11. Yaka, Nandita, dan Satu Hari

87 72 2
                                    

Selasa dateng, ketemu lagi:)

Absen dulu

Menurut kamu, You're Not Alone itu gimana, sih?

Yuk follow ig @ceritanora dan follow wp juga, ya.

Happy reading!

Nandita dan Yaka

Nandita dan Yaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Nan, ke halte depan dong. Aku habis jatuh di jalan, kakiku terluka, mau beli obat sudah kaku banget ini. Tolong aku, Nandita."

"Di sana ada orang, kan? Bisa minta tolong. Aku sibuk Fay, mengerjakan set soal."

Tak terlalu dipusingkan meskipun rasa khawatir tetap ada. Nandita tidak punya banyak waktu sekarang. Dalam sehari, Nandita membaginya secara baik-baik. Lebih dikatakan memaksa bagaimana supaya kegiatan dalam sehari yang ia rencanakan sebelumnya bisa terlaksana.

Tiga hari lagi ujian seleksi akan diadakan. Kemampuan Nandita bukan kemampuan jenius seperti yang dimiliki anak-anak olimpiade lainnya. Butuh persiapan lama. Mulai dari materi Biologi paling mendasar sampai setara tingkat kuliah Nandita pelajari secara bertahap. Walaupun hanya seleksi dengan murid satu angkatan, soal yang diberikan sudah bukan lagi soal seperti kegiatan belajar setiap hari. Kepercayaan yang diberikan kepadanya adalah anugerah. Nandita harus semangat, melewati hari-hari melelahkan dan menyambut hari bangga kelak.

"Nggak ada orang di sini, sama sekali nggak ada. Tolong Nan, darahnya banyak banget, rasanya kaku."

Rintihan di seberang sana menggoyahkan Nandita. Perempuan paling tidak tegaan dengan orang lain, apalagi orang terdekat. Pena ia letakkan dan buku-buku ia tutup kembali. Mengambil ransel kecil dan ponsel lalu Nandita keluar untuk memastikan kondisi Fayre.

Sesampainya di halte, Nandita tidak melihat keberadaan Fayre. Ia mencarinya disekeliling, tapi tidak ada. Bahkan Nandita memanggilnya cukup keras, meneriaki keberadaan Fayre namun tetap saja hening. Semakin cemas, semakin khawatir Nandita memikirkannya. Nandita mendekat ke arah seseorang yang memejamkan mata bersandar di sisi halte dengan tangan bersedekap.

You're Not Alone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang