4. Aisyah

419 27 0
                                    

Dalam diam, Aisyah mengeluarkan air matanya. Masih dalam ruangan yang sama Aisyah telah memperbaiki pakaiannya. Dia menatap laki-laki yang telah melecehkannya, menghancurkan hidupnya tengah tertidur nyenyak. Dalam hati Aisyah mengingatkan pada dirinya untuk mengingat wajah yang tengah terlelap agar nanti kalau bertemu Aisyah bisa menghindari. Cukup hari ini saja. Kali ini adalah pertama dan terakhir kali dia bertemu dengannya. Aisyah memohon jangan pertemukan lagi agar dirinya tak memendam benci.

Dengan tertatih Aisyah berjalan keluar dari kamar tersebut. Meninggalkan kekelaman yang telah terjadi. Bersusah payah akhirnya Aisyah dapat keluar dari hotel tersebut. Aisyah tak mempedulikan berpasang-pasang mata yang memperhatikannya, dirinya hanya ingin pergi dari tempat itu, satu-satunya tempat yang ingin dia datangi adalah pesantren. Hanya pesantren, satu-satu tempat yang menurut Aisyah nyaman untuk di datangi saat hatinya gundah seperti saat ini.

Aisyah memasang wajah biasa saja mencoba menyembunyikan rasa sakit dan hacur yang telah menerpa dirinya. Saat ini dia telah berada di dalam kamar asramanya. Aisyah bersyukur kamar hanya diisi oleh dua orang saja yaitu dirinya dan Zanna teman searamanya.

Sesampai di dalam asrama, tanpa menghiraukan tanda tanya yang bersarang dalam kepala temannya. Aisyah langsung berlalu ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi Aisyah mengguyur tubuhnya dengan banyak air. Berharap semua dosa yang telah dia lakukannya hanyut di bawa air, dan jelas-jelas itu tak akan terjadi.

Aisyah mengingat semuanya, mengingat bagaimana laki-laki itu menjamah tubuhnya. Bagaimana dengan kejam nya laki-laki itu melecehkan dirinya tanpa mau mendengarkan apa yang dia katakan.

Aisyah menyesal telah datang ke tempat itu, namun Aisyah tak pernah menyesal karena telah menjauhkan kakaknya dari masalah yang menimpanya. Yang disesali oleh Aisyah adalah kenapa dia tidak memikirkan hal lain untuk menyelamatkan kakaknya itu dan Sekarang semuanya telah berlalu, Aisyah hanya bisa meratapi nasib yang telah menjadi wanita hina.

" Aaaaaakkkh" teriak Aisyah histeris. Di sudut kamar mandi Aisyah menangis sejadi-jadinya.

Zanna yang mendengar teriakan Aisyah mencoba memanggil Aisyah dari luar tapi tak ada sahutan dari Aisyah melainkan dia hanya mendengar jeritan Aisyah yang semakin menjadi.

" Ai, buka pintunya! apa yang terjadi? Ai buka pintunya!" teriak Zanna khawatir. Tak tinggal diam Zanna mencoba membuka paksa pintu kamar mandi. Bukan karena Zanna yang punya banyak kekuatan tapi memang pintu kamar mandi yang memang kunci tak sebagus kamar mandi rumah mewah, dengan beberapa kali dorongan Zanna bisa membuka pintu tersebut.

Zanna menyusul Aisyah yang duduk di sudut ruangan kamar mandi yang memangku kedua kakinya dan menangis. Zanna yang tak tega melihat itu, memeluk tubuh Aisyah, dia tidak peduli dengan baju nya yang juga ikut basah. Aisyah yang ada di pelukan Zanna semakin histeris.

" menangis lah, Ai" bisik Zanna sambil menepuk pundak Aisyah. Zanna memang tidak tau apa yang terjadi tapi tangisan pilu dari Aisyah membuat dia tau kalau hal buruk telah terjadi.

Zanna tak bisa berbuat banyak dia hanya diam saja mendengar tangisan pedih dari Aisyah dan tanpa dia sadari air matanya juga ikut mengalir, semenjak dia datang ke pesantren ini Aisyah lah yang selalu jadi pendukung dirinya di saat dirinya sangat tidak betah berada di pesantren ini. Aisyah lah yang selalu memberikan dirinya pengarahan sehingga dirinya akhirnya bertahan dengan iklas di pesantren ini.

Dan ini adalah kali pertama dia melihat Aisyah menangis semenderita ini. Dirinya tau bagaimana perihnya menjadi Aisyah, seorang anaknya yang tak begitu di anggab, yang tak di pedulikan oleh keluarganya. Aisyah yang selama ini Zanna tau adalah perempuan yang kuat dan kalau Aisyah menangis sehisteris ini, Zanna yakin kalau masalah yang melanda Aisyah adalah masalah besar.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang