3. Aisyah

450 27 5
                                    

Aisyah telah siap dengan pakaian lengkapnya. Saat ini jam menunjukan pukul 08.00 malam. Dia belum lupa kalau teman-teman kakaknya menyuruh kakaknya datang pukul 09.00 dan itu masih tersisa 1 jam lagi dari jam yang telah di tentukan oleh teman-teman kakaknya. Meskipun itu masih ada waktu 1 jam lagi. Aisyah ingin pergi saat ini juga.

Aisyah akan pergi ke hotel untuk menemui laki-laki yang menginginkan kakaknya itu. Lebih tepatnya laki-laki yang akan membuat masa depan kakaknya suram. Dia ingin berbicara kepada orang itu agar mengurung niatnya untuk menjadikan kakaknya Hina. Dan berharap rencannya berhasil.

Di rumah yang memang tak ada orang jadi Aisyah bisa keluar keluar rumah tanpa harus minta izin kepada siapapun. Sekeluar Aisyah dari rumahnya dia berjalan beberapa meter baru bisa menemukan angkot yang akan mengantarkannya ke hotel.
Sekarang Aisyah sudah turun dari angkot dan masuk ke dalam hotel. Dan ini adalah pertama kalinua bagi Aisyah menginjakan kaki di tempat yang bernama hotel.

Aisyah berjalan dengan enteng ke dalam hotel. Baru sampai di pintu dia di cegat oleh orang yang berpakaian seperti satpam hotel.

" maaf, kamu mau kemana?"

Aisyah bingung harus menjawab pertanyaan orang yang ada di depannya itu. Namun karena tak ingin rencananya gagal ada ide yang terlintas di benaknya dan berharap itu dapat menyelamatkannya.

" saya mau menemui seorang kenalan di sebuah kamar pak" jawab Aisyah tegas agar tak menimbulkan kecurigaan. Dan dapat Aisyah lihat ada raut tidak percaya dari dari lawan bicaranya itu. Berbagai doa di lafaskan Aisyah dalam hatinya.

" masuklah!"

" Alhamdulillah" ucap Aisyah dalam hati ketika mendengar respon lawan bicaranya itu meskipun lawan biacara berbicara dengan nada yang menakutkan.

" makasih pak" ujar Aisyah. Dan setelah itu dia berjalan masuk. Namun tiba-tiba dia berhenti dan berbalik berjalan ke arah orang tadi.

" ada apa?"

" kamar 9788, dimana ya pak?" tanya Aisyah karena dia memang tidak tau dimana kamar itu. Dan pertanyaan Aisyah membuat satpan itu makin penasaran.

" jangan gitu lihat saya nya pak. Ini saya serius bertanya karena ini pertama kalinya teman-temannya saya ngadain pestanya di kamar hotel. Orang kaya mah bebas ya pak" ucap Aisyah yang rasanya sulit untuk berbohong tapi demi rencannya berjalan dengan baik maka dia harus melalukan hal itu.

" lantai 9, kamar nomor 7.88" jawabnya dengan nada yang sama. Aisyah tersenyum dan sekali lagi berterima kasih dan berjalan menuju tempat yang biasa di sebut orang lift. Aisyah berdiri menunggu pintu lift terbuka.

" pintunya tak akan terbuka kalau lo hanya berdiri diam" ucap seseorang yang menekan bagian yang ada di sebelah pintu lift dan pasti tak diketahui oleh Aisyah.

" maaf kak. Saya tidak tau" ujar Aisyah yang menundukan kepalanya tanpa melihat ke arah laki-laki yang ada di sampingnya.

Aisyah dan laki-laki itu berjalan masuk ke dalam lift. Saat hanya ada mereka berdua saja. Aisyah melangkah keluar dari lift.

" masuklah. Gue bukan laki-laki jahat" suruh laki-laki yang sudah di dalam lift. Asiyah kembali melangkahkan kaki masuk. Dan berdiri dengan jarak yang lumayan jauh dari laki-kali tersebut.

Takut? Sudah pasti Aisyah takut. Berada di tempat yang sama dan dengan jarak yang dekat, Aisyah tau itu tidak baik tapi mau bagaimana lagi? Aisyah memanjatkan doa agar kotak tempat dia berada cepat terbuka.

Aisyah lagi-lagi mengucapkam syukur saat pintu itu terbuka dengan cepat Aisyah keluar dari lift itu dan berjalan mencari kamar sesuai dengan ucapan satpam dari sebelumnya. Tak jauh berjalan Aisyah menukan pintu kamar yang bertulis 9.7.88. Saat hendak masuk Aisyah mulai ragu merasa kalau apa yang dia lakukan itu salah.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang