56. Aisyah

213 22 1
                                    

Dua hari satu malam sudah Aisyah menghindar dari Zayyan. Dan malam ini dia masih berada di kediaman Fahira dan malam ini dia sudah mengatakan kalau dia akan pergi dari tempat itu. Dia merasa bersalah karena membuat pasangan suami istri itu terpisah karena dirinya dan karena hal itu, Fahira datang bersama suaminya.

" Kenapa? Ada apa, kamu gak nyaman tinggal di tempat ini?" Tanya Fahira. Tadi saat di kantor dia mendapatkan pesan dari Aisyah kalau Aisyah akan pergi dari rumahnya membuat Fahira bertanya-tanya, apakah dia ada salah yang membuat Aisyah merasa tidak nyaman? Padahal dia sudah berusaha agar Aisyah betah

" Gak kok. Rumah kamu nyaman kok"

" Terus kenapa kamu ingin pergi? Terus kalau kamu mau pergi, mau tinggal dimana?" Ucap Fahira memberondong Aisyah dengan banyak pertanyaan

Aisyah menggelengkan kepalanya
" belum tau, tapi aku ngerasa bersalah karena aku tinggal disini pak Irfan harus tinggal diluar" gumam Aisyah dengan nada suara rendah namun masih bisa didengar oleh Irfan dan Fahira. Fahira menyentuh tangan suaminya, berharap suaminya membantunya berbicara. Dia ingin suaminya itu mengatakan kalau Aisyah tak harus merasa bersalah. Sejak kenal dengan Aisyah Fahira tau kalau Aisyah adalah orang baik yang tersakiti  namun pandai menyembunyikan masalah yang dia hadapi dan meminta izin untuk tinggal di rumahnya membuat Fahira yakin kalau Aisyah sedang bermasalah dan apa salahnya dia membantu Aisyah

" Merasa bersalah? santai aja kali Aisyah, suami aku tidak mempermasalahkan hal itu kok. Iya kan kak?" Tanya Fahira kepada suaminya yang duduk di sebelahnya. Dia terpaksa berbicara karena suaminya tak kunjung berbicara Dan syukurnya Irfan menganggukkan kepalanya

" Tapi aku berdosa karena memisahkan suami istri, Fahira"

" Maaf kalau saya lancang, tapi saya rasa kamu lebih berdosa tinggal disini tanpa izin dari suami kamu" ucap Irfan yang sudah mengucapkan maaf sebelum berbicara dan ucapan Irfan bagaikan sebuah bom bagi Aisyah

" Saya memang tidak tau apa masalah kalian, tapi saya pernah mendengar percakapan suami kamu dengan teman-teman dan menurut saya dia adalah orang yang tulus dia ingin memiliki kamu bukan semata karena nafsunya tapi dia ingin menjaga dan melindungi kamu. Dia memiliki rasa sayang dan rasa cinta yang tulus untuk kamu, memang sulit untuk seseorang paham akan hal itu kecuali dia membuka hati dan ingin merasakan bagaimana rasa cinta yang dimiliki orang itu untuk dirinya. Jadi saran saya, coba rasakan rasa sayang dari suami kamu karena dengan hal itu kamu akan tau kalau dia benaran serius menikahi kamu" lanjut Irfan yang bicara sesuai dengan pemahaman nya itu selain itu dia berani berbicara seperti ini kepada Aisyah karena bosnya pak Afnan yang tau kalau Aisyah berada di kediamannya dan beliau meminta tolong kepadanya.

Entah kenapa, ucapan Irfan meresap ke dada Aisyah, dia mempercayai kata-kata Irfan dan menyadari kesalahan yang tidak mau mencari tau gimana perasaan Zayyan sebenarnya. Dia hanya tau dan melakukan segala cara untuk menjauh dari Zayyan yang sekarang sudah berstatus sebagai suaminya.

Aisyah menangis tanpa suara, Fahira yang sedari berpindah duduk di samping Aisyah, mencoba untuk menenangkan Aisyah dengan mengusap punggungnya.

Dilain tempat Zayyan, tidak ada yang berubah dengan Zayyan, sebelumnya dia sudah bersemangat karena dukungan dari teman-temannya tapi ucapan Zanna membuat dia mundur seribu langkah. Dia benar-benar sudah pasrah, sudah tidak ada jalan baginya untuk mendapatkan Aisyah. Sekarang dia meyakini kalau Aisyah bukanlah jodohnya.

Sibuk dengan pikiran yang tidak jelas membuat Zayyan melupakan semua pekerjaan dan juga tidak memiliki selera untuk makan. Bahkan dia baru menyadari bunyi bel rumahnya yang sejak tadi berbunyi. Dengan langkah malas Zayyan berjalan kearah pintu rumahnya dan membuka pintu tanpa melihat dulu siapa yang bertamu di malam hari.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang