12. Yaka dan Perasaan

76 68 1
                                    

Hari nggak kerasa jumat udah dateng aja nih....

Pembaca You're Not Alone dari mana aja nih? Siapa tahu kita samaan hihi

Follow instagram @ceritanora dan follow wp juga yaa

Semangat ikutin You're Not Alone dan selamat membaca:)

Yaka

Yaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kelas kosong karena guru pengajar sedang kepentingan mendadak menyebabkan Nandita pergi ke perpustakaan seorang diri. Ruang kelas terlalu ramai dan memecahkan konsentrasinya mengerjakan latihan soal. Pagi tadi seharusnya ia sudah menyerahkan hasil pekerjaannya, tapi karena semalam belum rampung jadi ia lanjutkan di sekolah.

Hening menyelimuti layaknya ruang paling tenang, dan Nandita menyukainya. Bertopang dagu berteman pena melukis aksara di atas lembar putih. Sangat hening sampai suara tumpukan buku terjatuh dan menimbulkan bunyi sangat keras telah mengagetkannya. Nandita menoleh ke belakang tampak punggung laki-laki terlihat sedang memberesi buku-buku itu. Model sepatu hitam yang selalu terlihat mengkilap dan nyaris tanpa noda menunjukkan kedisiplinannya sebagai siswa beserta gaya rambut two block berwarna agak kecoklatan dan itu memang warna asli membuat Nandita mengenalnya walau hanya melihatnya dari belakang. Ia berbalik mengembalikan buku pada rak masing-masing. Kala itu dua pasang netra saling menjatuhkan pandangan. Cukup lama sampai Nandita mengakhiri lebih dulu.

Langkah kaki kian mendekat sadar akan siapa yang ia temui. Tanpa meminta izin terduduk di bangku samping Nandita. "Belum selesai?" tanyanya melihat latihan soal yang belum juga usai dikerjakan.

"Urusanku."

"Sepertinya ada yang mulai jadi anak ambis, nih. Sebentar lagi sekolah gempar karena peringkat pertama paralelku tergeser."

"Kalau ke sini cuma mau berisik, mending pergi." Terlampau kesal meladeni orang yang senang sekali mapan.

"Kamu sih Nan, meruntuhkan niat awalku ke sini."

"Makanya pergi. Buang-buang waktu. Toh, di sini sudah nggak perlu."

"Selama sama kamu, nggak buang-buang waktu, kok."

"Yaka!"

"Iya ini belajar, jadi ada perlu." Satu buku tebal Yaka tarik dan buka asal. Lebih baik begitu, menahan Nandita untuk tidak beranjak karena kekesalannya. Alih-alih mendalami materi betulan, Yaka justru nyaman bertopang dagu dan memerhatikan raut serius Nandita. Sudut bibirnya terangkat sempurna sampai akhirnya sadar lingkaran hitam di area mata Nandita.

"Peringkat satu paralel nggak usah sombong. Mentang-mentang sudah unggul terus abai belajar. Nanti kalau sekolah gempar karenaku, nggak ada yang tanggung jawab sama hidup kamu yang mengenaskan."

"Kamu memedulikanku?"

"Merepotkan."

"Nandita kurang tidur, ya? Istirahat kurang dari lima jam bikin kamu nggak konsentrasi, lesu, capek, bawaannya murung mulu."

You're Not Alone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang