Assalamualaikum aku come back nih.
Ayo siapa yang kangen sama Aisyah dan rasa sakitnya?
*
*
*Sudah 1 bulan berlalu sejak kejadian itu, dan sampai saat ini Zayyan masih belum menemukan keberadaan wanita itu. Sudah banyak usaha yang dia lakukan tapi entah kenapa dalam hal ini Zayyan begitu payah. Menemukan seorang gadis saja tak sanggub dia lakukan. Di tambah dia tidak begitu ingat dengan wajah gadis kecil itu.
Hari ini Zayyan tak berangkat ke restaurannya. Percuma dia pergi, dia tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaannya karena pikirannya dipenuhi oleh wanita itu saja.
Zayyan tak henti-hentinya menghembuskan nafas kasar. Sebagai seorang Zayyan, rasanya dia begitu lemah karena tak bisa menemukan wanitanya itu. Dia sudah mencari kemanapun yang ada di kota ini tapi tak dapat dia temukan.
Mamanya yang mendengar hembusan itu. Jadi khawatir sama anaknya itu karena selama ini. Anaknya tak pernah seperti itu.
" apa yang terjadi?" tanya sang mama yang berjalan mendekat ke arah anaknya duduk di sofa dengan memijit kepalanya.
" mama?"
" kamu kira siapa?" omel mama Zayyan "Kamu lagi ada masalah? Mama lihat kamu lagi banyak pikiran gitu" lanjut sang mama
" cuman masalah kerjaan ma" bohong Zayyan. Gak mungkin Zayyan jujur sama mamanya. Bisa-bisa dia akan dimutilasi saat ini juga. Mama Zayyan adalah orang yang taat agama meskipun itu tak terlihat dari penampilannya. Jadi apabila mendengar kabar kalau dia melecehkan anak gadis orang, bisa-bisa dia disunat lagi oleh mamanya itu. Zayyan menringis membayangjan hal itu.
" emang seberapa berat masalah untuk pekerja tukang masak seperti kamu ini?" Zayyan mendengus kesal mendengar pertanyaan yang terkesan melecehkan pekerjaannya. Padahal semua pekerjaan itu mempunyai kesulitan masing-masing. Memang dasar mamanya itu tak pernah suka sama pekerjaan yang dia pilihkan.
" berhenti saja jadi tukang masak itu dan menikah" kritik sang mama yang membuat Zayyan kembali mengingat akan masalah yang dia hadapi.
" aku tak mau menikah ma" tolak Zayyan Sampai saat ini Zayyan masih belum mau menikah. Dia masih ingin bebas. Menurutnya menikah akan membuat langkahnya terhalang. Jadi biarlah dia menghindari hal itu terlebih dahulu
" selalu aja menolak. Kamu gak ingat umur kamu berapa?" sindir sang mama
" 27 apa 28 ya? Aku lupa ma. Emangnya kenapa mama nanyain umur aku?" jawab Zayyan yang sengaja mengelak dari pembicaraan yang sudah sering dibicarakan tapi mamanya tak pernah menyerah memintanya menikah.
" jangan pura-pura bego. Kamu tau maksud mama. Kamu tau kalau kamu itu anak mama satu-satunya, hanya kamu yang bisa memberikan mama cucu. Jadi jangan menunda pernikahan lagi. Jangan tunggu mama mati dulu baru nikah" cerca mamanya yang panjang kali lebar.
" gak harus nunggu nikah juga kali ma. Sekarang aku bisa kok kasih mama cucu" ujar Zayyan yang kelepasan. Sunggung dia menyesal mengatakan hal itu. Tapi mau bagaimana lagi. Dia hanya bisa bersiap-siap mendengar cercaan mamanya yang akan membuat telinga copot dari asalnya.
" enak aja kamu ngomong. Mau kasih mama cucu haram kamu? Awas kamu kalau itu benar terjadi. Mama akan bunuh kamu waktu itu juga. Enak aja kamu mau melakukannya tanpa ikatan pernikahan. Kamu masih ingatkan kalau itu dosa. Cukup itu jadi niat kamu aja. Jangan sampai benar-benar terjadi" bentak sang mama. Mendengar itu membuat hati Zayyan tertohok karena dia telah melakukan apa yang dilarang oleh mamanya.
" ingat. Jangan sakiti anak orang dengan pikiran bodoh kamu. Bukan saja dia yang hancur tapi juga keluarganya. Baik kalau dia diterima oleh keluarga. Bagaimana kalau dia diusir. Kasihan nak. Coba kamu bayangkan mama yang diposisi dia. Pasti perih" saran sang mama. Zayyan yang membayangkan ucapan mamanya tak tau harus berfikir apa lagi. Semuanya telah berlalu dia telah melakukan apa yang mama larang dan dia tidak tau apa yang terjadi sama wanita itu. Bagaimana kalau dia diusir oleh orang tuanya dan hidup luntang-lantung dan itu karena ulah laki-laki bajingan karena dia.
Mama Zayyan sengaja menekan kepada anaknya. Dia tau siapa anaknya karena adalah tipe anak yang selalu nekad melakukan apapun. Dan sekarang dia tidak tau entah apa yang telah dia lakukan sampai anaknya itu mengatakan hal yang tak terpikirkan oleh dirinya.
***
Sore hari, Aisyah dibuat takut karena dia mendapatkan panggilan dari Ummi, dia adalah wanita terhormat yang ada di pesantren. Ummi adalah istri dari pemilik pesantren yang punya hak untuk mengatur santriwati yang ada di pesantren.
Saat lagi membaca surat dalam asrama, Zanna datang mengatakan hal itu kepadanya. Dengan enggan namun cepat dia siap-siap untuk menemui Ummi.
Dan sekarang dia sudah masuk ke dalam kawasan pemilik pesantren. Alasan kenapa Aisyah takut adalah karena dia dipanggil ke tempat ini bukan ke ruang kepala sekolah atau teman-temannya.
" Assalamualaikum ummi" salam Aisyah sambil menyalami tangan sang ummi. Dan salam Aisyahpun disambut hangat oleh sang ummi.
" duduk nak!" suruh Ummi dengan suara lembut. Aisyah langsung duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu. Tempat itu terlihat sepi, mungkin karena semua keluarga ummi yang juga tinggal di rumah itu lagi mengajar karena seluruh keluarganya berprofesi sebagai guru di madarasah kecuali anak bungsu yang sekarang belajar di luar pesantren.
" makasih ummi"
" kamu gak ada yang harus diceritakan ke ummi?" tanya Ummi. Aisyah bingung dengan pertanyaan sang ummi. Lebih tepatnya, kenapa ummi itu bertanya kenapa ummi tentang dirinya?.
Sang ummi tersenyum " Jangan bohongi ummi nak! Kamu tau ummi ini selalu memperhatikan setiap santriwati yang ada disini. Apalagi kamu yang sudah ummi anggab anak sendiri" tegas sang ummi.
Aisyah yang mendengar ucapan ummi seketika terisak. Dia teringat akan apa yang terjadi pada dirinya malam itu. Meskipun telah lama berlalu tapi sedetikpun rasanya dia tidak bisa melupakannya.
Ummi yang melihat hal itu, seketika berpindah kesamping Aisyah dan membawa Aisyah ke pelukan. Sebenarnya beberapa hari ini dia selalu memperhatikan Aisyah yang sering murung dan jarang memperhatikan pelajaran maka dari itu dia meminta Aisyah menemuinya. Dan dia sengaja membawanya ke rumah tempat dia tinggal biar hanya dia yang tau apa masalah yang tengah di hadapi oleh Aisyah.
" apa ummi akan membenci Aisyah? Apa ummi akan mengusir Aisyah dari sini?" ujar Aisyah disela tangisnya yang tak henti-henti. Sejak awal hanya itu yang Aisyah takutkan. Dia takut keluar dari pesantren ini. Padahal entah kenapa kalau keluarganya tau, dan membenci lalu mengusirnya dia tidak setakut diusir oleh pesantren ini. Aneh? Emang itu yang dirasakan oleh Aisyah.
" ummi, Aisyah ini gadis hina. Aisyah sudah tak suci lagi ummi. Ma-malam itu dia mengambilnya ummi. Dia memaksa Aisyah melakukannya. Aisyah hanya gadis lemah yang tak bisa melawan kekuatannya. Aisyah berdosa ummi" adu Aisyah yang merasa lega telah menceritakannya. Dia tidak peduli apa respon wanita paruh bawa yang tengah memeluknya. Dia akan pergi jika memang ummi memintanya.
Orang yang dipanggil ummi oleh Aisyah hanya diam tak merespon ucapan Aisyah. Bukan tak mau merespon tapi dia tidak tau harus merespon ucapan Aisyah seperti apa. Rasanya tak percaya kalau apa yang diceritakan oleh Aisyah adalah kebenaran tapi mendengar isak tangis Aisyah saat ini, rasa jahat kalau dia tidak percaya. Tapi kenapa anak serapuh Aisyah harus menghadapi masalah.
" ummi tak akan sejahat itu untuk mengusir kamu dari sini. Ingat apapun yang terjadi, ummi pasti akan selalu ada untuk kamu" hibur Ummi. Padahal dia tidak tau apa yang terjadi apabila suaminya dan kekuarganya yang lain tau. Apakah mungkin keputusan mereka sama dengannya dengan membiarkan Aisyah tetap berada di pesantren.
" Meskipun Aisyah hamil?" tanya Aisyah
Sontak pertanyaan Aisyah membuat Ummi kaget. Kaget dan bertanya apakah yang diucapkan ini adalah kebenaran atau kemungkinan.
Bye-bye
@Chie_Vaichy
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah
SpiritualFollow dulu sebelum membaca Aisyah 09 November 2021 14-04-2022 Rank of Spritual {01} 25-04-2022 Rank of kesedihan {01} 01-05-2022 Rank of Religi {04} Masa depannya yang di mulai dari niatnya yang ingin menolong kakaknya hingga berakhir berkorban de...