35. Aisyah

265 16 0
                                    

Setelah beberapa hari ini Zayyan tidak menampakan dirinya lagi membuat hari-hari Aisyah kembali seperti biasa. Beberapa hari mengurung diri di dalam kamar bahkan tidak biarkan siapapun tau apa yang terjadi pada dirinya termasuk kepada mamanya. Disaat sang mama bertanya maka dia hanya akan menjawab tidak apa-apa atau dia baik-baik saja.

" Kamu benaran udah baikan?" Tanya Zanna kepada Aisyah yang sedang siap-siap mau berangkat kerja. Zanna sengaja mengunjungi kamar Aisyah, dia ingin tau apa sebenarnya yang terjadi kepada Aisyah

" Iya, kamu gak lihat?"

" Ada sesuatu yang gak lo kasih tau sama gue kan?"

" Apa maksud kamu?"

" Dah lah Ai, gue tau siapa lo? Lo punya masa lalu kan sama sepupu gue? Gak lo jawab pun gue bakal tau jawabannya. Sebenarnya yang ingin gue tau itu kenapa lo gan pernah cerita sama gue tentang kak Zayyan"

" Gak penting Zanna. Gak ada hubungan spesial antara aku dan kakak kamu itu"

" Benaran? Atau lo masih belum mau ngasih tau gue. Gue sabar kok nunggu kapan lo mau cerita, setidaknya dengan sabar gue tidak mendengar kebohongan yang lo buat-buat" ujar Zanna yang dengan berani mengucapkan kata-kata itu kepada Aisyah

" Maaf"

" Baiklah, dengan satu kata itu lo menyuruh gue untuk sabar. Kalau gitu gue keluar dulu. Sebelum itu dari yang gue lihat sepertinya kak Zayyan pernah melakukan kesalahan sama lo, atas nama dia gue minta maaf " ujar Zanna lalu dia berjalan keluar kamar Aisyah yang masih terdiam mendengar kata-kata Zanna. Dia merasa bersalah, dia salah karena tidak mau berbagi dengan Zanna, dia yakin Zanna pasti berfikir kalau dirinya tidak percaya sama Zanna. Padahal itu tidak benar, satu-satunya alasan kenapa dia masih merahasiakan itu dari Zanna adalah dia tidak mau hubungan baik kedua hancur hanya karena dirinya

" Kamu gak harus minta maaf atas nama bajingan itu Zanna" lirih Aisyah yang tidak terima dengan permintaan maaf Zanna. Seumur hidup sulit bagi Aisyah untuk memaafkan kesalahan Zayyan tapi untuk menolak permintaan Zanna itu adalah hal yang sulit.

Menjelang berangkat kerja Aisyah menghampiri mamanya yang sedang asyik bersama putrinya Azura

" Ma, aku berangkat kerja dulu. Titip Azura ya ma" izin Aisyah kepada mama nya yang asyik bermain dengan Azura

" Kamu berangkat sama siapa?" Tanya sang mama karena tau suaminya yang biasa berangkat sudah berangkat duluan karena ada rapat

" Aku udah pesan taxi online ma, aku berangkat assalamualaikum" salam Aisyah " sayang Wawa pergi dulu ya" kali ini Aisyah berbicara kepada Azura sambil mengecup pucuk kepala putrinya itu

" Kamu itu kebiasaan. Gimana Azura mau manggil kamu mama kalau kamu aja nyebut diri kamu dengan Wawa"

Aisyah tersenyum kearah mamanya
"Kebiasaan mah" seru Aisyah dengan melihatkan senyuman bersalahnya

" Ya udah sana berangkat! Lain kali jangan dibiasakan,"

" Iya ma, kalau gitu aku berangkat dulu. Assalamualaikum" izin Aisyah yang sudah entah ke berapa kalinya namun dia pastikan kalau ini adalah yang terakhir kalinya

Aisyah menuju kantor di antar oleh taxi online. Di perjalanan Aisyah melihat kearah luar, dia melihat banyak mobil yang berlalu-lalang, Meksi tatapan Aisyah kearah luar namun dalam pikirannya tetap tentang kepada Zayyan yang sudah tau siapa dirinya. Pikiran Aisyah bercabang, dia takut akan banyak hal terutama tentang Azura, dengan pikiran buruknya dia berfikir kalau Zayyan akan merebut Azura dari dirinya dan jika itu yang terjadi apa yang harus dia lakukan? Dia belum lebih tepatnya tidak akan siap berpisah dengan Azura.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang