29. Yaka dan Keberangkatan

36 29 0
                                    

Hallo ketemu lagi di hari Jumat:)

Spam komen kalau kamu suka sama cerita ini

Di sini juga

Boleh follow instagram @ceritanora dan follow wp juga, ya!

Selamat membaca

Yaka dan Fayre

Yaka dan Fayre

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarau mengeringkan dada yang berdarah-darah tempo lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarau mengeringkan dada yang berdarah-darah tempo lalu. Sudah lebih baik. Mereda walau terkadang berdenyut nyeri ketika sosok bayang terpatri di balik tirai jendela. Tiga bulan berlalu, awal tahun telah sampai. Angsana sudah kehilangan musim gugur, tapi ia masih memungut sisa bunga yang rontok. Menatanya kembali, sedikit egois memaksa untuk kembali seperti semula. Cintanya masih sama, masih menggebu, walau kadang terjatuh dalam langkah. Tapi ia tetap mengambilnya lagi.

Musim penghujan datang kembali. Menyirami air sejuk di ujung jiwa yang sempat terluka. Halaman kehidupan dimulai di bulan awal, Januari. Ini lembar ke-20 dari 365 yang masih saja redup seperti hari di tahun lalu.

"Jadi berangkat hari ini?"

"Sore nanti aku bakal berangkat. Jaga dia ya, jangan ditinggal, ditemani."

"Jangan lama-lama di sana, kalau sudah selesai langsung pulang. Aku mendoakanmu."

"Dua minggu, ya? Habis itu langsung pulang."

Dua pasang langkah menghabiskan pagi di perjalanan menuju tanggul. Melukis senyum bahagia sekaligus salam perpisahan.

"Yogyakarta, jauh dari Jakarta. Kota kedamaian. Ingat pulang ya, Ka."

"Kota kita menyebalkan Fay, tapi aku nggak mau meninggalkan Jakarta. Ada banyak kisah yang belum aku selesaikan di sini, masih ingin meniti hidup yang panjang, sampai nanti."

"Bilangnya mau berkelana, tapi nggak mau lepasin Jakarta."

"Kalau nggak sama dia, sudah nggak ada artinya. Aku maunya kita yang sepadan, bukan aku dan dia yang sepihak. Kenyataannya sampai sekarang, aku masih saja nggak tahu. Nggak tahu apa-apa."

You're Not Alone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang