24. Aisyah

266 16 0
                                    

Zayyan yang melihat Zanna pergi, iapun meminta izin untuk pulang ke rumah dan berjanji pasti akan kembali saat acara lamaran Zanna. Lagian tidak mungkin dia tidak akan datang kalau tidak mau Zanna marah dan tidak menyapanya.

Selain hendak pulang ke rumahnya, Zayyan juga harus melihat keadaan restoran yang sejak pagi tidak dia pantau. Meski dia bukan lagi chef utama disana setidaknya dia harus datang kesana setiap hari kalau tidak ada kepetingan lain.

Sesampai di depan restoran, Zayyan langsung memarkirkan mobilnya di tempat biasa dan berjalan masuk ke dalam restoran miliknya itu.

" Sore pak" sapa karyawan yang berpapasan dengannya Zayyan. Zayyan hanya menanggapi dengan anggukkan saja. Dan melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kantor restoran.

" Kak Zayyan?" Tanya seseorang yang berada dalam ruangan itu

" Lancar?"

" Lancar kak. Kak Zayyan tenang aja. Semua aman di tangan aku" jawab seorang perempuan yang ditanya oleh Zayyan dengan mantab. Perempuan itu adalah orang kepercayaan Zayyan dalam mengelola keuangan restorannya itu. Dan selama ini semuanya berjalan lancar karena memang perempuan itu lulusan management akuntansi. Selain itu dia juga jujur makanya Zayyan tetap mempertahankan sejak 3 tahun terakhir.

" Emang gak salah saya milih kamu, Alifah"

" Makasih kak. Kalau bukan karena kakak saya sekarang pasti luntang-lantung gak tau mau kerja apa. Papa mama juga udah gak kuat kerja berat, jadi aku yang bantuin biaya mereka sekarang.

" Kalau ada butuh apa-apa kamu bilang aja sama saya. Pasti saya akan bantu kamu"

" Makasih kak. Aku gak mau lagi nerima bantuan dari kakak. Selama ini kakak udah banyak bantuin aku. Padahal aku bukan siapa-siapa kakak" ujar perempuan yang di panggil Alifah oleh Zayyan itu. Sebenarnya dia sudah sangat segan dengan Zayyan karena Zayyan sudah sangat banyak membantu dirinya. Mulai dari memberikan dia pekerjaan menghandel semua keuangan dari beberapa restoran yang dia punya bahkan membantu perekonomian orang tua. Padahal dia tidak punya hubungan apa-apa dengan keluarga nya.

" Kamu itu kakaknya Aisyah. Ingat itu, dan orang tua kamu adalah orang tuanya Aisyah. Jadi sudah sepatutnya saya membantu kalian" ujar Zayyan yang sekarang terdengar datar. Memang selama ini, kalau sudah membahas masalah Aisyah aura Zayyan jadi berbeda

" Kak, maaf kalau aku lancang tapi apa gak sebaiknya kakak lupain saja Aisyah. Dia sekarang entah dimana kak, sampai kapanpun papa gak akan ngasih tau siapa yang ngadopsi dia kak. Jangan sia-sia kan hidup kakak hanya untuk menunggu Aisyah"

" saya yakin dia akan kembali, kapanpun itu saya tetap akan menunggu" jawab Zayyan " dan terima kasih saran. Dan ini pertama atau terakhir kamu mengatakan hal ini" lanjut Zayyan yang membuat Alifah terdiam. Dia tidak menyangka kalau ucapan membuat Zayyan marah. Padahal dia tidak punya niat buruk memberikan saran itu. Dia hanya kasihan dengan bosnya itu yang sudah lama menunggu kepulangan Aisyah yang tidak tau kapan akan datang.

Alifah tau, maksud bos nya itu menunggu Aisyah bukan karena rasa bersalahnya tapi rasa suka yang sudah mengajar dalam diri bosnya itu. Bosnya itu sudah jatuh cinta dengan adiknya. Memang tidak heran hal itu bisa terjadi karena adiknya adalah orang yang mudah untuk dicintainya. Dirinya saja yang bodoh karena baru menyadari hal itu saat adiknya sudah menghilang.

" Saya pergi dulu" ujar Zayyan kepada Alifah. Alifah yang kaget mendengar suara datar Zayyan tak sempat merespon karena Zayyan sudah menjauh

Zayyan yang sekarang sudah berada dalam mobilnya langsung menyalakan mobil nya dan melajukan pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah Zayyan langsung siap-siap Kembali ke rumah Zanna. Dia gak mau terlambat karena kupingnya akan eror mendengar suara cempreng milih Zanna dan tidak akan berhenti sampai 1 Minggu ke depan bahkan dia rela datang ke tempatnya hanya untuk marah-marah.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang