mata mamanya. Hal apapun selalu dilaporkan kepada mamanya. 

Beberapa tahun lalu, saat dia dimasuk paksa oleh kedua orang tuanya belajar di pesantren, membuat gerak gerik Zayyan jadi bebas dan saat itu juga Zayyan bisa beralih profesi dari dokter menjadi koki. Dan saat itu juga kejadian antara dirinya dengan Aisyah terjadi, coba saja kalau seandainya adiknya itu tidak sekolah di pesantren dia yakin semua itu tidak akan terjadi.

" Jadi ke bandara gak nih?" Tanya Zayyan karena melihat adiknya itu malah duduk santai menghabiskan cemilan yang ada di rumahnya itu

" Jadi dong"

" Ya udah ayok" ajak Zayyan yang jalan duluan keluar rumah.

Lebih dari 1 jam berkendaraan, akhirnya mereka sampai di parkiran bandara " akhirnya sampai juga. Gak sabar aku nunggu Wawa sampai" gumam adik Zayyan dengan wajah bahagia saat sadar kalau sudah sampai di bandara

" Sebenarnya siapa yang mau kamu jemput sih, Zanna?"

" Saudara aku kak"

" Sejak kapan kamu punya saudara? Udah jangan bohongin kakak"

" Lah siapa yang bohong kak? Aku emang punya saudara. Kalau gak percaya tanya aja sama mama papa aku, sama mama papa kakak juga gak papa. Mereka tau kok kalau orang tua aku angkat seseorang untuk jadi saudara aku" jelas Zanna

" Seriusan kamu? Kapan, kok kakak gak tau?"

" Selain kakak yang jarang ketemu sama aku. Saudara angkat aku juga langsung berangkat ke Turki setelah hampir 2 Minggu jadi saudara aku"

" Turki? Apa selama ini kamu beberapa kali kesana mau nemuin dia?"

Zanna mengangguk menjawab pertanyaan Zayyan " aku masuk dulu ya kak. Kakak mau di mobil atau ikut aku?"

" Di mobil aja. Kamu yang cepat kalau udah ketemu langsung kesini"

" Siap bos"

5 menit berlalu karena bosan menunggu dalam mobil akhirnya Zayyan keluar dari mobil dan mencari tempat yang bisa dia duduki untuk menunggu kedatangan adiknya itu.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang