Hai!
Boleh tekan bintangnya dulu sebelum baca. Boleh juga follow instagram @ceritanora dan follow wp juga🥺
Selamat membaca
Dari Galla dan Sabian
Di kantor ada kabar mendadak bahwa mesti ada berkas yang diperbaiki dan hal yang perlu dibahas karena kantor dari Shenzhen tiba-tiba menarik persetujuan atas beberapa kebijakan yang tertanda di surat kontrak. Sebelumnya ia sudah meminta izin kepada direktur sehari karena badannya kurang sehat, tetapi persoalan itu tidak bisa ditinggalkan dan menyangkut masa depan perusahaan. Pagi buta ia berangkat dan mengadakan rapat dadakan yang diusahakan semua pihak hadir. Rapat ini berlangsung cepat karena di rumah ada hal yang lebih penting diurus. Mungkin kesepakatan yang dicapai belum maksimal, lebih disebut cukup membendung dulu, dan meminta direktur menjaga seluruh keamanan kantor, memastikan menjaga hubungan baik dengan perusahaan teknologi Tiongkok, jangan sampai hubungan ini hancur sebab nanti Mama ikut hancur pula.
Rencananya, bersama Perusahaan Braille Technology, akan mendirikan sebuah teknologi buku elektronik bagi penyandang tunanetra. Mama menanam mimpi itu karena ingin mengembangkan dunia literasi penyandang tunanetra. Teknologi dalam belum mumpuni dikerjakan seorang diri, maka ia menjalin kerja sama dengan perusahaan luar. Kalau berhasil, Galla sendiri yang akan menjadi uji coba produk pertama. Di sana Mama bekerja keras menggarap. Lalu saat Mama memutuskan pulang, pihak sana menghubungi terkait perjanjian kontrak, yang disesali mengapa tidak dipertanyakan sewaktu Mama di sana.
"Gal, ayo katanya mau main ke lokasi syuting. Kakak pulang cepat hari ini." Suara Sabian menjelajah isi rumah mengabaikan kepalanya yang pening dan suhu tubuhnya yang meningkat. Ia tidak boleh melakukan kesalahan lagi sampai membuat Galla semakin terluka.
"Galla?"
Tidak ada sahutan. Kakinya melangkah lebar membuka pintu kamar, studio, dapur, semua dijelajah tetapi tidak menemukan keberadaannya. Teringat kalimat pamit tadi malam. Sabian tidak mau terlambat. Dengan sisa-sisa tenaga ia langsung ke luar rumah dan mencari Galla ke tempat-tempat yang mungkin pernah dikunjungi. Atau, ia akan berat hati menyerah bila Galla pergi ke tempat baru. Sabian tidak ingin sesak membentuk bukit-bukit lebih tinggi di hati. Setidaknya jangan sekarang, nanti saja kalau sudah agak mereda.
Musim hujan membawa rintik kesulitan.
Sambil menuju tempat parkir mobil, Sabian menelepon Mama berkali-kali tetapi tidak diangkat. Mungkin Mama berada di pesawat dan tidak boleh mengoperasikan ponselnya. Ia berdecak, lantas mengirimkan pesan untuk Mama.
Mama cepat pulang.
Ingin sekali melanjutkan, Galla pergi bersama keping yang pernah diharapkannya. Tetapi tidak teguh untuk dikatakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Not Alone (END)
Teen FictionA Blue Story by Nora "Jika kita saling menggenggam, maka aku tidak menemukan alasan takut sendiri." Entah mana yang lebih menyakitkan, sendiri atau dicintai. Katanya cinta akan menghidupkan yang semula telah lama hilang. Tapi cinta itu mematikan, k...