54. Yaka dan Kepulangan

69 51 1
                                    

Hallo, ketemu lagi!

Sebelum baca kasih bintang dulu, ya.

Follow instagram @ceritanora dan follow juga wp ini!

Kuatin dulu hatinya, ya.

Selamat membaca

Dari Fayre dan Yaka

Dari Fayre dan Yaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedai Romansa tampak lenggang dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedai Romansa tampak lenggang dari biasanya. Tak ada yang berubah, sudah tahun ketiga menjelajah setiap sisi kafe yang sejak dulu menjadi favorit, semua tetap sama. Usai melirik kumpulan kertas tempel di papan belakang itu, fokus pandangnya teralih pada gadis manis yang sedang membaca buku persiapan ujian. Diamati, semakin lama, semakin terlihat cantik.

"Dijepit dulu rambutnya, ganggu kamu lagi baca." Ia menyodorkan jepitan bermotif pita. Nandita tidak menghiraukan, tetap diam dan biarkan. "Aku bantu ya, Nan?"

"Bisa sendiri, Yaka!" Nandita tahu ia tidak akan berhenti mengganggunya. Biar Nandita sudahi dengan menyambar jepitan itu lantas menjepit surainya yang memang sudah harus dipotong.

Hatinya keras kembali.

"Cantik." Yaka bahagia, tentu saja. Nandita mau menerima pemberiannya meski caranya kurang sempurna. Tapi tidak apa, ada Yaka yang menyempurnakan. Buktinya, Yaka pelan membenarkan jepitan yang agak miring itu. Nandita semakin cantik mengenakannya.

Nandita bergeming. Buku lebih indah dari Yaka yang sedang duduk berhadapan dengannya dan memandanginya secara berlebihan.

"Jangan gila!"

"Aku sedang jatuh cinta Nan, dan cinta itu yang membuatku seperti orang gila. Berarti aku jadi orang gila karena cinta. Kalau sudah begini, kamu juga belum percaya kalau aku mencintamu, Nan?"

"Terus saja berbicara, aku nggak mau mendengar."

"Kamu punya dua telinga normal, Nan. Mau ditutup serapat apa pun juga masih dengar."

"Aku berpura-pura nggaj dengar."

"Kamu mendengarnya, Nan."

"Aku nggak mau tahu."

You're Not Alone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang