10. Aisyah

410 24 1
                                    

Zayyan tak main-main dengan ucapanya Jika dia berkata Aisyah tak akan pergi dari hidup maka itu akan terjadi meskipun Aisyah tak setuju.

Dan sekarang Zayyan tengah berdiri di hadapan pintu yang mana Aisyah ada di dalam sana. Hari sudah malam, Zayyan yakin wanita itu sudah lapar karena sejak dia membawanya wanita itu belum makan apapun. Meskipun dia laki-laki bajingan tetap saja dia tidak akan membuat Aisyah mati kelaparan.

Zayyan telah berulang kali memanggil nama Aisyah tapi tak ada sahutan sama sekali. Bahkan Zayyan sudah mengucapkan salam.

Zayyan berfikir kalau Aisyah mungkin kabur tapi dia kembali ingat sama kamar yang dihuni Aisyah. Zayyan sengaja membiarkan Aisyah berada di kamar yang tak mempunyai jendela atau apapun itu yang bisa membuat Aisyah kabur darinya.

Zayyan bukan tipe orang yang sabar juga bukan orang yang suka dihiraukan. Dia tidak mau memanggil lagi, dia akan memutuskan masuk ke dalam kamar itu dengan kunci. Peduli amat sama Aisyah yang akan marah sama dirinya.

Zayyan membuka pintu lalu berjalan masuk ke dalam kamar itu. Dari jarak itu, Zayyan melihat Aisyah tengah tertidur diatas ranjang itu. Zayyan berjalan mendekat hingga dia dapat melihat Aisyah yang tertidur nyenyak dengan kerudung yang sudah berantakan.

" hai bangun" seru Zayyan sambil menggoyangkan pangkal lengan Aisyah dengan sedikit kuat dan itu sukses membuat tidur Aisyah terganggu. Aisyah mengerjabkan matanya.

" a-apa yang anda lakukan disini?" tanya Aisyah yang kaget saat melihat Zayyan ada di hadapannya. Dan sekarang Posisinya telah berganti menjadi duduk.

" ini rumah saya, dan ini kamar saya jadi terserah saya mau ada disini" jelas Zayyan
"Bangunlah, dan makan!" suruh Zayyan

" makasih. Tapi saya tidak lapar" balas Aisyah yang sekarang kembali merebahkan badannya dan membelakangi Zayyan yang tak percaya dengan tingkah Aisyah.

" saya tidak mau ada yang mati kelaparan di rumah saya"

"kalau gitu biarkan saya pergi" balas Aisyah tanpa harus melihat ke arah Zayyan Aisyah belum lupa pembicaraan mereka tadi siang dengan dia yang tidak bisa berkutik karena Zayyan bukan sekedar mulut saja yang berbicar tapi juga tingkahnya yang memaksa Aisyah. Yang menarik Aisyah untuk kembali masuk disaat Aisyah telah berada tak jauh dari pintu utama. Bahkan Aisyah tidak lupa sama ucapan laki-laki itu yang mengatakan kalau dia akan melecehkan Aisyah kembali kalau Aisyah tak mau menurut dan hal itu membuat Aisyah bungkam.

" Aisyah, jangan menguji kesabaran saya" geram Zayyan

" maaf, tapi saya bukannya menguji kesabaran anda. Saya mengatakan kebenaran. Saya tidak lapar" ujar Aisyah yang masih dengan posisinya. 

" jangan berbohong Aisyah. Saya tau kamu lapar"

" siapa anda, yang memutuskan saya lapar atau tidak?"

Zayyan tak suka dengan bantahan Aisyah yang tak ada hentinya. Akhirnya Zayyan ikut naik ke atas ranjang lalu mendekat ke Aisyah lalu menarik tubuh Aisyah hingga membuat Aisyah terduduk.

" apa yang anda lakukan?"

" bangunlah, sebelum saya melakukan hal yang lebih kasar" ujar Zayyan tanpa menatal ke arah Aisyah lalu turun dari ranjang itu dan berjalan ke arah pintu.

" saya capek dan tidak lapar. Maaf kalau saya membuat anda kesal. Tapi benar saya tidak mau makan. Jangan paksa saya" lirih Aisyah. Jujur dia tidak mau turun dari ranjang karena memang dia tidak punya tenaga untuk berjalan. Dan lirihan itu didengar oleh Yoga. Yoga merasa bersalah karena telah memaksa Aisyah. Dia tidak tau kalau Aisyah capek yang ada dalam pikiran hanya tak mau Aisyah kelaparan.

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang