22. Aisyah

246 16 0
                                    

Malam datang menjelang, saat ini Aisyah sedang berada dalam kamar Zanna yang sudah tak sabar dan takut menunggu kedatang keluarga yang akan melamarnya. Aisyah yang melihat gerak-gerik Zanna sungguh membuat dia ikut bahagia. Selama ini dia tidak menyangka kalau Zanna akan menikah dengan orang yang pernah menikahi nya. Ya benar, keluarga yang akan datang melamar Zanna adalah keluarga Faaz, keluarga dari mantan suaminya. Jika ditanya apakah Aisyah sedih, maka jawabannya tidak karena pernikahan dengan Faaz sebelumnya adalah kesalahan dan rasa kasihan Faaz terhadap dan berharap pernikahan itu menumbuhkan rasa cinta. Bagaimana cinta itu akan tumbuh diantara mereka kalau raga mereka saja tidak pernah berdekatan dan malahan karena pernikahan mereka lah yang membuat Zanna dan Faaz menjadi dekat. Sejak awal Aisyah memang selalu menghindari Faaz jadinya Faaz selalu meminta tolong kepada Zanna untuk selalu memberikan kabar dirinya kepada Faaz dan mungkin karena itu tumbuhlah bibit cinta antara mereka. Takdir Allah tidak ada yang tau, mungkin itulah cara Allah mempertemukan mereka yaitu melalui dirinya.

" Kenapa senyum gitu?" Tanya Zanna yang menyadari Aisyah tersenyum dalam lamunan nya

" Gak boleh aku tersenyum di hari bahagia kamu?"

" Ya boleh aja sih tapi Wa, apa lo ikut senang dengan kebahagian gue ini?"  Tanya Zanna

Bagi Aisyah ini adalah kedua kalinya dia mendengar pertanyaan yang sama, pertama dari mamanya dan kali ini dari Zanna. Aisyah tau maksud mereka bertanya tapi apakah mereka tidak tau kalau dirinya sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu " menurut kamu?" Tanya balik Aisyah

" Kalau gak, gue akan meminta kak Faaz untuk membatalkan acara lamaran ini?"

" Zanna, aku boleh bertanya?" Tanya Aisyah. Dia berniat untuk memberikan penjelasan kepada saudaranya itu kalau dia yakin dengan pilihannya untuk bercerai dengan Faaz beberapa tahun lalu.

" Nanya apa?"

" Kenapa kak Faaz mau melamar kamu?"

Zanna terdiam sesaat " ya mana gue tau" jawab Zanna

" Kamu tau Anna, kamu tau apa alasan kak Faaz melamar kamu? Selama ini, memang aku yang nikah sama kak Faaz tapi kamu yang sering bersama dia, aku yakin kamu tau siapa kak Faaz, dia bukan orang yang akan mengambil keputusan sebelum dia yakin dengan keputusan itu. Begitu juga dengan keputusan untuk melamar kamu, apa menurut kamu kak Faaz akan main-main dengan keputusannya? Aku tau kak Faaz bukan orang yang seperti itu" jelas Aisyah panjang lebar berharap Zanna paham dengan ucapan dan tidak ragu lagi dengan takdirnya

" Kalaupun saat ini aku bilang aku gak setuju, dan kamu ingin kak Faaz membatalkan lamaran ini, menurut kamu apa kak Faaz akan baik-baik saja? Jangankan kak Faaz, aku yakin kamu sangat-sangat tidak baik. Jadi aku mohon jangan pikirkan aku. Aku baik-baik aja. Aku bahagia karena kamu adalah orang yang akan mendampingi orang sebaik kak Faaz. Dan aku bahagia karena kak Faaz yang akan menjadi pemimpin kamu. Yakin aja bahwa ini adalah rencana Allah jangan jadikan aku sebagai penghalang kebahagiaan kamu karena sejatinya aku sama sekali bukan penghalang" lanjut Aisyah sambil memeluk saudara sekaligus sahabatnya itu. Zanna membalas pelukan Aisyah sekarang dia yakin dengan lamaran itu. Sebenarnya sebelumnya dia juga sudah yakin tapi setelah mendengar pembicaraan mamanya tadi, dia ingin memastikan kalau Aisyah tidak keberatan dengan hubungan yang akan terjalin antara dirinya dengan Faaz. Dan detik ini dia sudah bisa lega untuk memulai hidup baru dengan calon suaminya itu

Diluar kamarnya, keluarga Maverick sudah kedatangan keluarga Faaz yang datang hendak melamar Zanna " Abi, mana Wawa?" Tanya seorang anak kecil kepada Faaz, dan anak kecil itu adalah Azura yang beberapa hari ini tinggal bersama keluarga Faaz, Abinya.

" Sabar sayang, ntar lagi Wawa datang kok" bujuk Faaz

" Nenek, bunda mana? Azula kangen bunda" kali ini Azura bertanya kepada mamanya Zanna. Menanyakan keberadaan Zanna karena memang sejak awal datang dia tidak menemukan keberadaan bundanya dan Wawa nya.

" Wawa sama bundanya aja nih yang di kangenin. Azura gak kangen sama kakek?" Goda papa Zanna kepada cucunya yang hampir 4 tahun itu sudah pintar berbicara dan riang. Sekilas dia melihat kalau Azura itu anaknya Zanna bukan anaknya Aisyah.

" Azula kangen kok sama kakek tapi Azula sudah lama tidak ketemu sama Wawa" jawab Azura dengan kecadelan yang dia miliki.

" Pintarnya cucu nenek. Sini peluk dulu sama nenek" pinta sang nenek yang sudah merentangkan berharap cucunya mau memeluknya

" nenek peluknya nanti aja ya, Azula mau cali Wawa dulu" tolak Azula yang sudah berjalan melalui semua orang. Dia berjalan kearah tangga yang akan membawanya ke kamar bundanya. Azura memang hanya tau kamar bundanya.

Semua orang yang mendengar ucapan  dan melihat tingkah Azura tersenyum, mereka gemas sama tingkahnya Azura.

" Anak itu benar-benar"

" Maafin Azura ya ma"

" Kamu gak usah minta maaf. Mama udah kebal sama sikap bocah itu"

" Heran, kok bisa sifat Zanna nurun sama Azura"

" Emangnya kenapa kalau Azura nurunin sifat aku ma? Kan Azura anak aku" tanya Zanna yang berjalan kearah semua orang bersama Aisyah dengan Azura di gendongan

" Lah, mama salah apa? Jelas-jelas ada yang aneh, kenapa Azura sifatnya persis kek kamu?"

" Mungkin aja pas hamil mamanya benci sama aku" jawab Zanna asal

Ingin sekali Aisyah membantah ucapan Zanna tapi karena disana ada Zayyan membuat Aisyah harus berhati-hati.  Jangan sampai karena dia banyak bicara membuat Zayyan menyadari siapa dia.

" Zanna, udah duduk! Gak malu apa, ngomong sembarang dekat tamu".

Mendengar ucapan papanya membuat Zanna sadar kalau di rumahnya ada tamu. Bukannya jaga image malah buat malu. Dasar Zanna.
" Maaf sebelumnya, Azura ini siapa ya?" Tanya mama Zayyan karena sedari tadi dia bingung dengan statusnya Azura

" Azura, dia anaknya tirinya Faaz" jawab sang papa

" Anak tiri? Berarti calonnya Zanna, duda"

" Iya tante. Gimana keren kan? Jarang-jarang lo ada yang mau sama duda"  ujar Zanna yang sebenarnya kesal mendengar ucapan tantenya. Dia tau kalau tantenya tidak bermaksud tapi mau gimana lagi, dia nangkap rada kesal

" bukan maksud tante kamu kayak gitu. Maaf kalau buat kamu tersinggung. Semuanya maafkan istri saya" pinta papa Zayyan yang merasa bersalah dengan ucapan istrinya.

" Lo mau dinikahin sama duda?" Kali ini yang bicara adalah Zayyan dengan nada suara datar dan terdengar tidak suka dengan fakta yang baru saja dia dengar

" Apa yang salah sama duda? Toh, aku sama kak Faaz itu tidak mempermasalahkan hal itu"

" Gak ada yang mempermasalahkan, nak. Maaf kan tante sama kak Zayyan ya" ujar sang tante yang merasa bersalah, apalagi mendengar nada marah Zanna

" Apa salahnya gue nanya? Gue hanya ingin tau, kan lo belum ada cerita sama gue. Gue gak mau lo ceritanya setelah lo nyesal" seru Zayyan

" Makasih kak tapi gue udah yakin mau nikah sama kak Faaz. Gak bakal nyesal" jawab Zanna yang seolah-olah kalau disana hanya dia dan Zayyan saja yang bicara

" Anna, kok kamu udah bahas nikah sih? Kan kak Faaz belum lamar kamu?" Bisik Aisyah dengan suara sedikit keras dan samar-samar di dengar oleh yang lainnya

Aisyah sangat ingin mengatakan hal itu sejak awal karena tak sepatutnya mereka membahas tentang Faaz yang duda. Selain itu hal itu berkaitan dengan dirinya, rasanya juga tak pantas membahas hal itu di depan orang yang akan melamar dan juga ada keluarganya.

Mendengar bisikan dari Aisyah membuat Zanna malu sendiri. Dia kelepasan " masih mau kamu sama dia Faaz?" Tanya sang papa kepada Faaz berniat meledek anaknya

" Kalau Zanna menerima lamaran aku, apa salahnya pa?"

" Aku mau" jawab Zanna cepat tanpa rasa malu

" Kamu gak mau mikir dulu Faaz sebelum benar-benar ngambil keputusan untuk menjadikan anak papa sebagai istri?" Lagi-lagi sang papa bertanya untuk mengalihkan pembicaraan sebelumnya. Faaz yang menangkap ucapan calon dan mantan papa mertuanya itu menanggapi sesuai dengan apa yang papanya inginkan. Jadilah acara lamaran itu berlangsung tak seperti acara lainnya. Apalagi ditambah dengan sikapnya Zanna yang sedikit aneh. Sedangkan Aisyah bersyukur meskipun sedikit berbeda tapi tetap berjalan dengan lancar.

@Chie_Vaichy

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang