14. Galla dan Malam

120 60 0
                                    

Selasa ya, halo!

Bagian apa sih, yang kamu sukai dari You're Not Alone?

Yuk bareng-bareng dukung cerita ini dengan vote dan komen, frens!

Follow akun wattpad ini dan follow juga instagram @ceritanora

Selamat membaca

Galla

Ruang makan terasa hampa begitu seterusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang makan terasa hampa begitu seterusnya. Hari-hari sepi bahkan rumah yang seharusnya membawa kehangatan telah runtuh dihantam ego. Rumahnya telah hilang, sejak dulu. Sejak dulu tidak ditemukan dan ia tidak punya rumah.

Ia menitipkan dirinya pada semesta. Pada gelap yang tidak mengenal terang. Hanya perasaannya yang hidup. Perasaannya yang membawa cahaya walau redup. Di bawah naungan atap mewah berkedok pilu ia melindungi dirinya dari terpaan panas dan hujan. Ya, harta dunia adalah hal paling tidak berguna. Dan ia membencinya.

"Sepertinya Kakak perlu buat museum mini buat menyimpan benda itu. Surat Putri Biru yang kamu monumenkan dalam kotak kaca itu kesepian, butuh teman."

Bola Planet tak luput dari genggamannya. Ia mainkan, ia rasakan permukaannya sampai-sampai senyum memesonanya terukir setiap waktu.

"Museum itu punyaku, Kakak cuma membantu mendekorasinya."

"Jadi ditambahkan?"

Anggukan semangat, penuh binar.

"Tapi itu makanan, Gal."

"Oh, ya?" Ia benar-benar terkejut akan ketidaktahuannya. "Dia bilang ini bola, namanya Bola Planet."

Kalau saja air putih pereda sedak menghilang, mungkin Sabian telah mati mengenaskan. "Itu coklat yang bentuknya bulat dengan desain warna planet di permukaan luarnya, Galla. Sebiji coklat sangat menyedihkan kalau kamu bersikukuh menyimpannya dalam kotak kaca. Pemberi menaruh harapan ketika kamu memakannya, bukan untuk disimpan. Nanti sia-sia bila coklat itu menjamur dalam kotak, harapnya hilang."

Bola Planet? Dari mana ia mendapat nama selucu itu? Tanpa sadar tawa kecilnya menyembul.

"Katanya Bola Planet ada hubungannya sama senyumanku. Kakak tahu?"

"Kalau Mama pulang pasti akan jadi kabar paling menyenangkan."

"Maksud Kakak?"

"Dimakan dulu coklatnya."

"Katanya juga cuma boleh dimakan kalau aku lagi murung. Sekarang, kan, Galla lagi bahagia. Mana mungkin bisa Galla makan."

"Kamu terlalu sayang sama coklat itu makanya nggak tega buat makan. Nunggu kamu murung pun Kakak juga nggak yakin kamu mau menyantapnya." 

"Jelasin dulu hubungannya sama Galla apa?"

"Dimakan dulu coklatnya."

"Jelasin hubungannya sama Galla apa?"

You're Not Alone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang