Minggunya ditemenin Galla dan Nandita
Yuk temenin mereka balik dengan vote dan komen, ya
Follow instagram @ceritanora dan follow wp juga
Selamat membaca
Galla dan Nandita
"Mikir apa, sih? Dari tadi melamun mulu. Mikir Putri Biru yang sudah lama nggak kirim surat?"
Hening terpecah ketika Sabian memulai obrolan. Pendingin ruangan studio menusuk tulang tetapi pemuda ini menyukainya. Namun terlalu dingin, ditambah suasana yang sepi, bulu kuduk meremang dibuatnya. Bukan, bukan karena hantu. Hanya saja, saling diam padahal berdua itu lebih menyeramkan.
Rekaman sudah usai dari tadi. Biasanya, Galla akan bercerita banyak hal menemani Kakak yang sedang menyunting. Tapi kali ini, ia lebih banyak diam dengan headphone hitam melingkar di lehernya.
"Galla ...."
"Kenapa? Jelek, ya, rekamannya?"
Walau headphone dengan suara khas memenuhi gendang telinga, sayup-sayup Sabian masih bisa menyambung topik dengan Galla. "Kapan pernah jelek? Pendengar pertama ini akan kasih penilaian eksklusif."
Tawa kecilnya menyembul, ada-ada saja.
"Kamu jatuh cinta, Gal?" duga Sabian langsung.
"Enggak, Kak."
"Terus ngapain dari tadi diam mulu?"
"Putri Biru sudah nggak bakal kirim surat lagi."
"Merindukan?"
"Ya, boleh dibilang."
Klik
Episode malam ini baru saja dipublikasikan. Kursi putar Sabian mainkan sejenak sampai akhirnya memandang Galla seutuhnya. "Kakak tahu Putri Biru itu siapa. Pemberi nama Bola Planet, Nandita." Senyumnya muncul teringat kejadian beberapa waktu lalu.
"Dari mana Kakak tahu?"
"Di kedai. Waktu dia masih bimbingan kompetisi, terus masuk kerja terlambat, hati lembutnya minta maaf berulang kali sama Kakak. Mukanya capek banget, tapi tetap teguh buat bekerja. Kakak samperin, kasih satu coklat yang Galla minta buat disediakan di kedai. Antusiasnya merekah sambil menyebut Bola Planet. Dari situ Kakak tahu siapa yang memberi kamu coklat, dan cerita Putri Biru yang ternyata Nandita yang memasukkan surat ke dalam kotak kaca."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Not Alone (END)
Teen FictionA Blue Story by Nora "Jika kita saling menggenggam, maka aku tidak menemukan alasan takut sendiri." Entah mana yang lebih menyakitkan, sendiri atau dicintai. Katanya cinta akan menghidupkan yang semula telah lama hilang. Tapi cinta itu mematikan, k...