15 bagian sebelum selesai, dimulai dari sekarang!
Semoga 15 hari juga bisa update teratur:)
Yuk tekan bintangnya dulu, follow instagram @ceritanora dan follow wp juga, ya!
Selamat membaca
Dari Galla dan Nandita
Dalam diam ia terbang dalam khayal. Teringat sebuah juang dahulu, saat awal-awal ia memutuskan untuk menjadi seorang penyiar. Seorang anak muda yang kehilangan masa mudanya, juga seorang remaja buta yang tidak punya banyak mimpi.Nandita alasannya, ia benar-benar dijadikan sebuah alasan untuk berani melangkah maju.
"Sudah siap?"
"Kak, apa ini Galla?" Cermin menampilkan pantulan dirinya secara utuh walau ia sendiri masih sama, kosong.
"Itu dirimu, Gal. Itu benar dirimu."
Rasanya ini bukan Galla. Ia bahkan berani menginjak bara keraguan paling panas akan diri sendiri. Ah tidak, lebih tepatnya ketidakpercayaan.
"Kamu adalah pemimpi di bawah sinar bulan yang tak henti menengadah dan melayangkan harap pada semesta, kamu adalah seorang pemimpi tangguh yang merelakan banyak malam terjaga untuk niat baikmu." Sabian mengikis jarak sembari mematri senyum. "Sekarang, sudah sewajarnya manusia kenal setimpal, Gal. Semesta memberimu hadiah."
Tidak lebih dari sekadar teman dari jauh di sana, menghidupkan perasaan-perasaan biru yang hampir mati, ia adalah teman, ia butuh teman, dan kita berteman. Setelah ini, kisah dan teman tidak hanya lewat suara saja, tapi juga lewat visual untuk mereka yang punya penglihatan baik.
Mata yang kosong itu perlahan berembun. Menghampiri sang Kakak yang langsung menghadiahinya sebuah pelukan. "Kamu sudah menjadi orang berhasil, Gal. Kakak bangga padamu. Ingat pesan Kakak sejak dulu, jangan pernah lupa dengan orang-orang disekelilingmu yang selalu menyertaimu kala sedang berjuang, menemanimu, menyemangatimu saat jatuh. Kamu harus ingat."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Not Alone (END)
Teen FictionA Blue Story by Nora "Jika kita saling menggenggam, maka aku tidak menemukan alasan takut sendiri." Entah mana yang lebih menyakitkan, sendiri atau dicintai. Katanya cinta akan menghidupkan yang semula telah lama hilang. Tapi cinta itu mematikan, k...