31. Nandita dan Kontrak Kerja

40 30 0
                                    

Update-nya malem, tapi masih Selasa, kok ehe

Mana sini kumpul pasukan!!!

Follow instagram @ceritanora dan Follow wp juga ya

Selamat membaca

Galla dan Nandita

Galla dan Nandita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu bohong!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu bohong!"

Di stasiun, seorang gadis merajuk layaknya anak kecil. Menagih janji yang sempat diingkari pada sosok jangkung yang mengulas senyum. Baru turun dari kereta, rindu Jakarta terbalaskan. Apalagi sambutan dari dua perempuan ini.

"Kan, sudah aku hubungi kalau Ibu sama Adek nyusul ke sana waktu Ayah bilang dapat dispensasi seminggu, malah liburan di sana. Maaf, ya?"

"Nggak kecantol sama Yogyakarta?"

"Buktinya aku pulang, Fay."

Obrolan mereka terlampau hangat daripada obrolan bersama Nandita yang cenderung ketus dan sering memarahinya.

"Gimana kabarnya?" tanya Fayre.

"Nih ... keren, kan?" Sumringah sekali Yaka memamerkan medali perak. "Juara dua."

Sorak riang Fayre dan Nandita mengudara. Semesta mendengar doanya, Yaka pulang membawa kabar baik.

"Nggak juara satu?" Fayre menyayangkan.

"Bagiku, aku sudah jadi juara untuk diriku, Fay."

"Keren."

"Selamat, ya." Nandita menyalami Yaka memamerkan senyum.

"Perayaan hari ini, aku traktir makan rendang, yuk!"

"Nggak, kamu pulang dulu. Baru sampai, pasti capek."

"Melihatmu, sudah mengisi energi." Sambil melirik Nandita walau perempuan itu mengabaikan. "Cinta."

Agak nakal dan kurang sopan. Koper ia titipkan Ayah untuk dibawa pulang. Sedangkan ia malah membuat perayaan di kedai yang kali pertama ia kunjungi.

You're Not Alone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang