28. Aisyah

245 16 0
                                    

Sejak pengakuan Aisyah kepada mamanya, sejak saat itu mamanya kurang berbunyi kepadanya. Aisyah maklum akan hal itu. Sejak awal kejadian buruk menimpa dirinya, tidak banyak hal mudah ia lalui.

" Anna, kamu gak ngampus hari ini?" Tanya Aisyah kepada Zanna yang asyik menonton di ruang keluarga sendirian

" Gak, kenapa?"

" Aku boleh nitip Azura gak?"

" Boleh, mang lo mau kemana?"

" Ada urusan. Gak lama kok, kurang jam 3 aku udah di rumah kok"

" Ya udah sono pergi! Sampai malam pun Azura bakal aman sama gue"

" Syukurlah. Kalau gitu aku pergi dulu. Assalamualaikum"

" Waalaikumsalam" jawab Zanna singkat " tapi Azura nya mana?" Teriak Zanna yang sadar kalau Azura tidak ada di rumah sejak dia bangun pagi tadi

" Dibawa mama. Gak tau kemana?"

" Itu namanya lo nitip Azura ke mama"

" Ya siapa tau ntar mama pulang. Dan gak bisa jagain Azura. Jadi aku nitipnya ke kamu"

" Serah lo dah. Lagian lo mau kemana sih? Gak biasanya keluar rumah"

" Anggab aja aku mau nyuci mata"

" Zina mata woi. Ingat dosa"

" Aku becanda Zanna. Udah aku pergi dulu assalamualaikum" izin Aisyah yang akhirnya benar-benar pergi. Banyak hal yang ingin dia lakukan diluar rumah. Satu bulan sejak dia pulang dari Turki tak sekalipun dia keluar dari rumah kecuali kalau ada perlu sama keluarganya. Dan sekarang Aisyah ingin berjalan sendiri. Dan yang terpenting, dia harus mencari pekerjaan, tidak mungkin dia akan selalu diam di rumah disaat dia sudah mendapatkan gelar di negeri orang tapi sebelum mencari pekerjaan, Aisyah harus melihat-lihat bumi kelahiran yang sudah lama dia tinggalkan itu.

Pertama kali tempat yang dia datangi adalah rumahnya. Rumah orang tuanya. Jujur dia begitu rindu dengan kedua orang tuanya dan kakaknya. Sesampai di rumah itu, Daris kejauhan Aisyah memperhatikan rumah itu, bagaimanapun dia sedikit takut untuk mendekat, takut kalau orang di rumah itu mengenalinya dan tak menerima kedatangannya.

Beberapa saat Aisyah memperhatikan rumah itu, dia melihat ada yang keluar, tapi Aisyah tidak mengenal orang itu, dia jelas tau kalau itu bukan keluarganya juga bukan kerabatnya " siapa orang itu? Kenapa dia bisa keluar dari rumah itu?" Gumam Aisyah bertanya kepada dirinya sendiri.

Aisyah berjalan mendekati rumah itu, lalu berdiri tepat di depan pagar rumah itu, dia sengaja melakukan hal itu agar orang yang keluar dari rumah itu melihat dirinya " apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya orang itu berjalan mendekat kearah Aisyah

" Huh, itu, assalamualaikum" salam Aisyah sebelum dia mulai berbicara
" Maaf sebelumnya, maaf kalau saya lancang? Apa ibuk tinggal di rumah ini?" Tanya Aisyah yang langsung saja

" Iya, ada apa ya?"

" Apa ibuk kerabatnya bapak Ali?"

" Bukan"

" Bukan ya, setau saya yang tinggal di rumah ini, pak Ali, maaf kalau saya salah"

" Tidak, kamu tidak salah nak. Sebelum saya tinggal disini, memang pak Ali dengan keluarga yang tinggal disini. Dia menjual rumah ini 3 tahun yang lalu"

" Menjual? Terus dimana papa, maksud saya pak Ali tinggal sekarang?"

" setau saya mereka pindah ke rumah yang dicarikan bos anaknya"

" Bos kak Alifah? Ya udah makasih, maaf mengganggu waktu ibuk"

" Gak papa nak. Oh ya kalau saya boleh tau kamu siapanya pak Ali ya?"

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang