Ucapan ijab kabul sudah terucap, sekarang Zanna sudah sah menjadi istri dari seorang Arfaaz. Aisyah ikut bahagia melihat kebahagian pasangan baru itu. Aisyah dan Azura berjalan mendekat kearah Faaz dan Zanna setelah mereka menanda tangani surat nikah dan sejenisnya.
" Selamat menempuh hidup baru Bunda Zanna dan Abi Faaz" ucap Aisyah seolah-olah menggantikan Azura yang bicara.
" Alhamdulillah, makasih, Ai. Makasih anaknya bunda. Cium bunda dulu saja" Pinta Zanna kepada Azura yang ada di gendongan Aisyah
" Gak mau nanti tepung di wajah bunda nempel di wajah Azura" tolak Azura yang membuat Zanna tambah gemas dengan anak Aisyah itu. Sedangkan Aisyah dan Faaz terkekeh mendengar ucapan polos dari Azura
" Kalau cium Abi mau?" Tanya Faaz kepada Azura. Azura tidak menolak bahkan dia merentangkan tangannya ingin di gendong oleh Faaz. Aisyah pun memberikan Azura kepada Faaz. Setelah Azura di gendongan Faaz Azura langung mencium pipi sebelah kanan Faaz " sayang Abi banyak-banyak" seru Azura
" Ai, anak lo ganjeng. Dia godain suami gue" rengek Zanna berpura-pura cemburu kepada Azura
" Ya udah sini, kamu peluknya sama aku aja" balas Aisyah merentangkan kedua tangannya dan langsung dipeluk oleh Zanna. Zanna sengaja melebih-lebihkan niat hati menggoda Azura
" Bunda, jangan peluk mama Azula!" Teriak Azura tidak suka dengan aksi yang dibuat-buat oleh Zanna
" Eh bocil. Mama Azura itu saudaranya bunda. Jadi suka-suka bunda mau peluk apa gak" ujar Zanna makin mengeratkan pelukannya ke Tubun Aisyah bahkan dia dengan sengaja mengecup kedua pipi Aisyah di depan Azura yang sudah mulai panas. Zanna tidak peduli kalau sekarang dia menjadi tontonan banyak orang, mengusik Azura adalah hal yang terpenting saat ini.
Sebagian orang yang menyadari tingkah Zanna dan ketiga orang lainnya malah terkekeh di mata mereka hal itu sangat menggemaskan apalagi saat melihat raut wajah kesal Azura. Berbeda dengan Zayyan yang cemburu melihat kedekatan Azura dengan orang yang dipanggilnya Abi itu. Lain lagi dengan tiga orang lainnya yang merasa iri dengan kedekatan mereka selain itu mereka merasa malu karena baru menyadari kalau Azura adalah bagian dari mereka. Siapa lagi kalau bukan kedua orang tua Aisyah dan juga kakaknya.
Hari ini hanya acara akad nikah karena pestanya akan di adakan esok harinya jadinya setelah acara akad nikah tidak ada lagi acara kecuali acara silaturahmi antar satu sama lain. Dan sekarang malam telah menjelang, dan semua orang yang berniat menginap sekarang sudah berada di dalam kamar penginapan di pesantren ini memang ada tempat untuk menginap yang ditujukan oleh keluarga santri yang jauh jadi tidak memungkinkan untuk balik dan penginapan juga hasil dari donatur pesantren.
Keluarga kandung Aisyah yang memang di minta untuk menginap sudah berada di dalam kamar mereka. Hanya ada mereka bertiga karena Aisyah tadi katanya mau bertemu dengan keluarga Faaz terlebih dahulu.
" assalamualaikum" salam Aisyah setelah mengerok pintu kamar yang memang tidak tertutup. Aisyah berjalan masuk ke dalam kamar dengan Azura
" Mama kita ngapain kesini?" Tanya Azura bingung kenapa mamanya masuk ke dalam kamar orang yang tidak mereka kenal
" Sini, duduk dekat mama!" Suruh Aisyah duduk di sebelahnya.
" Azula mau duduk di pelukan mama aja" ujar Azura yang sudah merangkak ke pelukan Aisyah, Aisyah pun tidak mempermasalahkan hal itu dia memeluk tubuh kecil putrinya itu agar tidak terjatuh
" Sayang, kenalin ini orang tua mama. Azura manggilnya kakek nenek ya" mulai Aisyah mengenalkan orang tuanya kepada Azura
" Kakek,nenek? Kan Azula udah punya ma"
" Iya sayang mulai hari ini. Anak mama akan punya dua kakek dan dua nenek. Gini aja, Azura panggilnya kakek mama dan nenek mama. Kalau yang satu lagi kakek bunda dan nenek bunda. Gimana? Kan senang tuh punya banyak kakek nenek"
" Yeee, Azula punya banyak kakek nenek"
" Ya udah sana, Salim sama kakek nenek!" Suruh Azura menurun Azura dari pangkuan nya. Azura yang disuruh pun tidak enggan melangkah mendekati orang tua nya.
" Nenek boleh meluk Azura?" Tanya sang mama kepada Azura. Azura yang mendapatkan pertanyaan itu segera melihat kearah mamanya untuk meminta izin. Aisyah pun menganggukkan kepalanya tanda iya memberikan Azura izin
Mama Aisyah langsung membawa tubuh kecil Azura ke dalam pelukannya. Saat sedang memeluk Azura, air matanya mengalir karena mengingat kesalahan yang dia lakukan pada saat Aisyah hamil Azura, bukannya menjaga dia malah membiarkan putri yang sedang ditimpa masalah menjauh dari dirinya.
" Nenek nangis?" Tanya Azura karena menyadari dari gerak tubuh neneknya itu yang bergetar. Azura menjauhkan tubuhnya dan melihat kearah wajah sang nenek dan dengan spontan dia menghapus air mata yang mengalir di wajah neneknya "Azula nakal yang makanya nenek nangis?"
Sang nenek tersenyum sambil menggeleng kepalanya " gak sayang, nenek bahagia karena bisa ketemu sama cucu nenek yang cantik ini" ucapnya sambil mengecup pipi sebelah kanan Azura
" Nenek aneh kayak mama. Padahal kata bunda kalau bahagia itu ketawa bukan nangis" ucap Azura polos melontarkan kata-kata yang seharusnya tidak dikatakan oleh anak kecil. Bukannya kesal atau marah mama Aisyah malah terkekeh mendengar ucapan cucunya itu.
Aisyah yang merasa tak seharusnya Azura berbicara seperti itu mendekati putrinya itu " maafin Azura ma" lirih Aisyah merasa bersalah
" Gak papa nak"
" Azura dengar mama, gak boleh ngomong kayak gitu. Gak bagus. Dengar!"
" Maaf ma"
" Mama maafin, lain Kalai jangan kayak gitu lagi. Oh iya, mama belum ngenalin kakak mama ke Azura" seru Aisyah sambil melirik kearah kakaknya " kenalin ini tante Alifah, sana Salim sama tante sayang!" Suruh Aisyah.
Azura menggelengkan kepalanya
" Gak mau" tolak Azura" Eh, gak boleh gitu!"
" Azula bilang gak mau ma. Tadi Azula lihat tante itu dekatin om papa. Bunda bilang jangan mau di dekatin sama tante yang mau lebut om papa kalena nanti om papa gak bisa jadi papa Azula" seru Azura menjelaskan alasan kenapa dia gak mau Salim sama Alifah
" Ya Allah, kamu itu kenapa sih banyak belajar dari bunda kamu? Udah tau ajaran bunda kamu itu gak ada yang benar" keluh Aisyah yang merasa kesal kepada anaknya dan juga Zanna yang mengajarkan hal yang belum sepatutnya untuk di ajarkan kepada Azura
Alifah yang sama hal dengan orang tuanya merasa gemas dengan ucapan Azura. Sedikit melangkahkan sekarang dia sudah ada di depan Azura dengan mensejajarkan tingginya mereka " tante gak akan rebut om papa kamu kok. Malahan tante yang akan membantu kamu agar om papa bisa jadi papa kamu" ujar Alifah yang langsung bisa mengubah mood Azura
" Benalan tante?" Tanya Azura dengan mata berbinar " gimana calanya bial om papa bisa jadi papa Azula?" Antusias Azura bertanya kepada Alifah saat mendapatkan anggukkan kepada dari Alifah
" Sering aja om papa dan mama Azura jalan. Tante jamin nanti nanti om papa akan jadi papa Azura" jelas Alifah
" Kakak ngomong apaan sih? Jangan ngajarin Azura kayak gitu. Kakak ini sama aja kayak Zanna. Ngajarin anak aku hal yang tidak benar" gerutu Aisyah
" Oh iya satu lagi. Mulai hari ini jangan manggil om papa tapi panggil papa biar cepat jadi papa" tambah Alifah yang tidak memperdulikan gerutuan adikmu itu. Alifah tersenyum bahagia saat yakin kalau Azura memahami apa yang dia katakan. Dan satu lagi dia merasa senang karena bisa membantu orang yang sering kali dia panggil bos itu bisa mencapai keinginan untuk bisa dekat dengan Aisyah. Bukannya jahat tidak memikirkan perasaan Aisyah tapi dia yakin kalau Zayyan bisa menjamin kebahagiaan Aisyah kelak meskipun harus banyak tantangan menjelang hal itu terjadi
@chie_vaichy
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah
SpiritualFollow dulu sebelum membaca Aisyah 09 November 2021 14-04-2022 Rank of Spritual {01} 25-04-2022 Rank of kesedihan {01} 01-05-2022 Rank of Religi {04} Masa depannya yang di mulai dari niatnya yang ingin menolong kakaknya hingga berakhir berkorban de...