17. Galla dan Rindu

96 54 0
                                    

Hola ketemu lagi di Selasa

Sebelum baca boleh dong tinggalin jejaknya dulu...

Jangan lupa follow instagram @ceritanora dan follow wp juga ya.

Selamat membaca

Galla

Rindu di ujung hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindu di ujung hati. Hati kecil yang mengharap temu padahal yang dinanti tidak tahu jelas kapan akan kembali. Ia akan kembali, akan. Untuk pulang. Hanya saja waktu bukan menjadi alasan atas jawaban, sebab kepulangannya bukan bergantung pada detik.

Siang hari yang sepi. Menunggu langkah kaki melewati ambang pintu masuk lalu kalimat sapaan dilayangkan untuknya, tetapi tidak ada. Siang hari yang panas, hanya itu. Tersisa kenangan momen waktu itu, tidak akan ada habisnya. Menyelami sebiji Bola Planet dengan perasaan, menjadi candu. Awalnya cukup sampai disimpan dan dirasakan, tapi lama-kelamaan dorongan akibat rasa penasaran kala itu telah mengantarkan Galla membuka coklat tersebut.

"Kakak itu kalau senyum mirip sama Bola Planet. Nanti kalau lagi murung, ingat, ya."

Sesederhana kalimat dari perempuan kecil berhati lembut, sesederhana kalimat itu ia berikan untuknya. Perempuan yang kian hari kian memenuhi pikirannya, tentang seperti apa dia?

Sebiji coklat bundar berwarna oranye bercampur coklat dan garis-garis putih layaknya garis atmosfer seperti Planet Jupiter ia rasakan. Lembut di mulut dan rasanya menenangkan yang semula berantakan. Apa yang spesial? Karena memang coklat adalah makanan pengembali suasana hati, atau karena si Pemberi? Bahkan Galla sendiri tidak mengerti pasti.

"Bagaimana rasanya?"

Seseorang datang membawa setumpuk amplop beraneka ragam warna. Ia menyerahkannya pada Galla, ia yang meminta.

"Manis."

"Jadi, sudah tahu maksud kalimatnya?"

Sekali lagi, ia ingat kembali.

"Kakak itu kalau senyum mirip sama Bola Planet. Nanti kalau lagi murung, ingat, ya."

Tanpa sadar sudut bibirnya terangkat, tersenyum tipis dan ... manis.

Gundah perlahan memudar.

Bila ia raba kembali wadah bekas coklat tadi, sepertinya tidak asing. Ia pernah memegang benda serupa ini. Di mana pastinya, ia agak lupa. Sampai, teringat suatu hal.

Lepas pertemuan singkat kala itu, di akhir Juni yang penuh rinai hujan. Selepas reda merenggutnya untuk pulang, ketika kata terakhirnya terlontar lalu dihadapkan perpisahan, ia merasa tidak mau mengakhiri jumpa itu.

Mobil menepi, mengantarkannya ke kedai makanan manis. Kedai luas dipenuhi berbagai macam coklat dan permen. Ia pikir semua perempuan menyukai makanan manis, termasuk dia. Coklat manis pengembali suasana hati. Sebagai teman orang-orang sedih, Galla rasa coklat adalah makanan yang cocok. Ia membelikan banyak sekali jenis coklat dan makanan manis lain. Karena biru tidak mengenal waktu. Jauh di sana Galla juga berharap semua baik. Tapi yang baik kadang harus dilalui biru. Jadi coklat dibutuhkan orang hidup berperasaan.

You're Not Alone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang