43. Aisyah

254 19 0
                                    

Selain karena tak bisa menolak permintaan mamanya, Aisyah juga ingin tinggal lagi bersama dengan kakak dan kedua orang tuanya jadi untuk malam ini Zanna dan Zayyan hanya kembali berdua saja. Mereka tidak bisa memaksa Aisyah untuk kembali.

" Ya udah kalau gitu gue sama kak Zayyan pulang ya, lo hati-hati disini. Kalau ada apa-apa langsung aja hubungi gue atau kalau gak langsung telpon papa aja, gue pastiin papa akan langsung datang kesini karena dia gak akan diam kalau tau putri kesayangan di apa-apain sama orang lain" ujar Zanna menyindir seluruh keluarga Aisyah dia tidak peduli kalau salah satu atau semua mereka tersinggung meskipun dia sudah mendapatkan sikutan dari Zayyan

" Kamu tenang aja. Aku pasti akan hubungi papa. Terutama mama, mama pasti akan marah kalau tau aku gak ikut kamu pulang. Bantuin bujukkin mama ya?" Pinta Aisyah dengan penuh harap

" Ogah, Kan lo tau sendiri kalau mama ngambek gak bakal ampuh sama orang lain kecuali orang yang bikin dia ngambek turun tangan langsung"

" Ya udah kalau gitu, biar aku yang bujukkin kalau aku udah pulang. Sana pulang ntar kamu lagi yang dimarahin karena ini udah larut" suruh Aisyah mencoba meningkatkan Zanna tentang waktu yang sudah larut

" Benar, ayo kak pulang. Ntar mama marah lagi karena aku telah pulang. Bisa-bisa gagal kawin nih aku"

" Bahasanya Anna!" Tegur Aisyah

" Maaf, maaf. Ya udah aku pulang dulu" izin Zanna

" Biar aku antar"

" Gak usah, lo duduk aja. Gue sama kak Zayyan tau kok pintunya dimana?" Sinis Zanna yang rasanya tidak bisa untuk hanya berkata baik kepada Alifah

" Oh ya om, jagain saudara saya ya!" Kali ini Zanna tidak lagi berbicara dengan nada sinis melainkan dengan nada serak dan air mata berlinang  "Sejak dia jadi saudara saya dia selalu menampilkan senyum manis di wajahnya dan dengan hebatnya dia menyembunyikan tangisannya. Meski saat ini yang saya lihat dia mengeluarkan air mata, namun saya yakin kalau sekarang dia tengah berbahagia. Jadi saya harap om tetap mempertahankan kebahagiaan itu dalam hidup Aisyah karena untuk saat ini kalian adalah kebahagian utama nya" tambah Zanna sambil melihat kearah Aisyah yang juga menatap kearah Aisyah yang juga menatap kearahnya

" Gue pulang dulu. Baek-baek lo disini. Dan juga jangan lupa pulang!" Lagi-lagi Zanna mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak dia katakan tapi Zanna tidak peduli rasnya lidahnya begitu lincah mengatakan kata-kata itu tanpa memperdulikan apakah keluarga Aisyah tersinggung dengan kata-katanya

" Kamu tenang aja. Oh ya titip salam maaf ke mama papa karena aku tidak izin langsung sama mereka untuk nginap disini"

" Lo tenang aja. Mereka pasti paham kok kalau lo kangen sama orang tua kandung lo" jawab Zanna dengan senyum meyakinkan " gue pergi. Assalamualaikum" salam Zanna

" Waalaikumsalam" dibalas oleh Aisyah dan juga anggota keluarganya

" Kalau gitu saya juga pulang dulu" izin Zayyan yang sudah memutar tubuhnya dan melangkah pergi namun langkahnya berhenti saat mendengar mama Aisyah berbicara

" Terimakasih" lirih mama Aisyah. Zayyan yang mendengar itu memang menghentikan langkahnya namun tidak berani membalikkan badannya. Sesaat setelah itu dia kembali melangkah menyusul Zanna yang sudah tak terlihat lagi

Di dalam mobil saat perjalanan mengantar Zanna pulang ke rumahnya. Zanna tak henti-hentinya mencuri pandang kearah Zayyan
" Kalau ada yang mau dikatakan, katakan aja!" Seru Zayyan tanpa melihat kearah Zanna. Sejak awal dia sadar kalau Zanna sering melihat kearahnya

" Aku gak nyangka aja. Kalau aku punya sepupu seorang bajingan" ucap Zanna tanpa rasa bersalah
" padahal kak Zayyan yang aku kenal itu orang nya tak seperti itu tapi kenapa sekarang aku mendengar kalau dia itu pernah melecehkan seorang wanita sampai punya anak" tambah Zanna

Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang