Setelah berbicara singkat dengan papanya dan berkenalan dengan kerabat angkatnya itu. Akhirnya Aisyah menyusul mamanya yang sudah sejak tadi masuk kamarnya. Aisyah mengusapkan salam dengan pelan setelah membuka pintu kamar mamanya dan berjalan dengan hati-hati dan pastinya perasan yang menduga-duga apa yang akan dikatakan oleh mamanya.Sedangkan sang mamanya berpura-pura tidak mengetahui kalau anaknya masuk ke dalam kamarnya. Di tetap tak bergeming diatas ranjangnya. Emang keadaan tubuhnya sedang tidak baik maka dari itu dia menutup sedikit tubuhnya dengan selimut.
" Mama gimana keadaanya?" Tanya Aisyah
Sekarang posisi Aisyah sudah duduk dibibir ranjang mamanya. Dan memegang tangan mamanya " mama marah banget ya sama Wawa? Maafin Wawa ma. Wawa bukannya sengaja tidak mengundang mama ke acara wisuda Wawa cuman Wawa gak mau mama kenapa-napa karena keadaan mama yang kurang baik" ucap Aisyah mencoba menjelaskan kepada mamanya
" Ma, lihat Wawa dong. Masa Wawa dimana mama lihatnya kemana?" Pinta Wawa kepada mamanya yang membuang muka kepada Aisyah
" Ma, kalau mukul Wawa bisa menghilangkan amarah mama ke Wawa maka aku akan nerima ma. Jangan gini, aku takut ma. Mama kan tau kalau Wawa itu sayang sama mama. Wawa gak mau di cuekin mama" mendengar penuturan putrinya itu tanpa disadari oleh putrinya dia tersenyum. Putrinya ini memang lemah lembut berbeda dengan putrinya yang lain yang menggunakan cara merajuk untuk membujuknya. Tak tega melihat anaknya yang hampir mau menangis. Dia mengubah arah pandangan kearah anaknya
" Kenapa gak bilang ke mama kalau pulang hari ini?" Tanya sang mama
" itu buka dulu cadarnya, mama jadi gak bisa lihat wajah cantiknya anak mama" suruh sang mama karena memang Aisyah belum membuka cadarnyaAisyah langsung membuka cadarnya dan tersenyum manis ke mamanya
" gimana udah kelihatan wajah cantiknya Wawa?" Tanya Aisyah" Mama yakin, siapapun yang melihat wajah kamu pasti akan terpesona"
" Mama bisa aja"
" Eh mama benar loh. Oh ya, kamu belum menjawab pertanyaan mama, kenapa gak ngasih kabar kalau mau pulang?" Ujar sang mama mencoba mengingatkan hal sebelumnya
Wawa menghembuskan nafasnya
" Wawa hanya tidak mau melewatkan acara lamaran Zanna. Bukannya dulu waktu acara lamaran Wawa, Zanna nemanin Wawa jadi Wawa hanya ingin melakukan hal yang sama" jawab Zanna karena memang itu alasan dia mempercepat kepulangannya.Seminggu yang lalu, di telpon Zanna menceritakan kalau dia akan menikah. Dan malam ini adalah acara lamaran, sebagai seorang saudara dia sangat ingin hadir di acara itu.
" Apa kamu baik-baik saja?"
" Baik-baik saja? Maksud mama apa nanya itu?" Tanya Aisyah bingung dengan pertanyaan mamanya
" Kamu gak papa Zanna di lamar oleh..."
" Mama apa-apaan sih?" Seru Aisyah memotong ucapan mamanya saat sadar apa maksud mamanya " Wawa baik. Bahkan sangat baik mama. Mama gak usah khawatir masalah itu. Wawa sangat-sangat gak masalah dengan hal itu, malahan Wawa ikut bahagia dengan kebahagian Zanna kali ini. Wawa bersyukur Zanna yang mendapatkan laki-laki baik itu" lanjut Aisyah
" Katakan nak, kalau kamu tidak setuju maka mama akan membujuk Zanna untuk mundur demi kamu"
Aisyah tersenyum mendengar ucapan mamanya. Dia senang, bahagia karena mamanya ini sangat menyayangi dirinya " kok kamu tersenyum?" Tanya sang mama
" Ya mama nanya ada-ada aja. Di dengar Zanna dia akan salah paham loh ma. Udahlah mama gak usah khawatir, Wawa ikhlas kok. Lagian apa hak Wawa gak ikhlas? Wawa itu hanya masa lalunya ma" ucap Wawa menjelaskan kepada mamanya kalau memang dia tidak keberatan bahkan ikut bahagia dengan lamaran yang akan diadakan nanti malam. Kalau memang tidak ikhlas mungkin Aisyah akan memilih tidak akan pulang.
" Mama senang kalau kamu udah ngomong kayak gini. Mama takutnya hanya karena laki-laki anak mama jadi berselisih"
" Mereka memang udah jodoh ma. Asal mama tau, bibit cinta antara mereka itu ada saat pertama kali mereka berdua mendatangi Azura. Wawa sadarnya itu waktu Wawa marah sama Zanna karena dia boongin Wawa tentang kuliahnya. Jadi dia pergi dari tempat Wawa dan kembali setelah di bujuk Doi nya" cerita Aisyah kepada mamanya. Aisyah masih ingat jelas tentang hal itu. Waktu itu, Aisyah kesal sama Zanna karena katanya mau kuliah ke Australia tapi ternyata dia kuliah di tanah air tapi waktu itu seharusnya Aisyah yang marah tapi malah Zanna sehingga memutuskan untuk pergi dan disusul oleh orang yang akan melamar Zanna. Aisyah tau siapa Zanna dia bukan tipe orang yang mudah dibujuk tapi waktu itu tak sampai 1 jam Zanna kembali dan minta maaf sama dirinya.
" Kamu yak.."
" Zanna, barang-barang saudara kamu mau mau ditaruh dimana??" Tanya kakak Zanna yang membawakan barang-barang Zanna mendekati Zanna yang ternyata sejak tadi menguping pembicaraan mamanya dengan Zanna. Sang mama dan Zanna juga mendengar hal itu. Sesaat mereka berdua saling pandang lalu tersenyum. Mereka yakin kalau Zanna sedang menguping pembicaraan mereka.
Zanna yang diluar kamar dibuat kelimpungan karena ada yang menyebutkan namanya dan itu pasti di dengar oleh mamanya dan Aisyah. Ingin pergi percuma dia yakin kalau mamanya tau kalau dia sedang menguping.
" Kakak tanya aja sama orangnya" suruh Zanna lalu pergi dari tempat itu karena malu bertemu dengan mamanya dan Zanna
" Zanna kamu mau kemana? Ini barang-barang mau di kemanain?" Teriak kakak Zanna yang tak dihiraukan oleh Zanna
Aisyah yang ada dalam kamar dibuat ragu, antara mau keluar atau tidak tapi mau tidak mau dia harus keluar karena barang-barang yang diributkan itu adalah barang-barang dirinya. Aisyah segera memasang kembali cadar yang tadi dia lepas lalu segera keluar dari kamarnya.
Aisyah berjalan keluar kamar diiringi oleh mamanya. Melihat gerakan anaknya dia tau kalau anaknya itu enggan untuk keluar namun yang ada dalam pikiran anaknya itu tidak mau bertemu dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
" tolong bawakan aja barang Wawa ke kamar sana ya" seru sang mama sambil menunjuk kamar yang di tempati Wawa sebelum dia pergiOrang itu langsung membawakan barang Aisyah ke kamar yang di tunjukan oleh tantenya itu. Sedangkan mama dan Aisyah mengikutinya dari belakang.
" Makasih kak" cicit Aisyah setelah barangnya sampai di dalam kamarnya dan orang dia panggil kakak hendak keluar kamar.Tanpa menghiraukan ucapan terima kasih dari Aisyah orang itu langsung pergi dari kamarnya.
" Kamu jangan tersinggung ya nak. Dia orangnya emang kayak gitu" hibur sang mama
" Iya gak papa kok ma"
" Tapi orangnya ganteng lo Wa, kalau kamu mau mama bisa jodohin kamu sama dia" goda sang mama. Aisyah yang mendengar hal itu hanya bisa diam. Tidak mungkin dia mau di jodohkan sama laki-laki yang selama ini dia hindari.
" Kenapa diam? Kamu setuju mama jodohin sama Zayyan?" Lanjut sang mama menggoda anaknya yang melamun.
Nama itu, mendengar nama itu membuat darah Aisyah berdesir, dia mengingat masa lalu yang selama ini ingin dia lupakan.
Melihat perubahan yang terjadi dengan anaknya membuat sang mama merasa bersalah karena mengatakan hal yang tidak seharusnya dia katakan " maafkan mama sayang, mama tidak bermaksud membuat kamu seperti ini" seru sang mama
Aisyah tersenyum kepada mamanya. Dia tau apa maksud ucapan mamanya tapi yang pasti apa yang dipikirkan mamanya pasti salah. Ingin sekali dia bercerita kepada mamanya mengatakan kalau orang yang ingin di jodohkan dengan dirinya itu adalah papanya Azura tapi itu semua tidak mungkin karena ternyata Zayyan adalah anak dari saudara mamanya. Apa yang akan terjadi dengan keluarga ini nanti apabila dia mengatakan semuanya. Aisyah cukup sadar dirinya dengan siapa dirinya di rumah ini. Dia tidak mau membuat keluarga besar terpecah belah hanya karena nasib buruknya. Apalagi nanti orang itu tidak mau mengaku, jadi apa dirinya? Mungkin dia akan diusir dari rumah ini karena telah memfitnah salah satu keluarganya.
Agar semua itu tidak terjadi biarlah Aisyah menyimpan semuanya sendiri. Dia cukup bahagia dengan hidupnya yang sekarang dan dia akan tetap mempertahankan kebahagiaannya itu. Dia hanya butuh Azura, Azura saja cukup membuat dia hidup dalam kebahagiaan dan ditambah dengan keluarga angkatnya membuat dia tidak kekurangan kebahagiaan sedikit pun.
@Chie_Vaichy
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah
SpiritualFollow dulu sebelum membaca Aisyah 09 November 2021 14-04-2022 Rank of Spritual {01} 25-04-2022 Rank of kesedihan {01} 01-05-2022 Rank of Religi {04} Masa depannya yang di mulai dari niatnya yang ingin menolong kakaknya hingga berakhir berkorban de...