12. Aisyah

353 25 3
                                    

Pagi hari datang menjelang, Zayyan yang ingin memanggil Aisyah untuk mengajak sarapan, diurungkan nya karena mengingat semalam Aisyah sangat marah dan pasti saat ini marah itu belum reda dan takut akan membuat Aisyah tertekan jadi Zayyan hanya sarapan sendirian dan tidak lupa menyiapkan sarapan untuk Aisyah dan setelah itu dia berangkat bekerja.

Selain pemilik restoran Zayyan juga berprofesi sebagai koki di restorannya itu makanya dia harus datang setiap hari ke restoran miliknya, jika bukan untuk memasak setidaknya untuk mencicipi makanan yang akan dihidangkan untuk para pelanggannya. Usahanya yang masih berusia dini sulit bagi Zayyan untuk benar-benar melepaskan restoran begitu saja kepada orang lain akan tetapi sejak dia membawa Aisyah ke rumahnya membuat dia tidak fokus dalam pekerjaannya. Bawaannya dia hanya ingin pulang dan melihat wajah Aisyah yang sudah jadi candu bagi dirinya.

Siang ini, Zayyan memutuskan untuk pulang ke rumah, dia khawatir dengan keadaan Aisyah. Entah kenapa dia yakin kalau Aisyah pasti belum memakan sarapan yang dia berikan. Dia tidak mau, hal itu membuat wanitanya jatuh sakit. Sesampai di rumah Zayyan langsung masuk dan berjalan kearah kamar Aisyah karena dia yakin seperti hari biasanya, Aisyah akan berada di dalam kamar.

" Aisyah, ini saya, bisa kamu keluar" pinta Zayyan berada di depan pintu kamar Aisyah " Aisyah, kamu di dalam kan?" Ulang Zayyan bertanya tapi tetap tidak ada sahutan dari dalam kamar, Zayyan berfikir kalau Aisyah sedang tidur, jadi Zayyan memutuskan untuk pergi ke kamarnya dulu dan akan kembali beberapa saat lagi saat Aisyah terbangun dari tidur

Satu jam berlalu, Zayyan keluar dari kamarnya dia mencoba memanggil Aisyah kembali namun masih belum ada sahutan jadi kini Zayyan memutuskan untuk berjalan kearah dapur berniat memasakkan Aisyah makan siang. Sesampai di meja makan, Zayyan melihat tataan makanan yang masih sama saat sebelum dia pergi.

" Kenapa kamu tidak memakannya, Aisyah?" Gumam Zayyan membereskan makanan yang tadi karena gak mungkin untuk dimakan lagi, lebih baik dia memasakkan yang baru.

Zayyan memutuskan untuk memasak nasi goreng karena pertama kali dia melihat Aisyah lahab memakan nasi goreng yang dia masak. Dan Zayyan berharap kali ini Aisyah juga memakannya seperti waktu itu. Entah kenapa melihat hal itu membuat hati Zayyan senang.

Setelah selesai memasak, dan menatanya di meja makan, lagi-lagi Zayyan berjalan kearah kamar Aisyah lagi. Zayyan mencoba memanggil Aisyah tapi karena tetap tidak ada sahutan membuat Zayyan merasa ada yang aneh, akhirnya Zayyan memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Aisyah, dia tidak peduli Asiyah sedang menutup aurat atau tidak  menurut Asiyah sudah kelewatan karena tidak menghiraukan panggilan dari nya.

Sesampai di dalam kamar itu, Zayyan tidak menemukan Aisyah, ketika Zayyan hendak mencari di kamar mandi karena menurutnya Aisyah berada disana namun langkahnya terhenti saat melihat secarik kertas diatas ranjang itu. Dengan darah yang bergemuruh Zayyan berjalan mengambil kertas itu.

Zayyan tau apa arti dari kertas itu tapi dia ingin tau apa yang ditulis oleh  Aisyah.

Assalamualaikum kak. Akhirnya Aisyah sudah memutuskan untuk memanggil kakak bukan om lagi. Maaf selama ini Aisyah sudah membuat kakak kesal karena Aisyah selalu memanggil om.

Terima kasih untuk beberapa hari ini sudah merawat Aisyah di rumah kakak. Saat kakak membaca surat ini itu artinya Aisyah sudah pergi dari rumah kakak. Maaf telah merepotkan kakak selama beberapa hari ini.

Aisyah tidak tau apa tujuan kakak membawa Aisyah pulang ke rumah kakak. Dan waktu itu Aisyah mau ikut kakak karena Aisyah gak mau membuat keributan di keramaian. Dan Aisyah juga gak mau orang yang bersama Aisyah waktu itu tau apa yang terlah terjadi sama Aisyah.

Semalam, mungkin itu adalah pertemuan terakhir kita. Aisyah harap Aisyah tidak pernah bertemu dengan kakak lagi karena itu akan membuat Aisyah lebih menderita lagi. Jadi Aisyah mohon tolong lepaskan Aisyah.

Satu lagi, Aisyah ingin menjawab pertanyaan yang kakak tanyakan semalam, Alhamdulillah Aisyah tidak hamil kak, kalaupun hamil mungkin kita tidak akan pernah bertemu. Wanita mana yang  bisa hidup dalam keadaan hina dan hamil dari laki-laki yang bukan mahramnya.

Aisyah pergi kak, jaga diri kakak baik-baik.

Assalamualaikum
Aisyah.

Zayyan mengeram kesal setelah membaca surat yang dituliskan oleh Aisyah. Sekalipun, tak pernah terpikirkan oleh dirinya kalau Aisyah akan pergi dari rumahnya itu. Jika dia tidak bisa menemukan Aisyah lagi maka rencananya akan berantakan, mamanya akan memaksanya menikah agar mendapatkan cucu.

Zayyan melempar surat itu ke sembarang arah lalu berlari keluar kamar itu, tujuannya hanya satu yaitu mencari Aisyah, dia harus menemukan Aisyah, dia harus membawa Aisyah kembali ke sisinya dan segera membuat Aisyah melahirkan cucu untuk mamanya.

Zayyan melajukan mobilnya dengan cepat, sesekali dia melirik ke kanan dan ke kiri berharap melihat Aisyah di pinggir jalan tapi nihil dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Aisyah dan sekarang tujuannya hanya satu yaitu pasar tempat dia menemukan Aisyah waktu itu.

Setelah memarkirkan mobilnya, Zayyan langsung memutar seluruh wilayah pasar untuk mencari keberadaan Aisyah tapi tetap tidak dia temukan. Dia juga sudah mencoba  bertanya tapi tidak ada yang tau karena memang Zayyan tidak dapat menggambarkan Aisyah secara jelas.

" Aisyah dimana kamu?" Lirih Zayyan sambil berjalan keluar pasar menuju mobilnya. Zayyan menggusar rambutnya dengan kasar sehingga sekarang sudah kelihatan berantakan.

Dilain tempat Aisyah yang baru saja datang di serbu banyak pertanyaan oleh Zanna yang dia temui dalam asramanya. Saking banyaknya pertanyaan Aisyah hanya menanggapi dengan senyuman saja.

" Kok kamu malas senyum si Ai, aku nanya loh. Jawab dong!" Kesal Zanna melihat tingkah Aisyah

" Aku baik-baik aja kok. Kamu juga lihat kan kalau aku baik-baik aja?"

" Terus kemana kamu selama ini? Katanya kamu ikut sama laki-laki bajingan.  Apa laki-laki yang udah..?"  Tanya Zanna yang tak sanggup melanjutkan kalimat yang dia tanyakan.

" Dia memang orangnya"

" kamu kenapa bodoh banget sih Ai. Tau dia itu laki-laki yang udah lecehin, kenapa kamu malah mutusin ikut sama dia? Atau apa kamu, kalian melakukan la.."

" Jangan gila kamu Na, gak mungkin aku mau berbuat dosa itu lagi. Dosa yang pertama aja gak bisa aku hapus mana mungkin melakukannya lagi,

Zanna menyesal karena telah mengatakan apa yang seharusnya tidak dia katakan yang dapat membuat temannya tersinggung. Seharusnya dia tau siapa teman, Aisyah jauh lebih sempurna darinya, kalau saja pertama kali dia tidak diperkosa mungkin saat ini dia sangat baik " Maaf Ai, kalau kata-kata aku membuat kamu tersinggung. Aku hanya khawatir sama kamu" lirih Zanna dengan nada lemahnya

" Makasih sudah khawatir sama aku, tapi asal kamu tau, waktu itu aku ikut sama dia karena tidak  mau menyebabkan masalah. Aku tau kalau waktu itu aku tidak ikut sama dia mungkin kita akan jadi pusat perhatian dan membuat aku semakin terpuruk. Maaf sudah membuat kamu khawatir" ujar Aisyah yang penuh rasa bersalah bahkan sekarang suaranya sudah gemetar, selama beberapa hari ini Aisyah ketakutan dan selalu berusaha untuk kuat dan sekarang Aisyah sudah tak bisa menahannya lagi. Dia ingin menangis, dia ingin menumpahkan di depan temannya baiknya itu

Zanna berjalan mendekat kearah Aisyah dia merangkul tubuh Aisyah, meski dia tau seberapa sakit yang dirasakan oleh Aisyah tapi dia berharap dengan adanya dirinya di dekat Aisyah bisa mengurangi rasa sakit itu meski itu hanya berkurang sedikit "Bukan aku saja Ai, kamu sudah membuat banyak orang khawatir. Umi, Abi bahkan mama papa aku mereka sangat khawatir sama kamu, sejak kamu menghilang mereka mencoba mencari keberadaan kamu, dan Alhamdulillah kamu kembali dengan selamat" ucap Zanna

" Aisyah, kamu kenapa nangis sayang?" Tanya seseorang yang baru saja datang dengan satu orang lainnya. Mereka berdua mendekati Aisyah dan Zanna.

***

SATU KATA UNTUK ZAYYAN



@Chie_Vaichy

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang