Halo ketemu lagi di hari Minggu ehe
Absen dulu
Masih semangat baca You're Not Alone? Kasih persentasenya dong.
Jangan lupa follow wp ini biar kedepannya nggak ketinggalan cerita baruku dan follow juga instagram @ceritanora dan kenalan di sana.
Selamat membaca:)
Danial
***
Mimpi Nandita sangat sederhana. Ibu menginginkannya masuk universitas negeri terbaik di kota. Sedikit menuntut, tapi demi kebaikan masa depan keluarganya. Setiap hari belajar keras dan Yaka tahu itu. Ketika berkunjung ke kedai Romansa, ia menemukan catatan tempel yang khas tulisan Nandita. Itu impiannya.
"Ayah, boleh aku tahu siapa perwakilan seleksi kompetisi dari kelas 2A2?"Ruang guru terasa dingin bukan hanya karena AC, melainkan refleks reaksi tubuh Yaka yang menandakan ia sedang gugup. Berhadapan dengan wali kelas 2A2 walau guru itu adalah ayahnya sendiri, Yaka tetap saja agak gemetar. Untung ia kemari saat jam istirahat jadi guru-guru lain sedang keluar. Tersisa ayahnya seorang, duduk di meja paling belakang.
"Buat apa? Kamu sudah terpilih jadi persiapkan diri dari sekarang," tanggapnya.
"Aku punya rekomendasi temanku yang lebih baik kalau Ayah bukan milih dia untuk maju seleksi nanti."
"Yang guru di sini Ayah atau kamu, Yaka? Mana yang lebih paham kemampuan anak didiknya?"
Yaka mendengus kesal. Segenap keberaniannya mengacak-acak meja kerja ayahnya itu. Mencari lembar formulir anak didik pilihannya. Pak Reno sudah melarangnya agar tidak membuat keributan, tapi Yaka tetap bersikukuh dan tidak peduli bila kepergok guru lain.
"Yaka hentikan!"
"Ayah belum kasih tahu aku!"
"Yaka!" Terakhir, Pak Reno menghentakkan tangan Yaka agar berhenti.
"Yah, kasih tahu aku. Janji aku nggak akan koar-koar. Ya, Yah?" pinta Yaka penuh harap.
Pak Reno menggeleng pelan. Masih agak kesal ia menunjukkan formulir siswanya. "Rania Fatika, kelas 2A2, peringkat pertama sejak tahun pertama dan ada pengalaman dari bangku Sekolah Menengah Pertama."
Yaka memandangi kertas itu seolah tidak terima. "Apa potensi anak ini, Yah? Bagaimana kalau dia juara pertama cuma hasil menyontek? Yah, pilih yang lain, biar kelas Ayah ada yang maju mewakili kompetisi."
"Ayah sudah memutuskan. Kemampuan berhitungnya menyaingi kamu. Jadi Ayah minta kamu belajar yang benar buat bersaing sama dia."
"Ayah pengin nggak kelasnya terpilih? Ayah sudah tahu dia pintar berhitung dan anak Ayah sendiri punya kemampuan itu. Kalau nanti aku kalahkan, peluang kelas Ayah terpilih cuma sedikit." Yaka masih merayu Pak Reno agar pikirannya goyah dan berubah. Walau begitu, Pak Reno membenarkan pemikiran anaknya. "Cari data rata-rata nilai Nandita Citraloka, bandingkan dengan nilai Rania, lalu Ayah pertimbangkan pemilihannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Not Alone (END)
Teen FictionA Blue Story by Nora "Jika kita saling menggenggam, maka aku tidak menemukan alasan takut sendiri." Entah mana yang lebih menyakitkan, sendiri atau dicintai. Katanya cinta akan menghidupkan yang semula telah lama hilang. Tapi cinta itu mematikan, k...