11. Aisyah

383 26 0
                                    


Hari semakin larut, dikurung di rumah ini membuat Aisyah semakin menambah banyak dosa. Sejak dia datang ke rumah ini. Sudah berapa shalat yang dia tinggalkan. Bukannya sengaja tapi dia tidak punya mukena. Jangankan mukena, pakaiannya saja tidak diganti. Mau salat pakai baju dengan baju dan kerudungnya tak bisa karena bajunya telah kotor karena tidak diganti sejak kemarin dia datang ke rumah Zayyan

Aisyah bukan orang yang suka tidur dengan mengenakan kerudung tapi tadi dia beruntung karena ketiduran dengan masih pake kerudung. Jadi setelah makan dia juga memutuskan untuk tidur dengang kerudung kembali.

Aisyah tidur dengan nyenyak dan itu terjadi entah sejak kapan? Tapi yang pasti dia bisa tidur nyenyak ketika dia dekat dengan ayah anaknya. Bahkan dengan gilanya, Aisyah pernah berfikir pasti lebih nyaman tidur dipelukan Aisyah.

Seesok paginya, saat kira-kira waktu subuh telah datang. Aisyah terbangun untuk melaksanakan salat subuh tapi lagi-lagi dia gak bisa karena tak ada mukena. Dia juga sudah mengacak seluruh kamar berharap ada suatu kain yang bisa dia gunakan tapi tidak dia temukan.

Aisyah benar-benar tak tau harus bagaimana lagi. Belum genap 24 jam dia dikurung, rasanya dia sudah stress. Bagaimana kalau lebih lama lagi. Aisyah tidak akan bisa hidup dan karena itu dia harus berusaha lebih lagi agar bisa keluar dari rumah ini.

" Aisyah" panggil Zayyan setelah mengetok pintu kamar Aisyah beberapa kali. Setelah menyahut panggilan itu. Aisyah berjalan ke arah pintu membukakan pintu.

" iya ada apa, om?" tanya Aisyah setelah membukakan pintu.

" ambillah!" suruh Zayyan saat menyodorkan beberapa paper bag ke arah Aisyah. Aisyah menerimanya dengan kerutan di keningnya.

" saya tau kamu gak punya baju ganti. Jadi saya membelikan beberapa" jelas Zayyan saat melihat wajah Aisyah yang kebingungan.

" makasih om" ujar Aisyah
" tapi om, apa aku boleh minta sesuatu?" seru Aisyah saat Zayyan telah memutar arah badannya dan kembali ke posisi awal saat mendengar ucapan Aisyah

" apa?"

" itu, aku mau salat, tapi.. "

" nanti saya belikan. Nanti siang saya akan pulang" potong Zayyan yang paham dengan kelanjutan ucapan Aisyah. Setelah berbicara itu, Zayyan langsung pergi tanpa menghiraukan Aisyah.

Zayyan tak berbohong dengan apa yang dia ucapkan. Setelah melihat jam yang menunjukan pukul 11 kurang. Zayyan langsung menghentikan pekerjaannya dan meminta orang kepercayaan untuk melanjutkan pekerjaan.

" mau kemana lo?" tanya Yoga yang baru saja datang dengan Agra dan melihat Zayyan sudah siap akan pergi meninggalkan restaurannya.

" kalian ngapain kesini?" alih-alih menjawab Zayyan malah bertanya balik

" ya makanlah, Panjul" jawab Agra
" Ini lo mau kemana? Ada jadwal kecan lo?" tambah Agra sesaat setelah memperhatikan penampilan Zayyan

" ada perlu. Kalian kalau mau tetap disini pesan aja sana!" jawab Zayyan. Dan tanpa minta izin Zayyan pergi begitu aja. Dia malas meladeni teman-temannya yang pasti akan bertanya banyak hal.

Setelah melajukan mobilnya, Zayyan langsung pergi ke sebuah tempat yang menjual seperangkat alat salat. Dia masih belum lupa sama permintaan Aisyah tadi pagi. Selain membelikan mukena Zayyan juga memilih beberapa pakaian syar'i da di juga beberapa pakaian santai yang bisa digunakan oleh Aisyah saat di rumah dan tidak lupa sama kerudung santainya.

Setelah itu Zayyanlangsung pulang ke rumahnya mengantarkan pesanan Aisyah selain itu sebenarnya dia juga ingin pulang hanya sekedat untuk melihat Aisyah sebentar saja.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang